AS Cawe-Cawe Urusi Front Utara, Takut Perang Israel-Hizbullah Meletus, Lebanon Bisa Dibanjiri Milisi
Amerika Serikat berusaha mencegah terjadinya perang besar antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) berusaha mencegah terjadinya perang besar antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Meski saat ini hampir tiap hari Israel dan Hizbullah melancarkan serangan di perbatasan Israel-Lebanon, kedua pihak itu belum mengumumkan adanya perang besar-besaran.
Dikutip dari Walla, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan ketakutan AS akan perang itu kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Menurut Austin, AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden takut Israel akan mengambil langkah proaktif yang nantinya akan memicu perang besar
AS tak ingin Israel terseret ke dalam perang seperti itu tanpa strategi yang jelas.
Menurut salah seorang pejabatnya, Negara Adikuasa itu kini menjalankan misi diplomatik guna mencegah perang tersebut.
Perang besar antara Israel dan Hizbullah disebut akan makin memperburuk krisis di Timur Tengah dan menyeret AS ke dalam konflik itu.
Adapun dalam beberapa pekan terakhir muncul ide bahwa Israel akan melancarkan “perang terbatas” di Lebanon.
Namun, AS menganggap ide itu tidak realistis. AS kemudian memperingatkan bahwa perang seperti itu bisa mendorong Iran makin banyak ikut campur.
Selain itu, Lebanon berpotensi dibanjiri oleh milisi pro-Iran dari Suriah, Iraq,d an bahkan Yaman yang ingin ikut bertempur.
Para pejabat AS mengatakan pemerintahnya sebisa mungkin berusaha mencegah perang itu.
Baca juga: Komandan Senior Hizbullah Talib Abdallah Tewas dalam Serangan Israel
Di sisi lain, AS juga mengupayakan adanya gencatan di Jalur Gaza antara Israel dan kelompok Hamas.
Gedung Putih meyakini hanya gencatan senjata di Gaza-lah yang bisa menghentikan eskalasi di perabatasan Israel-Lebanon.
Perkembangan terbaru
Hizbullah pada hari Rabu, (13/6/2024), meluncurkan ratusan roket ke Israel utara. Serangan itu adalah serangan terbesar Hizbullah sejak perang di Gaza meletus.
Disebutkan bahwa serangan yang melibatkan lebih dari 200 roket itu adalah balasan Hizbullah atas serangan Israel yang menewaskan seorang panglima senior Hizbullah di Lebanon bagian tenggara.
Serangan itu memicu kekhawatiran meningkatnya eskalasi di antara kedua belah pihak. Bahkan, keduanya mengaku sudah bersiap menghadapi perang.
Israel mengonfirmasi bahwa militernya telah membunuh panglima Hizbullah bernama Taleb Abdullah dan tiga pejuang Hizbullah lain dalam serangannya.
Hizbullah juga sudah mengakui bahwa Abdullah meninggal karena serangan Israel.
Abdullah dilaporkan bertugas di divisi yang beroperasi di sekor barat garis depan, di antara perbatasan dengan Israel dan Sungai River.
Adapun dalam serangan balasan Hizbullah, sirine berbunyi di puluhan kawasan pemukiman di Israel utara.
Militer Israel mengklaim ada banyak rudal Hizbullah yang bisa ditangkis. Namun, beberapa rudal jatuh menghantam wilayah Israel dan menimbulkan kebakaran. Tidak ada laporan korban jiwa.
Baca juga: Hizbullah Ngamuk, Hujani Israel dengan Lebih dari 200 Roket setelah Komandan Seniornya Terbunuh
Sementara itu, rekaman dari jet tempur Israel memperlihatkan serangan terhadap area peluncuran roket di Yaroun, Lebanon.
Eskalasi terbaru ini terjadi setelah Israel dan Hizbullah mengaku siap memperluas konflik militer di antara keduanya.
Sejauh ini pertempuran antara Israel dan Hizbullah hanya terjadi secara terbatas di perbatasan. Akan tetapi Hizbullah juga sudah berusaha menantang keunggulan Israel di udara.
Hizbullah merilis video yang memperlihatkan pihaknya berhasil menjatuhkan pesawat nirawak berjenis Hermes 900 buatan Israel dengan rudal darat ke udara (surface to air missile).
Pekan ini Hizbullah juga menembakkan beberapa rudal ke arah jet tempur Israel untuk mengusirnya.
Militer Israel mengonfirmasi peristiwa ini, tetapi mengatakan jet tempurnya tidak menghadapi bahaya.
Pada hari Selasa pekan ini militer Israel mengaku menyerang area di Lebanon selatan yang menjadi tempat peluncuran rudal Hizbullah.
(Tribunnews)