Istri Netanyahu Tuduh Para Panglima Militer Israel Berencana untuk Melakukan Kudeta kepada Suaminya
Istri Benjamin Netanyahu Sarah Netanyahu menuduh para pemimpin militer merencanakan kudeta.
Penulis: Muhammad Barir
Istri Netanyahu Tuduh Para Panglima Militer Israel Rencanakan untuk Melakukan Kudeta kepada Suaminya
TRIBUNNEWS.COM- Istri Benjamin Netanyahu Sarah Netanyahu menuduh para pemimpin militer merencanakan kudeta.
Sarah Netanyahu mengatakan kepada keluarga tawanan Hamas bahwa dia 'tidak percaya' pada kepemimpinan senior militer.
Sarah Netanyahu menuduh para panglima militer Israel berusaha melakukan kudeta terhadap suaminya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Haaretz melaporkan pada 25 Juni, berdasarkan bocoran audio yang diperoleh surat kabar tersebut.
Dalam pertemuan pekan lalu dengan keluarga beberapa tawanan Hamas di Gaza, Sarah Netanyahu beberapa kali menyatakan dalam rekaman bahwa dia tidak percaya pada perwira senior tentara.
Keluarga-keluarga tersebut menjadi kecewa dengan komentar Netanyahu, yang mengatakan bahwa nasib anggota keluarga mereka yang ditawan bergantung pada tentara.
Sebagai tanggapan, Nyonya Netanyahu mengklarifikasi komentarnya. Dia mengatakan bahwa kurangnya kepercayaannya bukan pada tentara secara keseluruhan tetapi pada komandan seniornya.
Haaretz menambahkan bahwa dia "dengan keras mengklaim bahwa mereka tertarik untuk melakukan kudeta" dan mengulangi klaim tersebut berkali-kali.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh para perwira militer, termasuk Kolonel (Purn) Verda Pomerantz, mantan kepala divisi korban, dan Gal Hirsch, mantan komandan militer yang ditugaskan oleh perdana menteri untuk mengoordinasikan upaya pemerintah untuk membebaskan para tawanan. Pernyataan Sarah menjadi perhatian para perwira senior di angkatan darat.
Pertemuan itu terjadi beberapa hari setelah putra Perdana Menteri, Yair Netanyahu, juga menyerang para panglima militer, menuduh mereka melakukan pengkhianatan.
Pada hari Sabtu, Yair membagikan video di mana Kepala Staf Herzi Halevi, Kepala Shin Bet Ronan Bar, dan pensiunan kepala intelijen militer Angkatan Darat Aharon Haleva disebut sebagai "kegagalan fatal" karena tidak mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Setelah itu, Yair juga mengunggah di situs media sosial X dengan tulisan, "Apa yang mereka (panglima militer) coba sembunyikan? Jika tidak ada makar, mengapa mereka begitu takut pihak eksternal dan independen akan memeriksa apa yang terjadi?"
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri atas nama Sarah Netanyahu mengatakan dia telah bekerja atas inisiatifnya sendiri untuk keluarga korban penculikan, keluarga yang berduka, keluarga korban pembunuhan dan semua kalangan yang menderita akibat perang yang sulit ini, dan membantu sebanyak yang dia bisa.
Pernyataan tersebut kemudian menyebut kebocoran audio tersebut sebagai ketidakadilan yang keji.