Israel di Ambang Perang Besar dengan Hizbullah, AS Khawatir Soal Iron Dome: Bakal Kewalahan
Amerika Serikat (AS) khawatir soal Iron Dome milik Israel bila terjadi perang besar dengan Hizbullah. Para pejabat AS sebut bisa kewalahan.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Kelompok militan Lebanon juga menerbitkan video berdurasi sembilan menit pada minggu ini, yang konon diambil dengan drone, menunjukkan situs sensitif militer Israel di beberapa kota.
Seorang pejabat AS lainnya mengakui jika terjadi perang besar-besaran, dukungan yang paling dibutuhkan Israel adalah sistem pertahanan udara tambahan dan penambahan Iron Dome, yang akan disediakan oleh AS.
Iron Dome sangat penting bagi pertahanan Israel dan pemerintah AS telah menghabiskan lebih dari $2,9 miliar untuk program ini, menurut Congressional Research Service.
IDF mengatakan sistem tersebut memiliki tingkat keberhasilan sebesar 95,6 persen selama salvo roket yang ditembakkan oleh Jihad Islam tahun lalu.
Jadi, jika Hizbullah berhasil mengalahkan pertahanan rudal Israel, maka hal itu akan membahayakan nyawa militer dan warga sipil Israel.
Baca juga: Drone Hizbullah Bikin Iron Dome Rapuh, AS Bingung Lindungi Israel
Siprus di Tengah Konflik Israel-Hizbullah
Hizbullah telah mengeluarkan ancaman kepada Siprus bila mengizinkan Israel menggunakan wilayahnya dalam konflik apa pun.
Meskipun Uni Eropa menyatakan dukungan tanpa pamrih terhadap anggotanya yang paling timur, jelas pada hari Kamis bahwa peringatan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah telah memicu peringatan di Ibu Kota Siprus, Nicosia.
Para pejabat Siprus pun bersikeras bahwa republik kepulauan itu tetap menjadi “pilar perdamaian” di wilayah yang bergejolak.
"Siprus tidak terlibat, dan tidak akan terlibat, dalam perang atau konflik apa pun," kata juru bicara pemerintah Siprus, Konstantinos Letymbiotis, dikutip dari The Guardian.
Dia mengatakan Siprus memiliki hubungan “sangat baik” dengan Lebanon dan tidak akan mengizinkan negara mana pun menggunakan wilayahnya untuk operasi militer melawan negara lain.
Kegugupan di Nicosia tidak hanya terjadi pada pejabat pemerintah.
Baca juga: Keluarga Tawanan Israel: Kami Tak akan Biarkan Netanyahu Mainkan Politik demi Para Sandera
Para diplomat Barat yang ditempatkan di bagian selatan pulau yang diakui secara internasional itu juga menyuarakan kekecewaan mereka atas momok Siprus, yang terseret ke dalam kekacauan Timur Tengah jika terjadi perang besar-besaran antara kedua negara.
"Hizbullah punya sejarah dalam mengatasi ancamannya," kata salah satu utusan Uni Eropa.
"Hizbullah tahu Siprus tidak memiliki kemampuan militer untuk merespons dan dalam hal ini mereka adalah sasaran empuk," lanjutnya.