Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Aziz Dweik yang Seharusnya Jadi Presiden Palestina, Pernah 7 Kali Ditahan Israel

Dr. Aziz al-Dweik disebut-sebut sebagai sosok yang seharusnya bisa menjadi Presiden Otoritas Palestina menggantikan Mahmoud Abbas.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Sosok Aziz Dweik yang Seharusnya Jadi Presiden Palestina, Pernah 7 Kali Ditahan Israel
AHMAD GHARABLI / AFP
Aziz Dweik pada 9 Juni 2015. Israel membebaskan ketua Dewan Legislatif Palestina yang dibubarkan setelah hampir 9 bulan. Aziz Duwaik, ketua Dewan Legislatif Palestina yang sekarang sudah dibubarkan, dibebaskan oleh otoritas Israel pada hari Kamis (13/6/2024). Setelah hampir sembilan bulan ditahan berdasarkan “undang-undang yang kejam” tanpa ada tuntutan resmi yang diajukan terhadapnya 

Namun, dia dicalonkan untuk maju dalam Pemilihan Legislatif Nasional Palestina lewat Partai Perubahan dan Reformasi yang didukung Hamas.

Partai itu menang telak dan mengalahkan lawannya, Fatah.

Kemenangan Hamas dalam Pemilu 2006 membuat Dweik bisa menjabat sebagai Ketua Majelis Legislatif Palestina.

Secara teknis, dia akan menjadi suksesor Presiden Otoritas Palestina (OP) Mahmoud Abbas menurut Hukum Dasar OP.

Presiden Palestina Mahmud Abbas menghadiri pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di Riyadh.
Presiden Palestina Mahmud Abbas menghadiri pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di Riyadh. (BADAN PERS SAUDI / AFP)

Tiga tahun kemudian masa jabatan Abbas sudah berakhir. Hamas mengumumkan bahwa Dweik adalah pemimpin sah PO sesuai dengan hukum itu.

Dweik akan menduduki posisi itu. Namun, AS dan Israel menolak menerima pemerintahan Hamas.

Dia dan pejabat Palestina lain dari Hamas dicegah untuk melakukan pekerjaannya oleh Abbas.

Baca juga: Puluhan Tentara Cadangan Israel Membangkang, Tolak Kembali ke Gaza karena IDF Kejam kepada Sipil

BERITA REKOMENDASI

Karena AS dan Uni Eropa menjadi penyumbang dana terbasa untuk Otoritas Nasional Palestina (PNA), keduanya menjatuhkan sanksi kepada Hamas.

Keduanya juga menjalin kesepakatan dengan Abbas untuk mencegah pemerintahan Hamas. Sebagai gantinya, PNA akan terus mendapatkan dana dari Barat.

Setelah disumpah sebagai Ketua Majelis Legislatif Palestina, Dweik mengomentari penolakan Barat untuk menerima demokrasi Palestina.

“Orang yang lapar adalah orang yang marah. Kita berharap dunia tidak akan mengizinkan rakyat Palestina menderita karena ini hanya akan membuat orang-orang menjadi lebih radikal,” katanya kala itu.

“Pesan saya kepada Israel ialah hentikan pendudukan, dan tidak akan ada pertempuran.”


Beberapa bulan kemudian, rumahnya dikepung puluhan kendaraan militer Israel. Dia pun diculik dan ditempatkan di tahanan hingga tahun 2009 ketika kesehatannya menurun.

Pada tahun 2014 Dweik kembali ditangkap bersama dengan anggota Hamas di Tepi Barat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas