Singapura dan Malaysia Soroti 16 Pentolan Jemaaah Islamiyah di Indonesia Deklarasi Bubarkan Diri
Para pentolan JI itu merilis video yang menyatakan membubarkan organisasi dan siap mematuhi hukum di Indonesia.
Penulis: Hasanudin Aco
Para pentolan JI itu merilis video yang menyatakan membubarkan organisasi dan siap mematuhi hukum di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Media Malaysia dan Singapura menyoroti deklarasi yang diadakan para pemimpin kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) di Indonesia.
Para pentolan JI itu merilis video yang menyatakan membubarkan organisasi dan siap mematuhi hukum di Indonesia.
"Pembubaran ini tidak berarti ancaman teror akan hilang sepenuhnya, ada kelompok-kelompok pecahan yang masih harus diwaspadai," demikian media Singapura CNA seperti dikutip pada Jumat (5/7/2024).
Disebutkan bahwa pandangan ini disampaikan oleh para pengamat seiring tayangnya video soal deklarasi 16 anggota senior JI yang menyatakan membubarkan organisasi tersebut pada Minggu (30 Juni).
Video itu diambil pada sebuah acara yang diprakarsai oleh Detasemen Khusus 88 (Densus 88).
Organisasi JI
JI adalah organisasi yang berada di balik serangkaian serangan teroris paling mematikan di Asia Tenggara, termasuk bom Bali thaun 2022 yang menewaskan 200 orang.
Dalam video tersebut, berdiri 16 petinggi JI di atas panggung di antaranya adalah Abu Rusdan, petinggi JI yang ditangkap di Bekasi pada September 2021 dan Para Wijayanto, yang ditangkap pada 2019 karena merekrut militan serta mengumpulkan dana untuk ke Suriah. Keduanya masih dalam masa tahanan.
Abu Rusdan mengatakan bahwa pembubaran JI disepakati oleh majelis para senior dan para pemimpin pondok pesantren yang berafiliasi dengan JI.
Baca juga: Kronologi Jamaah Islamiyah Serang Kantor Polisi di Malaysia, 2 Polisi Tewas, Singapura Siaga
Mereka sepakat untuk kembali ke pangkuan negara Republik Indonesia, dan akan mengubah kurikulum seluruh pesantren yang berafiliasi dengan JI agar tidak ada lagi materi-materi yang mengajarkan ekstremisme.
"Kami juga siap terlibat aktif dalam mengisi kemerdekaan sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan bermartabat. Kami siap mematuhi peraturan hukum yang berlaku," lanjut Abu Rusdan.
CNA telah menghubungi perwakilan JI, namun dia mengatakan bahwa mereka tidak diperkenankan memberi pernyataan sebelum ada pemberitahuan secara resmi dari negara terkait hal ini.
BNPT Akan Gelar Konferensi Pers
Reuters melaporkan pada Kamis bahwa Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menolak berkomentar mengenai perkembangan ini, tetapi akan segera mengadakan konferensi pers.
Dr Noor Huda Ismail, pengamat terorisme dan peneliti tamu di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura, mengatakan pembubaran JI adalah hasil diskusi internal para elite JI, termasuk melibatkan Abu Rusdan dan Para Wijayanto yang paling dihormati di organisasi tersebut.