Mayoritas Generasi Muda Inggris Menganggap Negara Israel Seharusnya Tidak Ada, Hasil Poling UnHerd
Sebagian besar generasi muda di Inggris menganggap Negara Israel tidak seharusnya ada.
Penulis: Muhammad Barir
Sebagian Besar Generasi Muda Inggris Menganggap Negara Israel Tidak Seharusnya Ada, Poling UnHerd
TRIBUNNEWS.COM- Sebagian besar generasi muda di Inggris menganggap Negara Israel tidak seharusnya ada.
Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa 54 persen peserta menentang keberadaan Negara Israel, sementara hanya 21 persen yang mendukungnya.
Mayoritas anak muda Inggris percaya bahwa Israel “seharusnya tidak ada” setelah pemboman brutal Tentara Israel di Jalur Gaza, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh UnHerd.
Penemuan awal dari survei khusus terhadap 1.012 pemilih mengenai kebijakan luar negeri, yang dilakukan oleh Focaldata, mengungkapkan bahwa 54 persen individu berusia 18 hingga 24 tahun menganggap keberadaan negara Israel tidak beralasan.
Hanya 21 persen yang berpendapat sebaliknya.
Penemuan ini sejalan dengan survei UnHerd sebelumnya mengenai subjek yang sama.
Dalam pertanyaan terpisah, generasi muda Inggris juga diminta untuk menyebutkan siapa yang perlu bertanggung jawab atas pemicu perang di Gaza.
Setengah dari peserta atau sebagian besar generasi muda Inggris menunjuk yang harus bertanggung jawab atas perang di Gaza adalah pemerintah Israel.
Seperempatnya mengidentifikasi Hamas.
Dan 19 persen merasa bahwa keduanya sama-sama harus bertanggung jawab.
Mayoritas warga Inggris juga merasa bahwa Inggris harus menarik diri dari keterlibatannya dalam perang tersebut.
Dari responden yang disurvei, 27 persen mendukung sikap yang lebih tegas terhadap Israel.
Sementara 12 persen menyarankan pendekatan yang lebih keras terhadap Palestina. Namun, 35 persen responden percaya bahwa Inggris sebaiknya tidak mengambil peran apa pun dalam konflik tersebut.
Demikian pula, dukungan terhadap kampanye genosida Israel di Jalur Gaza telah sangat berkurang di Amerika selama delapan bulan terakhir.
Menurut jajak pendapat Gallup, sebagian besar warga Amerika Serikat tidak setuju tindakan militer Israel di Gaza.
Yang menunjukkan bahwa hanya 36 persen warga negara Amerika yang menyetujui tindakan militer Israel di Gaza, sementara 55 persen tidak setuju tindakan militer.
Pemerintah Israel Pihak yang disalahkan atas Terjadinya Perang Gaza
Mayoritas anak muda Inggris tidak percaya Israel seharusnya ada, demikian ungkap jajak pendapat terbaru UnHerd.
Temuan awal dari survei eksklusif terhadap 1.012 pemilih tentang kebijakan luar negeri, yang dilakukan oleh Focaldata dan akan dirilis besok di UnHerd, menemukan bahwa 54 persen dari kelompok usia 18-24 tahun setuju dengan pernyataan bahwa “negara Israel seharusnya tidak ada.”
Hanya 21 persen yang tidak setuju.
Temuan ini selaras dengan jajak pendapat UnHerd lainnya mengenai isu yang sama.
Dalam pertanyaan terpisah, responden muda ditanyai siapa yang lebih patut disalahkan atas perang di Gaza.
Setengahnya menyalahkan pemerintah Israel lah yang harus disalahkan, sementara seperempatnya menjawab Hamas. Hanya 19 persen yang menjawab “sama rata”.
Tingginya paparan mengenai perang ini secara online dan di media sosial tampaknya telah memicu minat di kalangan generasi muda Inggris.
Grafik “semua mata tertuju pada Rafah” yang dibuat oleh AI telah dibagikan lebih dari 44 juta kali di Instagram baru-baru ini, dan konten pro-Palestina juga menjamur di TikTok.
Kritikus berpendapat bahwa platform media sosial Tiongkok dengan sengaja mempromosikan konten anti-Israel, yang dibantah oleh TikTok, dengan mengutip sikap basis pengguna mudanya.
Sikap-sikap ini tercermin dalam jajak pendapat UnHerd lebih lanjut, yang menanyakan anak-anak muda Inggris tentang tingkat ketertarikan mereka terhadap perang di seluruh dunia.
Ditemukan bahwa warga Inggris berusia 18-24 tahun jauh lebih tertarik pada perang di Gaza dibandingkan konflik Rusia-Ukraina atau ketegangan AS-Tiongkok.
Di antara kelompok ini, 38% sangat tertarik pada Gaza dan 28% cukup tertarik, dibandingkan dengan 19% dan 44% yang masing-masing sangat atau agak tertarik dengan perang di Ukraina.
Ketika perang Israel memasuki bulan kedelapan, opini publik perlahan-lahan mulai berpihak pada Palestina.
Jajak pendapat bersejarah menunjukkan bahwa dukungan rakyat terhadap Israel mencapai titik tertinggi tak lama setelah serangan 7 Oktober sebesar 21%, namun angka ini kemudian menurun.
Meskipun kaum muda paling skeptis terhadap Israel sebelum serangan itu, tingkat dukungan keseluruhan terhadap negara Yahudi dalam jangka waktu yang sama telah anjlok hingga 16%, menurut angka YouGov.
Pada minggu ini, proposal gencatan senjata baru telah dibahas, dan AS mendorong Israel untuk menerimanya.
Kesepakatan itu akan melibatkan pertukaran tahanan dengan sandera dan akan membuka jalan bagi negosiasi. Gencatan senjata mendapat dukungan mayoritas yang kuat di Inggris.
(Sumber: The Cradle, UnHerd)