Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

40 Rudal Lebanon Meluncur ke Galilea, Roket Pencegat Israel Sibuk di Golan, Sirene Meraung di Haifa

Hizbullah melakukan serangan bergelombang di berbagai wilayah Utara pendudukan Israel mulai Galilea, Golan, hingga Haifa. Serangan drone dan rudal

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in 40 Rudal Lebanon Meluncur ke Galilea, Roket Pencegat Israel Sibuk di Golan, Sirene Meraung di Haifa
AFP/JALAA MAREY
Tentara Israel berpindah posisi selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel ketika pertempuran berlanjut di selatan dengan militan Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh Jalaa MAREY / AFP) 

40 Rudal Meluncur dari Lebanon ke Galilea, Roket Pencegat Israel Sibuk di Golan, Sirene Meraung di Haifa

TRIBUNNEWS.COM - Situs berita Khaberni, Selasa (11/6/2024), mengutip sumber Palestina, melaporkan sebanyak 40 roket ditembakkan dari Lebanon selatan menuju Jari Galilea dan Galilea Atas, wilayah pendudukan Israel di Utara.

Sementara itu, media Israel melaporkan kalau sistem pertahanan udara Israel sibuk mencegat rudal-rudal yang menyasar di wilayah udara Golan dan Galilea Atas yang diduduki.

Laporan mengindikasikan, serangan puluhan rudal ini dilakukan secara bergelombang ke berbagai wilayah pendudukan Israel di Utara.

Baca juga: Eks-Mossad: Israel Lumpuh Jika Perang Total Lawan Hizbullah, Tel Aviv Terbakar Seperti Kiryat Shmona

Serangan puluhan rudal ini diduga diluncurkan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah yang mengintensifkan serangan di perbatasan seiring eskalasi yang berlarut lantaran berlarutnya Perang Gaza.

Sumber-sumber Palestina mengatakan, sirene peringatan juga berbunyi di Haifa, Galilea Atas, dan Golan Suriah yang diduduki.

Dijelaskan, pembunyian sirene peringatan di kota Haifa itu adalah yang pertama kalinya dalam beberapa bulan sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza.

Baca juga: Serangan Drone Milisi Perlawanan Irak Jangkau Pelabuhan Haifa, Hantam Objek Vital Israel

BERITA REKOMENDASI

Tentara pendudukan Israel mengatakan, sirene dibunyikan untuk memperingatkan kemungkinan serangan rudal terhadap satu di antara kota utama Israel tersebut.

Channel 12 Israel mengindikasikan kalauini adalah pertama kalinya sirene dibunyikan di kota tersebut sejak Januari lalu.

Serangan lintas teritorial baik berupa drone maupun rudal biasanya menyerang kawasan pelabuhan bukan perkotaan.

Baca juga: Hizbullah Ubah Taktik Jelang Invasi Israel ke Lebanon: Barak Militer IDF di Perbatasan Disapu Rudal

Skuadron Drone Hantam Markas Besar Divisi 146 IDF

Serangan puluhan rudal ini menyusul serangan drone serbu Hizbullah menyerang pusat komando baru Israel

Kelompok perlawanan Lebanon telah memperluas jangkauan serangannya dalam beberapa hari terakhir, menargetkan jet Israel yang terbang di atas Lebanon

Hizbullah mengumumkan pada 10 Juni bahwa mereka berhasil menargetkan markas besar Divisi 146 tentara Israel di dekat Nahariya.

Kelompok perlawanan Lebanon mengatakan mereka melakukan “serangan udara dengan satu skuadron drone penyerangan terhadap markas komando Divisi 146 yang baru didirikan di timur Nahariya.”

Menurut pernyataan tersebut, markas Divisi 146 sebelumnya telah dipindahkan dari daerah Gaatoun ke Nahariya setelah menjadi sasaran dan dirusak oleh Hizbullah.

Kepulan asap tampak membumbung di kawasan Galilea Atas, wilayah Palestina Utara yang diduduki Israel. Pada Kamis (23/5/2024), laporan menyebut, ada 30 rudal yang ditembakkan dari Lebanon Selatan ke Galilea Atas yang diduga diluncurkan milisi perlawanan Hizbullah sebagai bentuk dukungan bagi Gaza dan pembalasan atas agresi serangan udara Israel ke kota-kota mereka di perbatasan.
Kepulan asap tampak membumbung di kawasan Galilea Atas, wilayah Palestina Utara yang diduduki Israel. Pada Kamis (23/5/2024), laporan menyebut, ada 30 rudal yang ditembakkan dari Lebanon Selatan ke Galilea Atas yang diduga diluncurkan milisi perlawanan Hizbullah sebagai bentuk dukungan bagi Gaza dan pembalasan atas agresi serangan udara Israel ke kota-kota mereka di perbatasan. (khaberni/HO)

Ia menambahkan bahwa drone-nya menargetkan “lokasi dan pemukiman perwira dan tentara musuh, dan menyerang secara langsung, yang menyebabkan kehancuran dan kebakarannya. Dan menyebabkan personel musuh terbunuh atau terluka.” ‏

Lokasi yang ditargetkan berjarak sekitar 9,3 kilometer dari titik terdekat perbatasan Lebanon.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa serangan terhadap Nahariya merupakan bentuk solidaritas terhadap Palestina dan mendukung perlawanan, serta sebagai respons terhadap serangan terhadap kota Aitaroun dan Markaba di Lebanon pada hari Sabtu “dan kemartiran dua mujahidin.”

Kelompok perlawanan juga mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka menargetkan dua bangunan tempat tentara Israel ditempatkan di pemukiman Yiron dan Avivim, dengan mengatakan bahwa kedua operasi tersebut dilakukan dengan “persenjataan yang sesuai” dan menyebabkan sejumlah korban.

Kemudian pada hari itu, Hizbullah melancarkan serangan terhadap lokasi radar di Shebaa Farms terhadap garnisunnya serta peralatan teknis dan spionasenya “dengan peluru artileri dan peluru kendali, yang menyebabkan serangan langsung dan kehancuran peralatan yang ditargetkan.”

Armada drone Hizbullah telah menyebabkan kerusakan besar di pemukiman utara dan situs militer Israel.

Tentara Israel sebelumnya mencatat bahwa situs-situs sensitif di utara menjadi sasaran.

Hizbullah telah melemahkan peralatan pertahanan dan intelijen Israel serta mencapai dominasi di lini depan Lebanon, dengan mengatakan, “Iron Dome tidak mencegat drone dan Hizbullah memiliki kendali tembakan di seluruh wilayah.”

Superioritas Udara Militer Israel Terkikis di Lebanon

Superioritas udara militer Israel perlahan mulai terkikis, menyusul rontoknya sejumlah pesawat tanpa awak atau drone mereka yang ditembak kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.

Terbaru, Tel Aviv dilaporkan kehilangan drone Hermes 900 yang dipersenjatai dengan rudal.

Dalam keterangannya, Hizbullah mengaku bertanggung jawab dan mengatakan pasukannya telah menembak jatuh drone Hermes 900 di wilayah udara Lebanon.

Media setempat menyatakan, ini adalah Hermes 900 ketiga yang dijatuhkan Hizbullah sejak perang dimulai Oktober 2023.

Dengan jatuhnya Hermes 900 ketiga, Hizbullah telah menembak jatuh total 7 drone Israel sejak bulan Oktober, yang mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi Israel.

Namun, arti penting sebenarnya terletak pada kenyataan bahwa supremasi udara Israel yang dulunya tidak tertandingi kini berada di bawah ancaman.

Pengamat Timur Tengah dari Cardiff University, Amal Saad, mengatakan, selain menjatuhkan drone, Hizbullah telah menantang keunggulan ini dengan menargetkan jet Israel.

"Hizbullah berhasil memaksa jet tempur Israel mundur dari wilayah udara Lebanon pada dua kesempatan minggu lalu, menyusup ke Israel dengan drone mereka sendiri tanpa terdeteksi atau dicegat, dan bahkan menyerang Iron Dome Israel," tulisnya di media sosial X.

Ia juga menyoroti, bagaimana Hizbullah membalikkan keadaan dengan tidak hanya menciptakan zona penyangga di wilayah Israel untuk pertama kalinya dalam sejarah, memaksa puluhan ribu warga Israel meninggalkan pemukiman di utara, namun juga dengan menggunakan Galilea sebagai laboratorium penelitian dan pengembangan untuk melakukan uji coba. persenjataannya.

"Ini sebuah kebalikan dari taktik lama Israel melawan Lebanon. Jelas bahwa Israel kini menghadapi ancaman paling signifikan dalam sejarahnya dan sedang melawan musuh jenis baru."

Menurut Amal Saad, pendekatan Hizbullah saat ini menandai perubahan signifikan dari strategi sebelumnya, yang fokus utamanya adalah mencegah pendudukan Israel dan meraih kemenangan hanya dengan bertahan hidup.

"Hizbullah kini melakukan serangan terhadap Israel, terlibat dalam perang gesekan yang berkepanjangan. Tujuan gerakan ini telah berkembang lebih dari sekadar kelangsungan hidup dan pembebasan wilayah Lebanon; kini mereka berupaya memaksa Israel untuk mengubah perilaku dan perhitungannya dengan mengenakan biaya yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Ia melanjutkan, lebih jauh lagi, alih-alih melawan kecanggihan Israel dengan “kesederhanaan”, Hizbullah, seperti yang digambarkan Sayyid Hasan Nasrallah pada perang tahun 2006, mereka kini menghadapi tantangan dan ancaman musuhnya secara langsung dengan keberanian dan persenjataan yang lebih canggih.

Akhir dominasi udara Israel?

Sementara Almayadeen dalam laporannya juga mengulas bahwa penggunaan kemampuan pertahanan udara yang efektif oleh Hizbullah telah menimbulkan ketakutan di Israel.

Superioritas udara mereka mulai dipertanyakan sebagai akibat dari operasi tersebut.

Dominasi Angkatan Udara Israel telah lama disebut-sebut sebagai elemen penting bagi mereka saat menghadapi musuh-musuhnya.

Namun, perkembangan terkini di Lebanon menantang narasi ini.

"Jatuhnya pesawat tak berawak Israel dan beberapa insiden di mana pesawat tempur terpaksa mundur karena upaya intersepsi menandakan perubahan penting," tulis Almayadeen.

Hal yang sangat penting dalam operasi hari ini adalah bahwa drone tersebut dipantau oleh Pertahanan Udara Hizbullah selama jangka waktu yang cukup lama sebelum tiba di titik penyergapan.

Media Israel mencatat insiden tersebut dan mengatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan pukulan terhadap superioritas Israel dan merupakan pesan dari Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah.

Memperluas poin tersebut, media Israel mengatakan bahwa inti dari pesan tersebut adalah bahwa Hizbullah “tahu cara menjatuhkan F-16 dan F-15 [Israel]".

Hizbullah belum mengungkapkan bahwa sistem pertahanan udara digunakan dalam menjatuhkan drone tersebut dan telah menjelaskan secara terbuka melalui Sekretaris Jenderalnya bahwa mereka akan merahasiakan sistem tersebut.

Peristiwa hari Senin ini juga merupakan insiden terdalam yang jatuhnya drone Hermes 900 Israel di Lebanon, karena drone tersebut dilaporkan jatuh di dekat Gunung al-Rihan yang terletak sekitar 17 km dari garis penarikan Israel dari Lebanon Selatan.

Pada kejadian sebelumnya, drone Hermes 900 jatuh masing-masing di Deir Meimas pada 6 April 2023 dan Deir Kifa pada 1 Juni 2024.

Spesifikasi Hermes 900

  • Hermes 900 adalah drone intai dengan kualifikasi MALE (Medium Altitude Long Endurance).
  • Hermes 900 ditopang satu unit mesin propeller Rotax 914 dengan kekuatan 115 hp.
  • Hermes 900 memiliki berat penuh 1,1 ton.
  • Hermes 900 dapat melesat sampai kecepatan maksimum 112 km per jam
  • Hermes 900 sanggup terbang terus-menerus selama 36 jam pada ketinggian 9.100 meter.
  • Hermes 900 dapat digunakan untuk misi militer dan sipil.
  • Hermes 900 dapat melakukan dukungan pengintaian dan misi patroli maritim untuk pelanggan angkatan laut dan lembaga pemerintah sipil.

Mengutip Almayedeen, setiap drone Hermes 900 membutuhkan biaya produksi sekitar 10 juta dolar dan Angkatan Udara Israel mengoperasikan sekitar 25 unit.

Setelah tiga drone ditembak Hizbullah, AU Israel "hanya" memiliki 22 unit.

Hal ini menjadikan drone ini sangat berharga karena kelangkaannya, serta kemampuannya untuk menyelesaikan operasi pengintaian yang kompleks dan membawa persenjataan mematikan yang digunakan dalam serangan presisi.

Rudal Falaq-2 mulai dikeluarkan

Akhir pekan lalu, Hizbullah dilaporkan menembakkan sejumlah roket Falaq-2 buatan Iran.

Roket itu digunakan Hizbullah dalam serangannya yang menargetkan pos militer Israel di Beit Hillel.

Ini adalah pertama kalinya Hizbullah dilaporkan menggunakan roket Falaq-2. Sebelumnya, Hizbullah sudah mengerahkan Falaq-1 yang memiliki hulu ledak lebih kecil.

Melansir dari Yedioth Ahronoth, Falaq-2 dibuat di Iran dan memiliki hulu ledak seberat 60 kg. Roket ini memiliki jangkauan hingga 11 kilometer.

Sebelum melontarkan klaimnya itu, Hizbullah mengaku "terpaksa" meningkatkan balasannya terhadap Israel karena adanya pelanggaran aturan dalam konflik.

Adapun sehari sebelum serangan di Beit Hillel, Israel diserang oleh sebuah drone atau pesawat tanpa awak milik Hizbullah yang meledak di Lembah Jezreel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas