Israel Invasi Ulang Kota Gaza, Pertempuran Sengit Hamas-IDF jadi Paling Berat sejak 7 Oktober
Israel kembali melakukan invasi di Kota Gaza pada Senin (8/7/2024) pagi waktu setempat. Pertempuran sengit antara Hamas-IDF tak terelakkan.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan invasi ulang Kota Gaza pada Senin (8/7/2024) pagi waktu setempat.
Barisan tank IDF dilaporkan maju ke jantung Kota Gaza dari berbagai arah.
Dikutip dari Arab News, penduduk mengatakan pertempuran sengit antara Hamas dengan IDF di Kota Gaza pagi ini menjadi paling berat sejak 7 Oktober 2023.
Layanan Darurat Sipil Gaza mengatakan mereka yakin puluhan orang tewas, tetapi tim darurat tidak dapat menjangkau mereka.
Tank-tank Israel sejauh ini ditempatkan di beberapa area Tel Al-Hawa dan Sabra, tetapi belum maju jauh ke dalam tiga distrik lainnya.
Penduduk setempat menambahkan, beberapa bangunan bertingkat telah hancur akibat serangan ini.
Salah satu dorongan tank Israel, kata penduduk, berasal dari arah timur, mendorong orang-orang ke jalan barat dekat Mediterania.
"Musuh ada di belakang kita dan laut ada di depan kita, ke mana kita akan pergi?" kata seorang penduduk Kota Gaza, Abdel-Ghani.
"Peluru tank dan rudal dari pesawat jatuh di jalan dan rumah-rumah seperti gunung berapi. Orang-orang berlarian ke segala arah dan tidak ada yang tahu ke mana harus pergi," lanjutnya.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah melancarkan operasi terhadap infrastruktur militan di Jalur Gaza.
Saat ini, kata militer, pihaknya telah melumpuhkan lebih dari 30 pejuang yang menjadi ancaman bagi pasukan Israel.
Baca juga: Hizbullah Mengatakan Israel Tidak Mungkin Memperluas Perang Terhadap Lebanon dalam Waktu Dekat
Serangan baru Israel itu terjadi saat Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat meningkatkan upaya untuk memediasi perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Penduduk Gaza mengatakan tank-tank bergerak maju dari sedikitnya tiga arah dan mencapai jantung Kota Gaza, didukung oleh tembakan gencar Israel dari udara dan darat.
Hal itu memaksa ribuan orang keluar dari rumah mereka untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman, yang bagi banyak orang mustahil ditemukan, dan beberapa tidur di pinggir jalan.