IDF dan Pemerintahan Biden Bikin Netanyahu Keringat Dingin, Bersatu untuk Lawan Perdana Menteri
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tengah keringat dingin ketika IDF dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden bersatu melawannya.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
Dua minggu lalu keretakan itu kembali terlihat dalam pertukaran pernyataan di mana juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan "gagasan menghancurkan Hamas atau membuatnya menghilang sama saja dengan melemparkan pasir ke mata publik".
Setelahnya, Netanyahu menanggapi pernyataan Hagari dengan menyebut penghancuran Hamas adalah salah satu tujuan perang.
"Kabinet yang saya pimpin telah menetapkan penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas sebagai salah satu tujuan perang, dan IDF berkomitmen untuk itu," ucap Netanyahu.
Perselisihan antara Netanyahu dan eselon atas IDF telah bergemuruh sejak 7 Oktober, di mana Perdana Menteri berusaha untuk menyalahkan semua kegagalan tragis hari itu kepada militer dan komunitas intelijen.
Tidak dapat dielakkan bahwa pada suatu saat, terutama karena Netanyahu menolak memberikan IDF strategi menyeluruh untuk perang dan akibatnya, hal itu akan terungkap.
Beberapa pengamat bahkan berpikir para jenderal itu bermain sesuai keinginan Netanyahu dengan memberikan pengarahan yang menentangnya.
Namun, perkembangan yang paling mengkhawatirkan dari sudut pandang Netanyahu terjadi minggu lalu, selama kunjungan Menteri Pertahanan Yoav Gallant ke Washington.
Baca juga: Cegah Putusan ICC, Israel Mulai Rayu 25 Negara agar Tolak Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Di mana ia bergabung dengan mantan rekan-rekannya di Staf Umum IDF dalam mengecam Netanyahu, kali ini mengenai cara Perdana Menteri tersebut secara terbuka menegur pemerintahan Biden atas keterlambatan pasokan senjata.
Sumber yang dekat dengan Netanyahu menanggapi, "ketika perselisihan tidak terselesaikan selama berminggu-minggu di balik pintu tertutup, Perdana Menteri Israel harus berbicara secara terbuka untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan para pejuang".
Netanyahu Ngotot Habisi Hamas
The New York Times tidak menyebutkan sejauh mana para jenderal telah mendesak posisi tersebut kepada Netanyahu, yang telah berulang kali berjanji untuk terus berjuang hingga "kemenangan total".
Netanyahu juga mengatakan Israel sedang kekurangan amunisi, dan menuduh bahwa Gedung Putih menahan pasokan senjata dari negara tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengecam "sumber anonim" yang berbicara kepada media AS tersebut.
"Saya tidak tahu siapa saja pihak-pihak yang tidak disebutkan namanya itu, tetapi saya di sini untuk menjelaskannya dengan tegas: hal itu tidak akan terjadi," kata Netanyahu, dikutip dari Times of Israel.
Baca juga: Telepon Netanyahu, Macron Minta PM Israel Cegah Konflik Israel-Hizbullah di Lebanon
"Kami akan mengakhiri perang hanya setelah kami mencapai semua tujuannya, termasuk penghapusan Hamas dan pembebasan semua sandera kami," lanjutnya.