Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hanya 2 Orang yang Tahu Lokasi Pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Israel Susah Payah Menangkapnya

Hanya dua atau tiga orang yang mengetahui keberadaan pemimpin gerakan Hamas di Gaza Yahya Sinwar.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Hanya 2 Orang yang Tahu Lokasi Pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Israel Susah Payah Menangkapnya
MAHMUD HAMS / AFP
Ketua sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar menghadiri rapat umum untuk mendukung masjid al-Aqsa Yerusalem di Kota Gaza pada 1 Oktober 2022. 

TRIBUNNEWS.COM, GAZA  - Hanya dua atau tiga orang yang mengetahui keberadaan pemimpin gerakan Hamas di Gaza Yahya Sinwar.

Demikian sumber dari kelompok Hamas mengatajan kepada surat kabar Asharq Al-Awsat yang berbasis di London pada hari Rabu.

"Lingkaran yang sangat kecil, tidak lebih dari dua atau tiga orang, mengetahui keberadaannya dan mengamankan berbagai kebutuhannya serta memastikan komunikasinya dengan para pemimpin gerakan, baik di dalam maupun di luar," tutur seorang sumber itu kepada media seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (4/7/2024).

“[Israel] gagal mengetahui lokasi pemimpin lapis pertama dan kedua [Hamas] di level politik dan militer, namun Israel mencoba membunuh beberapa dari mereka, beberapa di antaranya terluka, dan beberapa di antaranya selamat dan keluar tanpa cedera dari operasi pemboman di berbagai wilayah dan target, namun Sinwar tidak termasuk di antara mereka,” kata sumber tersebut.

Seperti diketahui Ismail Haniyeh adalah orang yang paling dicari militer Israel saat ini.

Dia dianggap bertanggungjawab atas segala macam operasional pejuang Hamas di Gaza dan yang menyerang Israel 7 Oktober 2023 lalu.

Sumber yang dikutip dalam laporan tersebut tidak menyebutkan secara rinci apakah Sinwar bersembunyi di atas atau di bawah tanah.

Baca juga: Hamas: Tak Ada yang Tahu Berapa Sandera Israel yang Masih Hidup di Gaza, Pesan Yahya Sinwar Palsu

BERITA TERKAIT

Pada bulan Februari 2024, Pasukan Pertahanan Israel merilis rekaman yang menunjukkan Sinwar berjalan melalui terowongan Gaza bersama beberapa anggota keluarganya pada tanggal 10 Oktober.

Sumber yang dekat dengan Sinwar mengatakan kepada media tersebut bahwa mereka yakin  Sinwar  tidak akan mempertimbangkan kesepakatan yang akan mengasingkannya.

“Sinwar memikirkan dua pilihan, tanpa pilihan ketiga selama ia masih hidup — baik memenuhi persyaratan perlawanan untuk menghentikan perang, penarikan pasukan pendudukan, dan menyelesaikan kesepakatan pertukaran yang terhormat, atau memperoleh kehormatan sebagai martir,” kata seorang sumber.

"Selain itu, menurut pendapat pribadinya, tidak ada pilihan lain. Usulan seperti itu [pengasingan dari Gaza] pada dasarnya tidak dapat diterima oleh Sinwar, dan dia bahkan tidak dapat memikirkannya," kata sumber tersebut.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Israel mungkin terbuka terhadap kesepakatan yang akan membuat Sinwar diasingkan dari Jalur Gaza.

Israel sebelumnya berjanji bahwa semua pemimpin Hamas di Gaza akan dibunuh atau ditangkap.

Perang di Gaza pecah pada tanggal 7 Oktober setelah serangan Hamas ke wilayah Israel dan menawan sejumlah sandera

Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan darat di Gaza dengan tujuan yang dicanangkan untuk membubarkan Hamas dan mendapatkan kembali para sandera.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 37.500 orang di Jalur Gaza telah tewas dalam pertempuran sejauh ini, meskipun jumlah korban tidak dapat diverifikasi dan tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang Hamas.

Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 15.000 pejuang Hamas dalam pertempuran dan sekitar 1.000 teroris di dalam wilayah Israel selama serangan 7 Oktober.

Di antara 15.000 teroris yang dibunuh oleh IDF terdapat sejumlah pejabat tinggi Hamas, tetapi tentara belum menangkap atau membunuh Sinwar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas