Garis Komando Tentara Israel Amburadul, 2 Sersan IDF Tewas Kena Sergapan Terbaru Qassam di Zaytoun
Terbaru, perlawanan sengit milisi pembebasan Palestina tersebut di Zaytoun menghasilkan kematian terbaru di pihak tentara IDF.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Garis Komando Tentara Israel Amburadul, IDF Akui 2 Sersan Tewas Kena Sergapan Terbaru Qassam di Zaytoun
TRIBUNNEWS.COM - Kekhawatiran petinggi tentara Israel (IDF) atas tidak sinkronnya perintah dan komando para pemimpin politik di Tel Aviv dengan strategi tempur di lapangan terbukti berujung fatal bagi pasukan IDF di lapangan.
Saat mengumumkan invasi militer ke Rafah, Gaza Selatan, IDF diketahui juga masih melakukan operasi militer parsial di sejumlah wilayah di Jalur Gaza, termasuk di Jabalia dan Zaytoun, Gaza Utara.
Belakangan, lemahnya garis komando ini terbukti menjadi manuver mematikan bagi pihak pasukan pendudukan Israel.
Baca juga: Israel Salah Langkah di Jabalia, Al Qassam Robohkan 30 IDF Sekali Tepuk, Jenderal Ambruk di Zaytoun
Terbaru, perlawanan sengit milisi pembebasan Palestina tersebut di Zaytoun menghasilkan kematian terbaru di pihak tentara IDF.
Pasukan IDF mengatakan pada Jumat (2/6/2024) kalau dua tentara cadangan mereka tewas dalam serangan mortir Hamas di Gaza, lapor RNTV.
Kedua tentara tersebut diidentifikasi sebagai:
Sersan Kelas Satu (cadangan) Omer Smadga, 25 tahun, dari Batalyon 9203 Brigade Alexandroni.
Sersan Kelas Satu (cadangan) Saadia Yaakov Derai, 27 tahun, dari Batalyon 9203 Brigade Alexandroni.
Baca juga: Putus Asa, Komandan Pasukan Elite Brigade Nahal Israel: Terowongan di Rafah Tak Ada Habisnya
Tiga tentara lainnya IDF dari Brigade yang sama terluka parah dalam insiden tersebut – pernyataan itu menambahkan.
Hamas mengatakan, Kemarin pihaknya telah menargetkan posisi militer Israel di dekat Lingkungan Zaytoun di kota Gaza dengan mortir.
Kematian ini menjadikan jumlah korban tewas pasukan “Israel” dalam invasi darat ke Jalur Gaza menjadi 314 – dan menjadi 662 personel sejak 7 Oktober 2023.
Dengan demikian, jumlah korban tewas yang diumumkan oleh tentara pendudukan meningkat menjadi 662 orang sejak tanggal 7 Oktober, 310 orang sejak dimulainya operasi darat pada tanggal 27 Oktober lalu.
IDF Bertumbangan
Pengumuman kematian terbaru dua sersan IDF ini menyusul kabar kemarin kalau enam tentara Israel terluka dalam bentrokan dalam 24 jam terakhir, termasuk tiga di Jalur Gaza, data militer menunjukkan pada Kamis (20/6/2024), Anadolu Agency melaporkan.
Namun pihak militer tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana tentara tersebut terluka.
Baca juga: Dua Hari Kembali dari Perang di Gaza, Tentara Israel Nekat Bunuh Diri di Depan Umum di Jalan Ares
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 37.400 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 85.600 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum perang terjadi. menyerbu pada tanggal 6 Mei.
Baca juga: Putus Asa, Komandan Pasukan Elite Brigade Nahal Israel: Terowongan di Rafah Tak Ada Habisnya
Puluhan Ribu IDF Cacat Permanen
Adapun, jumlah tentara Israel yang mengalami cacat permanen setelah perang di Gaza telah mencapai lebih dari 70.000 orang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Urusan Militer Israel.
Tidak hanya itu, tentara Israel yang mengalami luka-luka akibat perang telah mencapai 8.663 orang.
Jumlah ini terdiri dari 35 persen tentara Israel yang terkena mental akibat perang dan 21 persen menderita luka fisik, dikutip dari Press TV Iran.
Namun divisi rehabilitasi kementerian Israel mengatakan jumlah ini kemungkinan akan meningkat pada akhir tahun 2024.
Mereka memperkirakan akan ada tambahan sekitar 20.000 tentara yang mengalami luka-luka akibat perang.
Dari jumlah tersebut diperkirakan 40 persen tentara yang dirawat pada akhir tahun mengalami berbagai respons psikologis, seperti kecemasan, depresi, stres pasca-trauma, kesulitan adaptasi dan komunikasi.
Selama ini, setiap bulannya terdapat 1.000 tentara yang harus menjalani perawatan.
Sekitar 20 persen dari tentara tersebut mengalami reaksi mental dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Tentara Israel Kena Mental hingga Pilih Akhiri Hidup
Pada tanggal 7 Juni 2024, seorang tentara militer Israel bernama Eliran Mizrahi memilih mengakhiri hidupnya di Jalan Ares.
Mizrahi merupakan seorang penduduk pemukiman ilegal Or Yehuda berusia 21 tahun.
Baca juga: Dua Hari Kembali dari Perang di Gaza, Tentara Israel Nekat Bunuh Diri di Depan Umum di Jalan Ares
Ia adalah anggota cadangan Pasukan Pertahanan Israel yang bertugas di Jalur Gaza dan baru saja diberhentikan.
Sebelumnya, Mizrahi diketahui dipanggil untuk kembali berperang di Gaza.
Namun setelah kembali berperang, ia justru menderita PTSD dan dua luka.
Situs Ibrani Walla melaporkan bahwa Mizrahi telah bekerja di Gaza sebagai pengemudi ekskavator selama 78 hari dan menderita gangguan stres pasca trauma, dikutip dari Middle East Monitor.
Sejak 7 Oktober 2023, sepuluh perwira dan tentara telah melakukan bunuh diri.
Meski menghadapi penderitaan yang sangat besar, tentara Israel tetap melakukan agresi di Gaza.
Serangan terus berlanjut meski telah adanya resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Serangan Israel hingga saat ini telah mengakibatkan 37.400 warga Palestina telah terbunuh di Gaza.
Sebagian besar mereka adalah wanita dan anak-anak.
Lebih dari 85.400 warga Palestina lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel.
(oln/rntv/khbrn/memo/*)