Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beri Ultimatum, PBB Desak Israel Lindungi Pekerja Kemanusiaan di Gaza: Semakin Tak Dapat Ditoleransi

Para pejabat PBB mengatakan belum ada keputusan akhir mengenai penghentian operasi di Gaza, dan pembicaraan dengan Israel sedang berlangsung.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Beri Ultimatum, PBB Desak Israel Lindungi Pekerja Kemanusiaan di Gaza: Semakin Tak Dapat Ditoleransi
khaberni/HO
Ilustrasi - Tank Israel bermanuver dalam sebuah penyerbuan di Gaza pada Jumat (31/5/2024). Para pejabat PBB mengatakan belum ada keputusan akhir mengenai penghentian operasi di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat senior PBB telah memberi peringatan kepada Israel, Selasa (25/6/2024).

PBB akan menghentikan operasi bantuan badan dunia tersebut di Gaza, kecuali Israel bertindak segera untuk lebih melindungi pekerja kemanusiaan.

Ultimatum tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian langkah PBB menuntut Israel berbuat lebih banyak untuk melindungi operasi bantuan dari serangan pasukannya.

PBB juga berupaya mengekang meningkatnya pelanggaran hukum yang menghambat pekerja kemanusiaan.

Sebuah surat PBB yang dikirim ke para pejabat Israel menyebut, Israel harus memberikan pekerja PBB cara untuk berkomunikasi langsung dengan pasukan Israel di Gaza.

Mereka berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas negosiasi yang sedang berlangsung dengan para pejabat Israel.

Para pejabat PBB mengatakan belum ada keputusan akhir mengenai penghentian operasi di Gaza, dan pembicaraan dengan Israel sedang berlangsung.

BERITA REKOMENDASI

Juru bicara PBB, Stéphane Dujarric, mengatakan kondisi pekerja bantuan di wilayah itu "semakin tidak dapat ditoleransi".

"PBB mendorong semua kontaknya dengan Israel untuk menyelesaikan masalah tersebut dan mencatat bahwa PBB tidak akan mengabaikan rakyat Gaza," katanya, dikutip dari AP News.

Pekerja Kemanusiaan Terbunuh di Gaza

PBB mengatakan, pada April 2024 sekitar 30 pekerja kemanusiaan telah terbunuh saat menjalankan tugas di Gaza, sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai pada Oktober 2023.

PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya juga mengeluhkan meningkatnya kejahatan di Gaza.

Baca juga: Krisis Tentara, Israel Berniat Bentuk Divisi David, Diisi Relawan dan Yahudi Ultra-Ortodoks

Mereka pun mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak guna meningkatkan keamanan keseluruhan operasi mereka dari serangan dan pencurian.

Pelanggaran hukum telah menghambat apa yang dikatakan Israel sebagai jeda harian dalam pertempuran untuk menciptakan koridor baru yang aman untuk menyalurkan bantuan ke Gaza selatan.

Pejabat kemanusiaan mengatakan, kelompok pria bersenjata secara rutin menghalangi konvoi, menodongkan senjata kepada pengemudi, dan mengobrak-abrik barang bawaan mereka.

"Rudal menghantam tempat kami, meskipun sudah aman dari konflik," kata Steve Taravela, juru bicara Program Pangan Dunia, salah satu organisasi utama yang menangani pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza, dilansir Arab News.

Di sisi lain, tentara Israel menolak mengomentari peringatan PBB tersebut.

Tentara Israel mengklaim mereka berusaha memfasilitasi pengiriman bantuan dan menuduh Hamas mengganggu pengiriman tersebut.

Israel sebelumnya telah mengakui beberapa serangan militer terhadap pekerja kemanusiaan, termasuk serangan pada bulan April yang menewaskan tujuh pekerja di World Central Kitchen, dan membantah tuduhan lainnya.

Dengan alasan masalah keamanan, Program Pangan Dunia (WFP) PBB telah menangguhkan pengiriman bantuan dari dermaga buatan AS yang dirancang untuk membawa makanan dan pasokan darurat lainnya kepada warga Palestina yang menghadapi kelaparan di tengah perang lebih dari delapan bulan antara Israel dan Hamas di Gaza.

Baca juga: Perwira AS Pilih Resign, Muak dengan Joe Biden yang Mati-matian Dukung Israel

Warga Palestina memeriksa sekolah PBB yang menampung pengungsi yang terkena pemboman Israel di Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, pada 6 Juni 2024.
Warga Palestina memeriksa sekolah PBB yang menampung pengungsi yang terkena pemboman Israel di Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, pada 6 Juni 2024. (AFP/BASHAR TALEB)

Update Perang Israel-Hamas

Dilansir Al Jazeera, serangan Israel menghantam pusat evakuasi yang ramai di Kota Gaza dan sebuah kamp pengungsi di Khan Younis.

Sebanyak 15 orang tewas, petugas penyelamat mencari korban selamat yang terperangkap di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Beit Lahiya, Gaza utara.

Masyarakat di Gaza “mengalami kondisi yang tidak manusiawi” dengan sepertiga penduduknya memungut sampah untuk bertahan hidup di musim panas yang menyengat, kata kelompok bantuan Mercy Corps.

Militer Israel menangkap lima warga Palestina di tengah bentrokan sengit menyusul penggerebekan di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki, media lokal melaporkan.

Baca juga: Houthi Pamer Rudal Balistik Baru, Targetkan Kapal Israel di Laut Arab, Klaim Tepat Kena Sasaran

Militer Israel menuduh, tanpa memberikan bukti apa pun, bahwa seorang anggota staf Doctors Without Borders (MSF) yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Kota Gaza adalah seorang pejuang Palestina.

MSF menyebut pembunuhan rekan mereka “sinis dan menjijikkan”, dan mengatakan bahwa fisioterapis berusia 33 tahun dan ayah tiga anak itu sedang dalam perjalanan untuk bekerja di sebuah klinik ketika serangan militer Israel menewaskan dia dan lima orang lainnya, termasuk tiga anak-anak.

Setidaknya 37.658 orang tewas dan 86.237 luka-luka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan pimpinan Hamas mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas