Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demo Kenaikan Pajak di Kenya Ricuh, Belasan Orang Tewas Kena Tembakan Polisi

Kenaikan pajak yang diusulkan presiden Kenya telah memicu aksi demo mematikan hingga 13 orang dilaporkan tewas akibat kekerasan berujung maut

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Demo Kenaikan Pajak di Kenya Ricuh, Belasan Orang Tewas Kena Tembakan Polisi
AFP
Kenaikan pajak yang diusulkan presiden Kenya telah memicu aksi demo mematikan hingga 13 orang dilaporkan tewas akibat kekerasan berujung maut antara masyarakat dan pihak kepolisian Kenya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, NAIROBI – Kenaikan pajak yang diusulkan presiden Kenya telah memicu aksi demo mematikan hingga 13 orang dilaporkan tewas akibat kekerasan berujung maut antara masyarakat dan pihak kepolisian Kenya.

Mengutip dari CNN International, demo berdarah ini terjadi ketika ribuan massa yang didominasi oleh anak muda menyerbu kompleks parlemen di ibu kota Nairobi untuk menuntut Presiden William Ruto mundur dari kursi kepemimpinan pasca merilis rancangan undang-undang kenaikan pajak di tengah krisis biaya hidup masih terus berlangsung di Kenya.

“Ini adalah suara anak muda Kenya yang menolak pemerintah otoriter,” teriak seorang pengunjuk rasa.

Baca juga: Dilaporkan ke Polisi, Hasto Akui Tak Kenal Pelapor: Saya Dianggap Menghasut dan Ciptakan Kerusuhan

Awalnya unjuk rasa sempat berjalan dengan damai selama beberapa hari. Namun setelah Pemerintah Kenya bersikeras bakal menaikkan sejumlah pajak di negara tersebut dengan alasan untuk mengisi kas negara dan mengurangi pinjaman ke luar negeri massa mulai mengamuk.

Aksi demo ini berubah kacau, di mana warga melempari polisi dengan batu serta menerobos barikade polisi. Sejumlah pengunjuk rasa bahkan sudah sampai memasuki halaman dari Parlemen Kenya.

Dalam sebuah tayangan TV lokal sebuah cuplikan video memperlihatkan gambar ruangan parlemen digeledah dengan banyak jendela pecah. Sementara mobil yang diparkir di luar dirusak dan Kantor gubernur di Nairobi yang jaraknya beberapa ratus meter dari parlemen ikut dibakar massa.

Berita Rekomendasi

Karena situasi yang semakin tidak kondusif, kepolisian Kenya terpaksa menembaki ribuan pendemo dengan peluru tajam setelah gagal membubarkan massa dengan gas air mata dan meriam air.

Selain menyebabkan tewasnya 13 warga sipil, Tenaga medis Kenya, Richard Ngumo mengatakan kericuhan teha membuat lebih dari 50 orang terluka akibat tembakan polisi.

Baca juga: Kerusuhan pecah di Kaledonia Baru, Australia dan Selandia Baru kirim pesawat evakuasi - Mengapa sebagian penduduknya keturunan Jawa?

Merespon aksi demo berdarah yang terjadi di negaranya, Dalam konferensi pers, Ruto menggambarkan kejadian hari itu sebagai “pengkhianatan”. Menurutnya ada penjahat yang berpura-pura menjadi pengunjuk rasa damai.

“Peristiwa hari ini menandai titik balik penting dalam cara kita merespons ancaman besar terhadap keamanan nasional kita. Pemerintah telah memobilisasi semua sumber daya yang dimiliki negara untuk memastikan bahwa situasi seperti ini tidak akan terulang lagi, apapun akibatnya,” tegas Ruto.

Berbanding terbalik dengan pernyataan Ruto, koalisi oposisi utama Kenya, Azimio. Mereka justru mengecam tindakan pemerintah. Ia menyebut pemerintah telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak di negara itu.

"Kenya tidak boleh membunuh anak-anaknya hanya karena anak-anak tersebut meminta makanan, pekerjaan, dan pendengar," katanya dalam sebuah pernyataan.

Jutaan Warga Kenya Hadapi Krisi Biaya Hidup

Sejak beberapa tahun terakhir masyarakat Kenya telah berjuang untuk mengatasi beberapa guncangan ekonomi yang disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, perang di Ukraina, kekeringan selama dua tahun berturut-turut, dan depresiasi mata uang.

Imbas situasi perekonomian yang tak ku njung membaik sepertiga dari 52 juta penduduk Kenya hidup dalam kemiskinan. Berbagai cara telah dilakukan Presiden William Ruto untuk membangkitkan perekonomian negara.

Mulai dari mengajukan pajak kendaraan bermotor hingga transfer uang melalui ponsel. Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan dana sebesar 2,4 miliar dolar AS guna menstabilkan keuangan negara dan mengamankan pendanaan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Namun cara ini dinilai belum cukup untuk menyelamatkan perekonomian Kenya alasan tersebut mendorong parlemen untuk menyetujui pungutan sebesar 2,75 persen atas pendapatan untuk rencana asuransi kesehatan nasional, serta peningkatan pajak atas minyak sayur dan bahan bakar, yang berdampak pada kenaikan biaya produksi dan mengalir ke konsumen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas