Menteri Zionis Ben-Gvir Ngotot Ingin Warga Palestina Tinggalkan Tanah Mereka: Kami Perlu Hidup Aman
Ben-Gvir, Menteri Israel ini ngotot agar warga Palestina meninggalkan tanah mereka sendiri, migrasi di negara lain.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir baru saja mengatakan pernyataan provokatif.
Ben-Gvir ngotot ingin warga Palestina meninggalkan tanah mereka sendiri dan bermigrasi ke negara lain.
Menteri zionis itu mengatakan, pendudukan, pemukiman dan dorongan migrasi adalah solusi untuk konflik di Jalur Gaza yang terkepung.
Hal tersebut dibagikan dalam sebuah video di media sosial, 6 Juni 2024.
“Pekerjaan, pemukiman, dan dorongan migrasi. Hanya dengan cara ini kita dapat menyelesaikan masalah Gaza,” katanya, mengutip Palestine Chronicle, Sabtu (8/6/2024).
Ben-Gvir juga sesumbar ingin warga Israel menduduki seluruh wilayah Palestina, untuk menetap di seluruh wilayah tersebut.
"Dan tentu saja, untuk mendorong migrasi sukarela sebanyak mungkin orang (warga Palestina) ke negara lain," tambahnya.
Ben-Gvir sesumbar hal tersebut diperlukan agar warga Israel mendapat keamanan.
"Kami perlu hidup dalam keamanan,” tutupnya.
Ini bukan pertama kalinya Ben-Gvir menyerukan pembersihan etnis di Palestina.
Pada bulan Mei saat pawai di Sderot dekat pagar pemisah dengan Gaza dia berkata:
Baca juga: Dikabarkan Rusak, Israel Akui Iron Dome Lagi-lagi Gagal Cegat Drone Hizbullah
“Pertama, kita harus kembali ke Gaza sekarang! Kami pulang! Ke tanah suci!”
“Dan kedua, kita harus mendorong migrasi. Mendorong migrasi sukarela warga Gaza. Itu bermoral!” kata Ben-Gvir.
Update Korban di Gaza
Setidaknya 36.731 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober lalu, kata Kementerian Kesehatan Palestina, Jumat (7/6/2024).
Pernyataan kementerian menambahkan bahwa 83.530 orang lainnya juga terluka selama serangan gencar tentara Israel.
“Serangan pasukan Israel menewaskan 77 orang dan melukai 221 lainnya dalam 24 jam terakhir,” kata pernyataan kemenkes Gaza, mengutip Anadolu Agency.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambah pernyataan itu.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza.
Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)