Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

200 Rudal & Drone Hizbullah Serang 12 Situs Militer Israel, Termasuk Pusat Komando dan Markas Intel

Baku tembak di perbatasan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran telah terjadi hampir setiap hari sejak perang di Gaza dimulai.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in 200 Rudal & Drone Hizbullah Serang 12 Situs Militer Israel, Termasuk Pusat Komando dan Markas Intel
khaberni/HO
Rudal Hizbullah. Milisi Lebanon ini meluncurkan gelombang serangan rudal, roket dan drone ke berbagai situs militer Israel, Kamis (4/7/2024). 

Namun konflik tersebut secara bertahap semakin intensif, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat meningkat menjadi konflik besar-besaran.

Hizbullah adalah kelompok non-negara yang punya kekuatan militer terkuat di dunia.

Hizbullah memiliki berbagai drone, rudal jarak pendek hingga jarak menengah, dan artileri presisi. Bahkan, kekuatan Hizbullah disebut di atas kekuatan militer Lebanon.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa putaran pertempuran mereka saat ini dengan Israel adalah untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

Serangan Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 300 pejuang Hizbullah dan sekitar 90 warga sipil, menurut penghitungan Reuters. Sementara itu, Israel menyatakan tembakan dari Lebanon telah menewaskan 18 tentara dan 10 warga sipil.

Militer Israel tekan Netanyahu

Sekitar 30 jenderal senior Israel mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera menekan kontrak kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

BERITA REKOMENDASI

Adapun daftar para jenderal yang mendesak disahkannya gencatan senjata Gaza, diantaranya ada kepala staf militer, Letnan Jenderal Herzi Halevi, komandan angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut, dan kepala intelijen militer.

Mengutip dari New York Times, desakan gencatan senjata sengaja digagas para jenderal senior Israel agar negara zionis ini bisa lebih fokus dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan perang dengan Hizbullah di Lebanon.

Mengingat saat ini kondisi militer Israel di Medan perang tengah menghadapi kondisi krisis akibat kekurangan suku cadang untuk kendaraan militer, termasuk tank dan buldoser.

Tak hanya itu para militer Israel di Medan perang juga menghadapi krisis sumber daya manusia (SDM) setelah beberapa pasukan memilih untuk mengundurkan diri akibat lelah menghadapi perang yang tak berkesudahan.

"Militer mendukung penuh kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata," kata penasihat keamanan Eyal Hulata.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas