Israel Utara Membara, 160 Rudal Hizbullah Sukses Hantam Pabrik Militer IDF
Israel Utara terbakar setelah 160 rudal Hizbullah sukses menghantam sejumlah pabrik militer Israel di wilayah itu hari ini.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, terbakar setelah Hizbullah meluncurkan 160 rudal pada hari ini, Rabu (12/6/2024).
Pawai rudal Hizbullah membalas serangan udara Israel yang menewaskan tiga anggota Hizbullah dan seorang komandan senior Hizbullah pada Rabu pagi.
Israel mengerahkan 21 tim pemadam kebakaran dan 8 pesawat untuk memadamkan api di Israel utara.
Front Dalam Negeri Israel melaporkan kebakaran itu terjadi akibat roket yang ditembakkan dari Lebanon.
Setidaknya, 160 rudal telah terdeteksi sejak pagi hari, 70 di antaranya ditembakkan ke Jabal Jarmaq dan Galilea Barat.
Dewan Regional Israel setempat di Galilea Atas juga mengeluarkan rekomendasi kepada penduduk kota-kota Israel untuk tinggal di dekat tempat perlindungan dan tempat yang aman.
Menyusul serangan itu, sirene peringatan serangan udara terdengar di Safed, Tiberias, dan beberapa kota di Galilea Atas, Israel utara.
Hari ini, untuk pertama kalinya sirene peringatan itu dibunyikan di Tiberias sejak serangan Hizbullah pada 8 Oktober 2023, yang menandakan meluasnya jangkauan Hizbullah di wilayah itu, dikutip dari Al Araby.
160 Rudal Hizbullah Bakar Israel Utara
Hizbullah mengumumkan mereka telah menargetkan sejumlah lokasi militer di Israel utara pada hari ini, Rabu (12/6/2024).
Hizbullah mengatakan operasi militer ini dilakukan sebagai dukungan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan tanggapan atas pemboman Israel di desa-desa Lebanon, serta tanggapan atas pembunuhan empat anggotanya termasuk komandan senior Hizbullah pagi ini.
Baca juga: 4 Anggota Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel termasuk Komandan Senior
"Mujahidin menargetkan pabrik Blasan untuk industri militer, yang khusus memproduksi lapis baja dan melindungi mesin dan kendaraan untuk tentara pendudukan di pemukiman Sasa," kata Hizbullah dalam pernyataannya, dikutip dari Al Mayadeen.
Penargetan ini menggunakan peluru kendali dan diklaim dapat menghantam sasaran militer Israel di wilayah tersebut.
Hizbullah menargetkan markas cadangan Divisi Galilea dan gudangnya di Amiad, markas besar Korps Utara di pangkalan Ein Zeitim dan markas besar Unit Kontrol Udara dan Departemen Operasi Udara di utara pangkalan Meron dengan lusinan roket Katyusha dan peluru artileri.
Lokasi lain yang ditargetkan Hizbullah adalah Ruwaisat al-Qarn di Peternakan Shebaa yang diduduki serta Ramtha dan Al-Samaqa di perbukitan Kfar Shuba.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan solidaritas untuk warga Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.
Hizbullah menyerang pertahanan Israel di Israel utara dengan rudal dan drone yang diluncurkan dari basis Hizbullah di Lebanon selatan.
Hizbullah berjanji hanya akan berhenti menyerang Israel jika Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Sementara Israel menolak untuk mundur dari Jalur Gaza sebelum berhasil mewujudkan ambisinya untuk menghancurkan gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas).
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.124 jiwa dan 84.712 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (11/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel