Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ikuti Jejak Indonesia, Jasa Ojek Makanan di Amerika Juga Tumbuh Pesat Tapi Mengkhawatirkan

Di Indonesia jasa makanan diantar ojek tren jauh hari sebelum Covid-19 melanda, terutama sejak kehadiran ojek online di tanah air.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ikuti Jejak Indonesia, Jasa Ojek Makanan di Amerika Juga Tumbuh Pesat Tapi Mengkhawatirkan
AFP
Seorang pengemudi pengiriman makanan di Seaport District, Boston, Jumat, 7 Juni 2024. Permintaan pengiriman makanan di AS meningkat, membuat kurir berlomba mengantarkan pesanan di lalu lintas dan trotoar. 

William Medina, seorang pekerja jasa antar makanan di New York yang juga pemimpin Kampanye Los Deliveristas Unidos, menyalahkan perusahaan pengiriman.

"Ini adalah masalah yang dimulai karena perusahaan memaksa Anda untuk menyelesaikan pengiriman dengan jarak yang jauh," katanya dalam wawancara telepon hari Jumat. Medina mulai mengirim makanan dengan sepeda, beralih ke sepeda listrik, dan sekarang menggunakan motor atau skuter matic untuk perjalanan yang lebih jauh.

"Jika Anda harus menyelesaikan pengiriman sejauh 6 mil, 7 mil, Anda harus menyelesaikannya," katanya.

Di antara mereka yang mendukung penegakan yang lebih ketat di Boston adalah Anggota Dewan Kota Edward Flynn, yang mengatakan di Facebook bahwa "tidak bisa lagi ada Wild West di jalan-jalan Boston."

"Setiap orang yang menggunakan jalan kota harus mematuhi aturan jalan. Jika Anda bisa ngebut 50 km per jam seperti mobil, Anda harus punya lisensi, terdaftar, dan punya asuransi jika terjadi kecelakaan dan cedera," tulisnya.

Beberapa penduduk Boston mendukung tindakan yang lebih keras terhadap skuter.

"Saya merasa frustrasi ketika mereka tidak mengikuti peraturan lalu lintas," kata Anne Kirby, seorang mahasiswa berusia 25 tahun yang sedang makan siang di lingkungan Boston dalam jarak beberapa ratus meter dari beberapa skuter. "Saya merasa hampir tertabrak setiap hari ketika mereka melintasi penyeberangan saat bukan giliran mereka."

Berita Rekomendasi

Namun Jaia Samuel, seorang pekerja rumah sakit berusia 25 tahun dari Boston, lebih ragu. Dia setuju skuter pengiriman bisa berbahaya, tetapi dia juga mengakui sangat bergantung pada layanan pengiriman untuk makanannya.

"Saya pikir itu tidak aman sampai batas tertentu, melintas di antara mobil dan tidak berhenti saat lampu merah," katanya. "Tapi saya merasa setiap orang harus bisa mencari nafkah, jadi siapa saya untuk mengatakan apa-apa? Ini akan menjadi kerugian bagi saya. Saya sering memesan Uber Eats, DoorDash."

Tiga layanan pengiriman makanan utama berjanji untuk bekerja sama dengan pejabat dan advokat lingkungan untuk mengatasi masalah ini.

"Sebagian besar pengemudi DoorDash melakukan hal yang benar dan seperti semua pengemudi harus mengikuti aturan jalan. Jika mereka tidak patuh, maka mereka menghadapi konsekuensi  seperti orang lain," kata DoorDash dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Grubhub mengatakan karyawan mereka sudah setuju untuk mematuhi semua undang-undang lalu lintas setempat.

"Sementara penegakan hukum sebaiknya ditangani oleh polisi, kami menganggap keselamatan dengan serius dan akan mengambil tindakan untuk mengatasi laporan mengemudi yang tidak aman," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

Sumber: AP

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas