Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ingatkan Bencana Mati Listrik jika Perang Lawan Hizbullah Pecah, Bos 'PLN' Israel Terancam Dicopot

CEO BUMN listrik Israel terancam dicopot setelah menyinggung risiko mati listrik besar-besaran jika perang Israel-Hizbullah meletus.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Ingatkan Bencana Mati Listrik jika Perang Lawan Hizbullah Pecah, Bos 'PLN' Israel Terancam Dicopot
Tribunnews
Ilustrasi mati listrik. Aliran listrik di Israel terancam mati jika perang Israel-Hizbullah meletus. 

TRIBUNNEWS.COMShaul Goldstein yang menjadi CEO Noga atau BUMN listrik Israel terancam dicopot setelah menyinggung risiko mati listrik besar-besaran jika perang Israel-Hizbullah meletus.

Surat kabar Globes asal Israel melaporkan pihak manajemen Noga mengadakan rapat untuk menentukan nasib Goldstein.

“Manajemen perusahaan listrik itu pada hari ini telah membahas pencopotan CEO Shaul Goldstein atas pernyataannya tentang [kurangnya] persiapan jaringan listrik saat perang,” demikian laporan Globes pada hari Minggu, (23/6/2024), dikutip dari The Cradle.




“Ini adalah rapat pertama dalam persoalan itu, rapat lain diperkirakan diselenggarakan minggu depan.”

Pekan lalu saat konferensi Kajian Keamanan Nasional di (INSS), Goldstein menyebut tak ada jaminan bahwa listrik akan mengalir jika perang Israel-Hizbullah benar-benar terjadi.

“Setelah 72 jam tanpa listrik di Israel, tak memungkinkan untuk hidup di sini. Kita berada dalam situasi buruk dan belum siap menghadapi perang nyata,” ujar dia.

Tak hanya itu, dia menyebut warga Israel kini hidup di “dunia khayalan” dan tidak memahami bahwa kehidupan di Israel sangat bergantung pada listrik.

BERITA TERKAIT

“Ketika saya menjabat dan mulai menyelidiki apa ancaman nyata terhadap sektor kelistrikan, saya bertanya, ‘Katakankalah ada rudal yang menghantam sektor kelistrikan, dan ada mati listrik selama 1 jam, 3 jam, 48 jam, 72 jam, dan seterusnya. Apa yang terhadi pada Israel dalam situasi itu?’” tanya dia.

“Fakta terpentingnya ialah bahwa setelah 72 jam, mustahil bisa hidup di Israel.”

Rudal jarak jauh yang diluncurkan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah
Rudal jarak jauh yang diluncurkan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah (khaberni/HO)

Goldstein juga memperingatkan bahwa Hizbullah mampu “menumbangkan” jaringan listrik Israel.

Dia kemudian meyakini penundaan perang Israel-Hizbullah adalah hal yang baik untuk dilakukan.

Baca juga: Pejabat Senior Listrik: Israel Tak Dapat Dihuni jika Terjadi Perang Habis-habisan Lawan Hizbullah

“Jika perang itu ditunda 1 tahun, 5, 10 tahun, situasi kita akan lebih baik,” ucapnya.

Akan tetapi banyak pejabat Israel yang meremehkan pernyataan Goldstein itu.

Sebagai contoh, Menteri Energi Israel Eli Cohen menyebut infrastruktur listrik dan energi Israel “kokoh dan siap untuk mengatasi semua skenario”.

Kata Cohen, kementeriannya sudah bekerja tanpa lelah guna menyiapkan “skenario ekstrem”.

Di samping itu, dia menganggap kemungkinan peristiwa mati listrik selama 72 jam itu kecil.

CEO Electric Corporation, Meir Spiegler, juga melontarkan komentar negatif atas pernyataan Goldstein.

“Pernyataan Shaul Goldstein tentang kurang kuatnya jaringan listrik itu tak bertanggung jawab, tak terhubung dengan kenyataan, dan menimbulkan kepanikan di antara masyarakat,” kata Spiegler.

Sementara itu, Noga pada hari Kamis lalu mengeluarkan pernyataan yang isinya menyebutkan bahwa ucapan Noga tidak mewakili pandangan Noga.

“Ucapan yang disampaikan CEO Shaul Goldstein pada hari ini saat konferensi INSS di Sderot tidak mewakili asesemen profesional perusahaan ini tentang kesiapan sektor energi di Israel saat situasi darurat,” demikian pernyataan Noga.

Sementara itu, pemimipin Hizbullah yang bernama Hassan Nasrallah sudah lama memperingatkan bahwa pihaknya akan membuat Israel “jatuh ke dalam kegelapan” jika Israel nekat melancarkan perang melawan Hizbullah.

Adapun video berdurasi 9 menit yang diambil dari pesawat nirawak dan dirilis Hizbullah tanggal 18 Juni lalu mengungkap bahwa Hizbullah mampu menargetkan pembangkit listrik utama Israel di Kota Haifa.

Hizbullah juga merilis video yang memperlihatkan banyak fasilitas di Israel, termasuk pembangkit listrik di Kota Hadera, yang bisa dijangkau oleh serangan Hizbullah.

Adapun militer Israel sudah mengumumkan bahwa pihaknya menyetujui rencana serangan ke Lebanon.

Serangan itu bertujuan untuk memaksa Hizbullah mundur dari perbatasan dan mengembalikan ribuan pemukim Israel ke wilayah utara.

Di sisi lain, Nasrallah menyebut Hizbullah akan bertempur “tanpa batas dan aturan” jika perang Israel-Lebanon meletus.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas