Qassam Umumkan 2 Sandera Israel Tewas Dibom IDF di Rafah: Netanyahu Ingin Para Tahanan di Peti Mati
Pemboman IDF di Rafah beberapa hari lalu kembali menewaskan dua sandera Israel yang ditahan Brigade Al Qassam
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Revisi lebih lanjut menyerukan rekonstruksi Gaza dan lebih banyak bantuan diizinkan masuk ke wilayah kantong yang terkepung.
Perjanjian ini menetapkan bahwa konvoi bantuan harus diizinkan masuk dan penghentian agresi harus berkelanjutan.
Menurut kantor berita Reuters, mengutip dua sumber keamanan Mesir, catatan terakhir Hamas adalah tuntutan jaminan tertulis dari AS terkait gencatan senjata permanen dan penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza.
Sumber-sumber tersebut dilaporkan mengatakan bahwa Hamas khawatir bahwa proposal yang ada saat ini tidak memberikan jaminan eksplisit mengenai transisi dari tahap pertama rencana tersebut – terutama gencatan senjata enam minggu dan pembebasan beberapa tahanan – ke tahap kedua, yang mencakup gencatan senjata permanen.
Hamas mengecam Blinken
Sementara itu, Hamas mengecam komentar Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken yang disampaikan pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani.
Blinken berkata Hamas membuat banyak sekali perubahan.
Blinken menyebut ada beberapa perubahan yang bisa diterima tetapi ada yang tidak.
Dalam pertemuan tersebut, dia mengatakan perang Israel di Gaza kini akan berlanjut sebagai akibat dari tanggapan Hamas.
Menurut publikasi berbahasa Arab, Al-Araby Al-Jadeed, Hamas mengatakan Blinken berusaha untuk membebaskan Israel dari tuduhan menghalangi perjanjian gencatan senjata.
“Blinken berusaha meminta pertanggungjawaban kami karena menghalangi tercapainya kesepakatan, sebagai kelanjutan dari kebijakan negaranya yang terlibat dalam genosida ini,” kata Hamas itu dalam sebuah pernyataan.
Hamas kembali menegaskan bahwa mereka tidak mengubah pendiriannya selama berbulan-bulan, dan mereka menanggapi perjanjian gencatan senjata secara bertanggung jawab.
Israel, sementara itu, belum menyatakan persetujuan publik terhadap proposal tersebut dan terus melanjutkan perangnya di Gaza.
Awal pekan ini, Hamas menyampaikan tanggapan bersama dengan kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ).
Kelompok tersebut memberikan tanggapan positif terhadap usulan gencatan senjata.