Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesawat Misterius Jatuhkan Bantuan Makanan di Gaza saat Iduladha, Pertempuran di Rafah Lanjut

Satu pesawat misterius atau tak diketahui menjatuhkan kotak-kotak berisi bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza saat Iduladha.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Pesawat Misterius Jatuhkan Bantuan Makanan di Gaza saat Iduladha, Pertempuran di Rafah Lanjut
AFP/EYAD BABA
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Rafah pada 27 Mei 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Satu pesawat misterius atau tak diketahui menjatuhkan kotak-kotak berisi bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza saat Iduladha.

Saksi mata melaporkan pesawat itu terbang di atas Kota Al-Mawasi dan sekitarnya dan kemudian menjatuhkan bantuan.

Anadoulu Agency memberitakan, bahwa Al-Mawasi dijadikan "zona kemanusiaan" oleh militer Israel ketika Israel mulai menyerbu Kota Rafah bulan lalu.

Saat ini warga Palestina di Gaza menghadapi menghadapi bencana kelaparan di tengah serangan Israel.

Ada banyak negara, termasuk negara-negara Arab dan Eropa, yang rutin mengumumkan adanya bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan dari udara di Gaza.

Namun, hanya ada sangat sedikit bantuan kemanusiaan, bahan bakar, dan obat-obatan yang memasuki Gaza.

Adapun pada hari Sabtu lalu militer Israel mengumumkan "jeda taktis" di sepanjang satu rute Gaza selatan agar memungkinkan bantuan mengalir lebih banyak.

Berita Rekomendasi

Meski demikian, Israel menegaskan, pertempuran di Rafah dan di sekitarnya tidak akan berhenti.

Jeda itu akan berlangsung tiap hari dari pukul 08.00 hingga 19.00 waktu setempat hingga ada pengumuman selanjutnya.

Dengan jeda itu, truk bantuan bisa menyeberangi perlintasan Kerem Shalom yang menjadi pintu masuk utama bantuan ke Gaza selatan.

Dilansir CNN, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan membuka rute dari Kerem Sahlom ke Al Bayuk dan Rumah Sakit Eropa di Khan Youni pada siang hari untuk keperluan mengangkut bantuan.

Baca juga: Israel Umumkam Jeda Pertempuran Harian dari Jam 8 Pagi hingga Jam 7 Malam di Wilayah Salah al-Din

Israel menyebut, hal itu akan dikoordinasikan dengan organisasi intenasional sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan aliran bantuan.

Namun, menurut IDF, pertemuran di Rafah akan berlanjut. "Tidak ada perubahan dalam masuknya bantuan ke Gaza," kata IDF.

Direktur UNRWA Scott Anderson menyambut baik "jeda taktis" itu. Dia berharap jeda itu bisa membuat pihaknya bergerak.

Namun, juru bicara UNICEF, James Elder, memperingatkan bahwa jeda itu tidak bisa menggantikan gencatan senjata di Gaza.

"Sayangnya, saya tidak tahu [sampai kapan jeda itu berlangsung], ini pertanyaan bagi pihak pendudukan, bagi Israel dan militernya," kata Elder.

Di sisi lain, jeda itu dikritik oleh para pejabat senior Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Menurut seorang pejabat Israel, Netanyahu tidak senang ketika pertama kali mendengarnya.

Netanyahu kemudian menghubungi sekretaris militernya dan berujar bahwa ide itu tidak bisa diterima, kecual jika dia sudah diberi jaminan bahwa pertempuran di Rafah tetap berlanjut.

Menteri Keamanan Ben Gvir yang berasal dari sayap kanan juga mengkritik jeda itu.

"Siapa pun yang memutuskan adanya 'jeda taktis' untuk kepentingan transisi kemanusiaan, terutama pada waktu ketika tentara-tentara terbaik kita meninggal dalam pertempuran itu, adalah jahat dan bodoh, yang seharusnya tidak meneruskan pandangannya," kata Gvir.

Jumlah korban tewas

Baca juga: Israel Renggut Kegembiraan Umat Muslim di Gaza yang Rayakan Idul Adha

Serangan Israel di Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 37.200 warga Palestina.

Adapun jumlah korban luka mencapai hampir 85.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Invasi Israel ke Gaza memicu kecaman internasional. Negara Yahudi itu juga diancam akan dijatuhi sanksi.

Di samping itu, dukungan dari Barat kepada Israel juga mulai menurun lantaran korban jiwa makin banyak dan krisis kemanusiaan di Gaza memburuk.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas