Houthi Yaman Menuduh Amerika Serikat dan Israel Melakukan Spionase dengan Kedok Kemanusiaan
Houthi di Yaman menuduh AS dan Israel melakukan spionase dengan kedok kemanusiaan.
Penulis: Muhammad Barir
Houthi Yaman Menuduh Amerika Serikat dan Israel Melakukan Spionase dengan Kedok Kemanusiaan
TRIBUNNEWS.COM- Houthi di Yaman menuduh AS dan Israel melakukan spionase dengan kedok kemanusiaan.
Mohammad Al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, menuduh AS dan Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai kedok untuk kegiatan spionase di negara tersebut.
Komentarnya muncul setelah pernyataan AS mengenai pembongkaran jaringan spionase AS-Israel, yang menurutnya mengungkap kelemahan dan kebangkrutan moral AS.
Pada tanggal 10 Juni, Pasukan Keamanan Yaman mengungkap jaringan spionase besar yang dioperasikan oleh badan intelijen AS dan Israel yang dilaporkan aktif di berbagai institusi di Yaman sejak tahun 2015.
Pejabat senior di pemerintahan yang berbasis di Sanaa menekankan bahwa AS dan sekutunya tidak akan mentolerir kegiatan spionase serupa di wilayah mereka sendiri. Dia menunjukkan bahwa pernyataan dari pejabat AS dan PBB menguatkan pengungkapan keamanan Yaman tentang penyalahgunaan operasi kemanusiaan untuk spionase.
“Kami tidak memiliki sikap terhadap pegawai organisasi PBB, namun kami mengutuk AS karena mempekerjakan mata-matanya dengan kedok pekerjaan kemanusiaan dan diplomatik,” kata Al-Houthi.
“Kami siap menyerahkan bukti dan dokumen kepada pihak ketiga yang menolak pelanggaran kedaulatan negara dengan tindakan spionase tersebut, dan pernyataan AS terkait hal ini merupakan penyangkalan terhadap fakta yang nyata, seperti mengingkari matahari di siang hari bolong, " dia menambahkan.
Dia juga mengulangi seruan Sanaa untuk melakukan intervensi internasional, mengundang Tiongkok dan Rusia untuk menyampaikan masalah ini ke Dewan Keamanan.
PBB, yang mengutuk penahanan stafnya, menuntut pembebasan mereka segera. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres dan 40 negara mendesak Houthi untuk membebaskan pegawai PBB yang ditahan tanpa syarat.
Al-Houthi membela penahanan tersebut, menuduh PBB tidak melakukan pemeriksaan yang tepat terhadap personelnya dan menuntut penjelasan atas tindakan mereka.
Sumber: Middle East Monitor