Utusan Gedung Putih Mendesak Lebanon untuk Meredakan Konflik dengan Israel di Perbatasan
Utusan Gedung Putih mendesak Lebanon untuk 'meredakan konflik' di perbatasan Israel.
Penulis: Muhammad Barir
Utusan Gedung Putih Mendesak Lebanon untuk Meredakan Konflik di Perbatasan Israel
TRIBUNNEWS.COM- Utusan Gedung Putih mendesak Lebanon untuk 'meredakan konflik' di perbatasan Israel.
Amos Hochstein mengunjungi Israel menjelang perjalanannya ke Beirut karena Washington berharap untuk mencegah perang yang lebih besar dengan Hizbullah.
Penasihat senior Gedung Putih Amos Hochstein tiba di Lebanon pada pagi hari tanggal 18 Juni untuk membahas langkah-langkah meredakan ketegangan antara Hizbullah dan Israel.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Lebanon, Nabih Berri, menerima Hochstein di markas besar kepresidenan kedua di Ain al-Tineh dengan dihadiri penasihat medianya, Ali Hamdan, dan Duta Besar AS Lisa Johnson.
Hochstein menggambarkan situasi perbatasan Lebanon-Israel dalam sebuah pernyataan sebagai sesuatu yang “serius” dan menjelaskan mengapa Presiden AS Joe Biden mengirimnya ke Beirut.
“Pembicara Berri dan saya berdiskusi dengan sangat baik,” kata Hochstein.
“Kami membahas situasi keamanan dan politik saat ini di Lebanon serta kesepakatan yang ada terkait Gaza, yang juga memberikan peluang untuk mengakhiri konflik di Garis Biru.”
Diplomat AS tersebut menambahkan bahwa gencatan senjata di Gaza atau tindakan diplomatik lainnya yang akan mengarah pada gencatan senjata di Garis Biru, garis demarkasi yang memisahkan Lebanon dan Israel, akan membuka jalan bagi kembalinya para pengungsi dari kedua sisi perbatasan.
“Konflik… antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung cukup lama,” kata diplomat AS tersebut.
“Adalah kepentingan semua orang untuk menyelesaikannya dengan cepat dan diplomatis.”
Pertemuan Hochstein di Lebanon merupakan lanjutan dari pertemuan yang diadakan di Israel pada hari Senin dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Presiden Isaac Herzog, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, di mana ia juga membahas cara meredakan konflik antara Hizbullah dan Israel.
Menyusul komentar yang dibuat oleh Hochstein, Hizbullah mengumumkan operasi pertamanya melawan Israel setelah diam selama tiga hari.
Kelompok perlawanan Islam Lebanon telah menyerang pemukiman di utara sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan mendukung perlawanan sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu.