Netanyahu Tuduh Gallant Rencanakan Penggulingan Pemerintah, Sinwar Bisa Menang Mudah atas Israel
Gallant sebelumnya bersikeras bahwa RUU wajib militer ultra-Ortodoks harus diajukan dengan dukungan semua partai koalisi, termasuk faksi Benny Gantz.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Gallant menjawab dengan menekankan soal meningkatnya ancaman terhadap Israel dan berkurangnya jumlah personel militer IDF.
“Dari mana kamu berencana (untuk) merekrut tentara baru? Dan bagaimana Anda ingin tentara Israel terus berperang? Kami membutuhkan lebih banyak kekuatan untuk tentara,” bantahnya.
Netanyahu mengkritik posisi Gallant dalam rancangan undang-undang Haredi, dan menyebutnya sebagai “puncak sinisme dan politisasi.”
Perdana Menteri menegaskan kalau rancangan undang-undang yang diusulkan “secara signifikan meningkatkan wajib militer bagi kaum ultra-Ortodoks.”
Sebagai tanggapan, Gallant memperingatkan, “Kita sedang melalui masa sensitif. Kita perlu mencapai kesepakatan untuk mengembalikan para sandera. Upaya politik untuk menghubungkan pembebasan sandera dengan pengecualian Haredim dari wajib militer adalah berbahaya dan tidak bertanggung jawab.”
Tel Aviv di Ambang Kehancuran
Di sisi lain, warga sipil Israel terlibat saling serang dengan militer Zionis saat melakukan unjuk rasa di Tel Aviv pada Sabtu (6/7/2024).
Dalam unggahan AFP, bentrok terjadi di Jalan Raya Ayalon di Tel Aviv.
Warga Israel tampak melakukan demo terkait pembebasan sandera dan protes anti pemerintah.
Tampak demonstran kembali membakar Tel Aviv sebagai aksi protes.
Militer Zionis lantas menggunakan meriam air untuk meredakan kemarahan warga sipil.(*)
Berita selengkapnya simak video berikut
(oln/rntv/*)