Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepanjang 2024, 800 Perwira dari Letkol hingga Kolonel IDF Mundur: Gaza Bikin Ngeri, Israel Rapuh

Apa dampak pengunduran diri massal perwira IDF ini? Keamanan teritorial Israel menjadi sangat rapuh di berbagai front karena hilangnya garis komando

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sepanjang 2024, 800 Perwira dari Letkol hingga Kolonel IDF Mundur: Gaza Bikin Ngeri, Israel Rapuh
rntv/tangkap layar
Kepala Staf Militer Israel (IDF), Herzi Halevi memberi pengarahan lapangan ke pasukan tempur IDF dalam perang Gaza. Israel dilaporkan mengalami krisis personel militer seiring berlarutnya perang di Jalur Gaza yang sudah berlangsung sembilan bulan. 

Media lain Israel mengungkapkan bahwa ratusan tentara cadangan meninggalkan Israel dan melakukan perjalanan ke luar negeri setiap bulan tanpa memberi tahu komandan mereka.

Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, menyoroti peran penting tentara cadangan dalam upaya tempur saat ini, seperti dikutip oleh surat kabar Israel, Calcalist.

Tentara IDF beroperasi di Jalur Gaza, Januari 2024. /Kredit foto: IDF
Tentara IDF beroperasi di Jalur Gaza, Januari 2024. /Kredit foto: IDF (Via JPost)

Dia memperingatkan bahwa demobilisasi ribuan tentara cadangan dalam peran tempur dan pendukung dapat sangat berdampak pada efisiensi operasional dan kemampuan tempur tentara.

Menanggapi krisis ini, Knesset menyetujui pembacaan pertama rancangan undang-undang yang bertujuan untuk sementara waktu menaikkan usia pengecualian dari dinas cadangan militer.

Undang-undang yang diusulkan berupaya untuk memperpanjang masa dinas bagi prajurit cadangan hingga usia 41 tahun dan bagi perwira cadangan hingga usia 46 tahun.

Selain itu, profesi tertentu, termasuk dokter tempur, paramedis, dan teknisi yang ditentukan oleh menteri pertahanan, akan diperpanjang masa kerjanya hingga usia 50 tahun.

RUU tersebut memerlukan persetujuan dalam tiga tahap untuk menjadi undang-undang dan akan berlaku hingga 30 September jika disahkan

BERITA TERKAIT

. Pada tanggal 11 Juni, Menteri Pertahanan “Israel” Yoav Gallant berupaya untuk memperpanjang undang-undang tersebut selama enam bulan.

Namun, setelah mendapat kritik dari penasihat hukum pemerintah, Gali Baharav-Miara, dicapai kompromi untuk memperpanjang undang-undang tersebut selama tiga bulan.

Yahudi Ortodoks Wajib Ikut Militer

Kehabisan pasukan, kini Israel bakal merekrut laki-laki Yahudi Ultra-Ortodoks untuk bergabung di militer.

Baca juga: Shejaiya Kembali Makan Korban Tentara Israel, Al-Qassam Hanguskan 2 Merkava, Hamas Sembuhkan Diri

Hal tersebut muncul usai adanya keputusan pengadilan mengenai dinas militer Ultra-Ortodoks.

Oposisi Israel pun merayakan keputusan itu.

Tokoh oposisi Israel menyambut baik keputusan Mahkamah Agung (MA) Israel yang mengharuskan laki-laki Ultra-Ortodoks direkrut menjadi militer.

Yair Golan, Ketua Partai Buruh Israel, memuji keputusan dan menyebut sebagai langkah adil.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas