Perundingan Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut, AS Yakin Ada Peluang yang Cukup Signifikan
Ada peluang yang cukup signifikan dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) meyakini ada peluang yang cukup signifikan dalam perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.
Hal ini disampaikan seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP.
"Usulan Hamas, yang diajukan awal minggu ini, memajukan proses dan dapat menjadi dasar untuk menutup kesepakatan," kata pejabat itu, Kamis (4/7/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Namun, pejabat itu menambahkan, pekerjaan penting masih harus diselesaikan.
Selain itu, kesepakatan tidak mungkin tercapai dalam beberapa hari mendatang.
Langkah Menuju Gencatan Senjata Permanen
Sementara itu, Hamas membuat penyesuaian yang cukup signifikan dalam posisinya atas kesepakatan pembebasan sandera yang potensial dengan Israel.
Seorang pejabat senior pemerintah AS berharap, kesepakatan itu akan menghasilkan pakta yang akan menjadi langkah menuju gencatan senjata permanen.
"Kami telah mencapai terobosan," kata pejabat itu kepada wartawan melalui panggilan konferensi, Kamis, dilansir Arab News.
Ia menambahkan, masih ada masalah yang belum terselesaikan terkait dengan penerapan perjanjian tersebut.
Menurutnya, kesepakatan tersebut diperkirakan tidak akan ditutup dalam beberapa hari.
Baca juga: 2 Tentara Israel Tewas usai Hizbullah Luncurkan 200 Drone untuk Balas Kematian Komandannya
Israel Kirim Bos Mossad ke Qatar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan kepala agen mata-matanya, Mossad, ke Qatar untuk melakukan pembicaraan dengan mediator mengenai gencatan senjata perang Gaza.
Pembicaraan tersebut dapat memungkinkan kelompok Hamas membebaskan sandera yang ditawan dalam serangan 7 Oktober 2023.
Kepala Mossad, David Barnea, akan memimpin delegasi Israel ke Qatar yang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencoba membawa musuh-musuh ke meja perundingan, menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.
David Barnea diperkirakan akan tiba di Doha pada hari ini, Jumat (5/7/2024).
Bos Mossad akan bertemu dengan Perdana Menteri negara Teluk tersebut, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
"Delegasi Barnea bepergian ke Qatar dalam melanjutkan pembicaraan mengenai gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya, mengingat sensitifnya pembicaraan tersebut, masih dari Arab News.
"Dia akan bertemu dengan Perdana Menteri Qatar untuk berdiskusi dengan tujuan mendekatkan kedua pihak pada kesepakatan di Gaza," jelas sumber itu.
Sebagai informasi, pada hari Kamis, Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan dengan kabinet keamanannya untuk membahas proposal baru Hamas yang dikirim melalui mediator Qatar dan Mesir.
Israel meyakini puluhan sandera masih hidup di Gaza.
Baca juga: Hanya 2 Orang yang Tahu Lokasi Pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Israel Susah Payah Menangkapnya
Dengan perang yang semakin memakan korban jiwa di wilayah Palestina yang hancur tersebut, kedua belah pihak juga menghadapi tekanan internasional yang meningkat untuk mencapai kesepakatan.
Sementara itu, kesepakatan yang sedang dibahas saat ini adalah usulan tiga tahap, yang seharusnya diajukan oleh Israel tetapi dipublikasikan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei.
Salah satu poin utama yang menimbulkan pertikaian adalah tuntutan Hamas agar Israel berkomitmen untuk mengakhiri pertempuran secara permanen.
Sementara pejabat senior Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan perang tidak akan berakhir sampai Hamas dibubarkan.
Update Perang Israel-Hamas
Pejabat Israel "sangat optimis" karena perundingan gencatan senjata di Gaza dihidupkan kembali meskipun isu-isu utama masih belum terselesaikan bagi Israel dan Hamas.
Kepala mata-mata Mossad Israel David Barnea dilaporkan sedang melakukan perjalanan ke Qatar untuk melanjutkan negosiasi, menurut kantor berita Reuters, di tengah laporan tentang "terobosan" menyusul tanggapan terbaru Hamas terhadap proposal gencatan senjata.
Baca juga: Balas Dendam Komandan Dibunuh, Hizbullah Lancarkan Serangan Besar ke Israel, Targetkan Lokasi Baru
Rumah Sakit Nasser, rumah sakit terakhir yang berfungsi di Khan Younis, Gaza selatan, dan Rumah Sakit Lapangan Kuwait di dekat Rafah akan menutup layanan dalam hitungan jam karena generator kehabisan bahan bakar.
Hizbullah Lebanon mengatakan telah meluncurkan lebih dari 200 roket dan pesawat tak berawak serang yang menargetkan posisi militer Israel di Israel utara, sehari setelah komandan senior Muhammad Nimah Nasser tewas dalam serangan Israel.
Setidaknya 38.011 orang tewas dan 87.445 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas diperkirakan mencapai 1.139 dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)