Rusia Bangun 5 Apartemen untuk 209 Pengungsi Palestina di Chechnya, Siap Mulai Hidup Baru
Rusia membangun 5 apartemen untuk 209 pengungsi Palestina yang akan menjadi tempat tinggal permanen di Republik Chechnya. Mereka belajar bahasa Rusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Republik Chechnya yang merupakan bagian dari Federasi Rusia, membangun lima apartemen untuk 209 pengungsi Palestina.
Apartemen itu akan menjadi tempat tinggal baru dan permanen bagi para pengungsi Palestina yang tiba di Rusia pada November 2023 lalu.
Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengumumkan para pengungsi Palestina akan menempati apartemen itu dalam waktu dekat.
Sebuah yayasan yang dikelola oleh ibu Kadyrov, Aymani, menugaskan pembangunan lima gedung apartemen untuk menampung secara permanen para pengungsi tersebut.
"Selamat kepada Saudara-saudari Palestina yang telah menemukan rumah baru yang nyaman! Saya berharap mereka tidak akan pernah melihat perang lagi, hidup berkecukupan dan sejahtera!" kata Ramzan Kadyrov dalam sebuah pernyataan pada Jumat (28/6/2024).
"Para pengungsi, yang awalnya ditempatkan di resor anak-anak Gorny Klyuch di tenggara Grozny, kini akan pindah ke 'komunitas pondok' di Distrik Visaitovsky di ibu kota Chechnya, di mana 209 orang akan tinggal di 40 apartemen baru," lanjutnya.
Menurut pernyataan Ramzan Kadyrov, pembangunan kompleks tersebut memakan waktu sekitar enam bulan.
"Selama masa ini, 55 warga Palestina mendapatkan pekerjaan, sementara anak-anak dan remaja mereka ditempatkan di sekolah dan universitas. Semuanya telah belajar bahasa Rusia," kata Ramzan Kadyrov.
"Rencana jangka pendek kami mencakup pembentukan komunitas Palestina di Republik Chechnya sehingga para pengungsi dapat mempertahankan identitas nasional mereka," tambahnya.
Bangunan-bangunan tersebut diresmikan dalam sebuah upacara yang memperingati 20 tahun Yayasan Akhmat Kadyrov, yang diambil dari nama ayah Ramzan, yang memainkan peran penting dalam mengakhiri pemberontakan separatis yang telah berlangsung selama satu dekade dan mengintegrasikan kembali Chechnya ke Rusia.
"Orang-orang Chechen, tidak seperti yang lain, tahu semua kesulitan perang. Kami semua telah melalui cobaan yang mengerikan, kami telah melihat kelaparan, kedinginan, dan kematian orang-orang terkasih. Oleh karena itu, kesedihan yang menimpa orang-orang Palestina sangat dekat dengan kami," kata Ramzan Kadyrov dalam pengumuman tersebut.
Baca juga: Kisah Ita Muswita, Relawan Medis Indonesia di Gaza Palestina: Kami Menyebutnya Jihad Profesi
Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov telah berulang kali menyuarakan dukungannya terhadap Palestina dalam serangan Israel di Jalur Gaza yang sedang berlangsung.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.834 jiwa dan 86.858 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (29/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel