Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Populer Internasional: Jenderal Israel Biarkan Hamas Berkuasa, Tank-tank IDF Bak Kerasukan

Berita populer internasional dalam sehari terakhir terangkum, mulai dari jenderal Israel biarkan Hamas berkuasa hingga tank IDF seperti kerasukan

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Populer Internasional: Jenderal Israel Biarkan Hamas Berkuasa, Tank-tank IDF Bak Kerasukan
rntv/tangkap layar
Pasukan Israel (IDF), tampak tergesa berlindung saat menghadapi penyergapan dan serangan dadakan. Berita populer internasional dalam sehari terakhir terangkum, mulai dari jenderal Israel biarkan Hamas berkuasa hingga tank IDF seperti kerasukan 

TRIBUNNEWS.COM - Kabar populer di kanal internasional terangkum dalam berita Tribunnews sehari terakhir.

Konflik Palestina vs Israel masih menjadi topik populer alias banyak dibaca oleh pembaca Tribunnews.com.

Mulai dari para pejabat senior Israel ingin adanya gencatan senjata di Jalur Gaza.

Mereka membiarkan Hamas tetap berkuasa di Gaza.

Kemudian ancaman datang dari Koalisi Irak jika Israel nekat menyerang Lebanon.

Para fraksi bakal melancarkan serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat (AS) di Irak dan kawasan apabila hal itu terjadi.

Selanjutnya, situasi tak kondusif yang terjadi di Lebanon memancing reaksi dari berbagai negara.

BERITA REKOMENDASI

Terutama negara yang penduduknya berada di Lebanon, imbauan sudah dilayangkan untuk segera meninggalkan tempat konflik.

Seperti warga Arab Saudi yang saat ini berada di Lebanon diminta oleh Kedutaan Besar Saudi di Beirut pada hari Sabtu untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon dan diingatkan untuk berkomunikasi dengan kedutaan jika terjadi keadaan darurat.

Hingga berita tank-tank milik Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meningkatkan serangannya ke daerah pinggiran Shejaia di bagian timur Kota Gaza.

Tank-tank tersebut terus menembus wilayah Rafah bagian barat dan tengah.

Baca juga: Hizbullah Umumkan akan Setop Perang dengan Israel jika Ada Gencatan Senjata di Gaza

Berikut berita populer internasional rangkuman Tribunnews.com dalam sehari terakhir:

1. Para Jenderal Israel Serukan Jeda Perang

Para prajurit dari pasukan Israel (IDF) di Jalur Gaza. IDF dilaporkan mengalami krisis personel dan berniat membentuk divisi baru untuk mengatasi kekurangan prajurit di tengah gelombang kecemasan pasukan lama yang sudah mengalami titik kulminasi dari perang yang berlarut di Gaza.
Para prajurit dari pasukan Israel (IDF) di Jalur Gaza. IDF dilaporkan mengalami krisis personel dan berniat membentuk divisi baru untuk mengatasi kekurangan prajurit di tengah gelombang kecemasan pasukan lama yang sudah mengalami titik kulminasi dari perang yang berlarut di Gaza. (khaberni)

Surat kabar, The New York Times - mengutip para pejabat senior Israel - mengatakan kalau para jenderal senior Israel ingin memulai gencatan senjata di Jalur Gaza meskipun hal ini akan membuat Hamas tetap berkuasa untuk sementara waktu.

Seruan dari para jenderal Tentara Israel (IDF) ini menyebabkan semakin lebarnya jurang perbedaan sikap dan pandangan antara tentara dan para tokoh politik Israel di bawah payung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Surat kabar Amerika tersebut mengutip para pejabat politik Israel yang menegaskan kalau mempertahankan kekuasaan Hamas saat ini untuk membebaskan para tahanan Israel yang ada di Gaza merupakan pilihan yang paling buruk.

Laporan juga mencatat kalau para politisi Israel menilai kalau tentara Israel takut akan munculnya perang abadi yang akan menguras energi dan amunisi mereka secara bertahap.

Lansiran media tersebut, dikutip Khaberni, juga menambahkan kalau dari sisi militer, para jenderal IDF percaya kalau gencatan senjata akan menjadi cara terbaik untuk membebaskan sekitar 120 warga Israel yang masih ditahan, hidup atau mati, di Gaza.

Penilaian ini muncul setelah terjadi perang terus menerus selama sekitar 9 bulan di Jalur Gaza yang terkepung.

SELANJUTNYA>>>

2. Koalisi Milisi Irak Ancam Kepentingan AS

Kekuatan pasukan Houthi telah berlipat ganda setelah  kelompok perlawanan islam di Irak (IRI) sepakat melakukan operasi militer gabungan, Senin (24/6/2024).
Kekuatan pasukan Houthi telah berlipat ganda setelah kelompok perlawanan islam di Irak (IRI) sepakat melakukan operasi militer gabungan, Senin (24/6/2024). (Al Jazeera)

Faksi Irak mengeluarkan pernyataan yang mengancam melancarkan serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat (AS) di Irak dan kawasan jika Israel melancarkan perang terhadap Lebanon.

Ancaman ini muncul setelah pertemuan faksi-faksi Irak yang dikenal sebagai “Koordinasi Perlawanan Irak,” untuk membahas ancaman Israel untuk berperang melawan Lebanon dan Hizbullah.

Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa operasi melawan kepentingan AS di Irak dan wilayah tersebut akan meningkat dalam frekuensi dan kualitas, menekankan bahwa kepentingan-kepentingan ini akan menjadi target yang sah bagi elemen perlawanan Irak.

Pernyataan itu juga melontarkan kritik terhadap proyek pipa minyak Aqaba-Basra, yang mereka gambarkan menghabiskan sumber daya Irak dalam jumlah besar tanpa manfaat ekonomi, dan menganggapnya sebagai langkah menuju normalisasi hubungan antara Irak dan Israel yang digaungkan AS.

Jalur pipa yang akan dibangun itu sepanjang 1.680 kilometer dan merupakan alternatif rute ekspor minyak mentah Irak yang mentargetkan untuk memproduksi hingga 8 juta barel per hari minyak mentah pada 2018.

Pipa ini direncanakan akan membentang dari Basra, Irak ke Najaf, sebelah selatan Baghdad, dan kemudian membentang di sepanjang perbatasan Saudi-Irak ke Yordania hingga ke ujungnya di Pelabuhan Aqaba, Yordania.

SELANJUTNYA>>>

3. Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon

Kepulan asap mengepul selama pemboman Israel di desa Khiam di Lebanon selatan dekat perbatasan dengan Israel pada 23 Juni 2024.
Kepulan asap mengepul selama pemboman Israel di desa Khiam di Lebanon selatan dekat perbatasan dengan Israel pada 23 Juni 2024. (RABIH DAHER/AFP)

Israel mengklaim akan memulai operasi ofensif di Lebanon pada paruh kedua bulan Juli, kecuali Hizbullah menghentikan serangan-serangannya ke wilayah pendudukan, Bild Jerman melaporkan pada Senin (1/7/2024), mengutip sumber-sumber diplomatik.

Kelompok Perlawanan Lebanon, Hizbullah, telah berulang kali mengatakan kalau mereka tidak akan menghentikan serangannya kecuali Israel mengakhiri agresi genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

Lebanon dan Israel telah berperang sejak 8 Oktober, menyusul operasi Banjir Al Aqsa dan pemboman intensif pasukan pendudukan di Gaza, yang menyebabkan Hizbullah meluncurkan front dukungan bagi rakyat Palestina.

Terlepas dari dukungan Amerika Serikat terhadap Israel, pemerintahan Biden dengan tegas mendesak pasukan pendudukan untuk tidak berperang dengan Lebanon, karena hal itu akan menjadi bencana besar bagi kedua belah pihak dan berpotensi memicu perang regional.

Di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang skala penuh antara “Israel” dan Lebanon, tujuh negara telah mendesak warganya untuk mengungsi dari Lebanon.

Sementara, lima negara lainnya memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon saat ini.

Warga negara Arab Saudi yang saat ini berada di Lebanon diminta oleh Kedutaan Besar Saudi di Beirut pada hari Sabtu "untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon" dan diingatkan untuk "tetap berhubungan dengan kedutaan jika terjadi keadaan darurat."

Australia "sangat menyarankan" warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke wilayah tersebut, dan mendorong warga yang sudah berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut ketika pesawat komersial masih beroperasi.

SELANJUTNYA>>>

4. Tank-tank IDF Bak Kerasukan di Shejaia dan Khan Younis

Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 18 Januari 2024 menunjukkan seorang tentara Israel menjaga posisi selama operasi di daerah Khan Yunis di Jalur Gaza selatan di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by Israeli Army / AFP)
Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 18 Januari 2024 menunjukkan seorang tentara Israel menjaga posisi selama operasi di daerah Khan Yunis di Jalur Gaza selatan di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by Israeli Army / AFP) (AFP/-)

Tank-tank milik Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meningkatkan serangannya ke daerah pinggiran Shejaia di bagian timur Kota Gaza.

Tank-tank tersebut terus menembus wilayah Rafah bagian barat dan tengah.

Serangan intensif dari IDF ini terjadi pasca sayap bersenjata Jihad Islam, Brigade Al-Quds menembakkan puluhan roket ke wilayah Israel selatan.

Militer Israel mengatakan telah menewaskan sejumlah militan dalam pertempuran di Shejaia pada hari Senin dan menemukan sejumlah besar senjata di sana.

Dikutip dari Reuters, Hamas menyebut para pejuangnya telah memancing pasukan Israel ke sebuah rumah dengan bom di sebelah timur Rafah dan meledakkannya, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Militer Israel mengumumkan tewasnya seorang tentara di Gaza selatan tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

SELANJUTNYA>>>

5. Hari yang Berat Bagi Tentara Israel

Serangan Drone Hizbullah Hantam Dataran Tinggi Golan
Serangan Drone Hizbullah Hantam Dataran Tinggi Golan (Twitter)

Senin (1/7/2024), tampaknya menjadi hari yang berat bagi Pasukan Israel (IDF) yang menjalani tiga front sekaligus di berbagai wilayah yaitu, Rafah dan Khan Yunis (Gaza Selatan), Tulkarem (Tepi Barat), dan Dataran Tinggi Golan di perbatasan Utara dengan Lebanon.

Di Gaza Selatan, Militer Israel mengkonfirmasi kematian seorang tentara dari Brigade Nahal dan cedera serius lainnya dalam bentrokan sengit di Rafah Gaza selatan pada Senin.

Militer Israel sempat ketar-ketir ketika Hamas menembakkan sekitar 20 roket dari wilayah Kota Khan Younis, Gaza selatan, Senin (1/7/2024).

Dari pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Hamas menargetkan wilayah Israel selatan.

Padahal, wilayah yang digunakan Hamas untuk menembakkan roket-roket itu, saat ini tengah menjadi lokasi pertempuran sengit antara IDF dan kelompok tersebut.

"Sekitar 20 proyektil diidentifikasi melintas dari wilayah Khan Younis. Sejumlah proyektil dicegat dan beberapa proyektil jatuh di dalam wilayah Israel selatan," kata IDF, dikutip dari Arab News.

Sayap bersenjata Jihad Islam, Brigade Al-Quds mengatakan telah melepaskan tembakan salvo yang menargetkan beberapa komunitas Israel selatan di sepanjang perbatasan dengan Gaza.

"Kami mengebom ... permukiman di sepanjang Jalur Gaza dengan rentetan rudal sebagai tanggapan atas kejahatan musuh Zionis terhadap rakyat Palestina kami," tulis Brigade Al-Quds dalam pernyataannya.

SELANJUTNYA>>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas