Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Dapatkan Tanaman Rekayasa Genetika Jamin Ketahanan Pangan?

Sebuah revolusi rekayasa genetika terbaru digembar-gemborkan jadi obat mengatasi krisis ketahanan pangan global, seiring dengan kehancuran…

zoom-in Dapatkan Tanaman Rekayasa Genetika Jamin Ketahanan Pangan?
Deutsche Welle
Dapatkan Tanaman Rekayasa Genetika Jamin Ketahanan Pangan? 

Pengadilan menemukan bahwa "tidak ada konsensus ilmiah mengenai keamanan atau bahaya beras emas dan terong,” kata Guerrero kepada DW.

Guerrero dari Greenpeace menyatakan bahwa larangan tersebut adalah kemenangan keanekaragaman tanaman dan ketahanan ekologi terhadap monokultur transgenik yang cenderung menguntungkan Perusahaan seperti Bayer, Corteva, ChemChina-Syngenta dan BASF, yang menguasai lebih dari 60% pasar benih di seluruh dunia.

Apa kata para pendukung revolusi genetika?

Jennifer Thomson, profesor emeritus biologi molekuler dan sel di Universitas Cape Town, telah mengembangkan jagung transgenik yang tahan kekeringan dengan menambahkan gen dari tanaman Xerophyta viscosa yang dapat mentoleransi dehidrasi hingga 95%.

Menjadi penasihat Forum Ekonomi Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai tanaman rekayasa genetika selama beberapa dekade, ia mengatakan, "Ada begitu banyak kontroversi, dan hal ini masih terus berlanjut."

Namun dalam konteks perkebunan rakyat di Afrika bagian selatan, ia melihat tanaman tahan serangga yang dihasilkan melalui rekayasa hayati sebagai "anugerah bagi para petani.”

Para ilmuwan Australia mempelopori proyek produksi kacang tunggak melalui rekayasa biologis perlindungan hama serangga karena kacang-kacangan telah menjadi makanan pokok di seluruh Afrika selama ribuan tahun.

"Tanpa resistensi terhadap serangga, dalam banyak kasus mereka tidak akan bisa panen,” kata Jennifer Thomson, seraya menambahkan bahwa penanaman jagung transgenik telah melipatgandakan hasil panen bagi beberapa petani di Afrika.

Tanaman non-GMO bisa jadi solusi ketahanan pangan?

BERITA TERKAIT

Meskipun potensi tanaman transgenik baru meningkat, resistensi terhadap manipulasi gen terus berlanjut. Berkembang skeptisisme, dengan sekitar separuh masyarakat yang disurvei secara global pada tahun 2020 meyakini bahwa tanaman transgenik tidak aman dikonsumsi.

Thomson mengklaim bahwa konsumen jagung rekayasa genetika di Afrika tidak pernah menyampaikan keluhan kesehatan. Namun Anneleen Kenis yakin perusahaan bioteknologi terlalu sering "memainkan kartu iklim,” meskipun hanya sedikit tanaman rekayasa genetika ini sebenarnya diproduksi untuk ketahanan terhadap iklim.

Inisiatif yang dilakukan adalah dengan mengembangkan buah-buahan dan sayur-sayuran yang tetap segar dalam jarak jauh. Salah satu tujuannya adalah membatasi limbah makanan yang dapat memperburuk iklim. Namun bagi Kenis, manfaat ini tidak sebanding dengan tingginya jarak tempuh pangan dan jejak karbon. Ia menekankan bahwa penting untuk memelihara "lokasi yang kaya akan keanekaragaman hayati” yang dapat melawan dan memitigasi perubahan iklim.

(ae/hp)

Sources:

"GMOS and Your Health," US Food and Drug Administration, July 2022," https://www.fda.gov/media/135280/download

"Green Revolution to Gene Revolution: Technological Advances in Agriculture to Feed the World," May 2022, https://www.mdpi.com/2223-7747/11/10/1297

"Explained: How engineered crops can fight climate change" https://www.weforum.org/agenda/2022/07/engineered-crops-can-fight-climate-change/

Sumber: Deutsche Welle

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas