Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemasok Senjata Terbesar ke Israel, Jerman Larang Simbol Segitiga Merah Menghadap ke Bawah

Simbol "segitiga merah" menghadap ke bawah dianggap sebagai lambang Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas yang diburu Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pemasok Senjata Terbesar ke Israel, Jerman Larang Simbol Segitiga Merah Menghadap ke Bawah
khaberni
Jerman mensahkan larangan penggunaan simbol segitiga merah menghadap ke bawah di tempat umum dan di media sosial, yang dianggap sebagai lambang Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas. Jerman merupakan satu di antara pemasok terbesar senjata ke Israel dalam Perang Gaza. 

Jerman Larang Simbol Segitiga Merah Menghadap ke Bawah, Pemasok Senjata Terbesar ke Israel

TRIBUNNEWS.COM - Parlemen Jerman menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan simbol "segitiga merah" menghadap ke bawah di tempat umum dan di media sosial, sebagai lambang Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, dengan sanksi yang dikenakan kepada pelanggarnya.

Menurut media Jerman, undang-undang tersebut disahkan dengan suara terbanyak.

Undang-undang ini mendesak Senat untuk menerapkan larangan ini di seluruh negeri untuk memastikan bahwa simbol yang digunakan oleh perlawanan Palestina tidak digunakan dalam video yang mendokumentasikan operasi militer mereka di Gaza.

Baca juga: Tuding Markas UNRWA Jadi Gudang Senjata Hamas, Tank-Tank Israel Menumpuk di Tal al-Hawa

"Keputusan tersebut mendapat dukungan dari Uni Demokrat Kristen, Partai Sosial Demokrat, dan partai Alternatif untuk Jerman, sementara partai Hijau dan Kiri abstain dalam pemungutan suara," menurut sumber lokal dikutip dari Khaberni, Senin (8/7/2024).

Sebelumnya, pemerintah Jerman menyetujui undang-undang yang mengizinkan deportasi pengungsi hanya karena mengomentari postingan yang mengkritik negara Ibrani dan mendukung Palestina di media sosial.

Pihak berwenang Jerman memberlakukan pembatasan terhadap gerakan protes untuk mendukung warga Palestina, dengan alasan masalah keamanan dan kemungkinan anti-Semitisme atau hasutan untuk melakukan kekerasan.

BERITA REKOMENDASI

Jerman adalah salah satu pendukung terbesar entitas pendudukan Israel setelah Amerika Serikat, khususnya dalam penjualan senjata.

April lalu, Jerman diseret ke hadapan Mahkamah Internasional di Den Haag setelah Nikaragua mengajukan gugatan terhadap negara tersebut, menuduh negara tersebut “memfasilitasi genosida” yang dilakukan oleh tentara pendudukan di Jalur Gaza dengan memasok senjata kepada entitas tersebut.

Seorang tentara Israel di antara barisan amunisi untuk tank. Dalam perang Gaza, IDF dilaporkan menggunakan amunisi kadaluarsa dari Perang Korea. Penggunaan amunisi tua ini menyebabkan naik tajamnya risiko salah sasaran.
Seorang tentara Israel di antara barisan amunisi untuk tank. Dalam perang Gaza, IDF dilaporkan menggunakan amunisi kadaluarsa dari Perang Korea. Penggunaan amunisi tua ini menyebabkan naik tajamnya risiko salah sasaran. (khaberni)

Negara Pemasok Terbesar Senjata ke Israel

Perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, kini telah memasuki bulan ke-10, dan telah menyebabkan banyak korban sipil dan kerusakan meluas, yang sebagian besarnya dipicu oleh penggunaan senjata dari Barat. 

Jerman, sebagai pemasok senjata terbesar kedua ke Israel setelah Amerika Serikat (AS), memainkan peran utama dalam memperburuk krisis di Gaza.

Meski ada kecaman global dan seruan untuk diakhirinya penjualan senjata, Jerman, bersama AS, Italia, dan Inggris, terus menjadi pemasok utama peralatan militer yang meningkatkan kekerasan dan penderitaan di Gaza.

Senjata-senjata ini telah digunakan untuk membunuh lebih dari 38.000 warga Palestina di Gaza, dan menghancurkan hampir seluruh wilayah yang terkepung itu, di mana Israel juga telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air, obat-obatan, dan semua kebutuhan pokok kemanusiaan di sana.

Negara-negara Barat ini, terutama AS, Jerman, Italia dan Inggris, kurang menghiraukan seruan dari pejabat tinggi kemanusiaan PBB dan para ahli di segala bidang, dan mereka terus melanjutkan pengiriman pasokan militer ke Israel meski ada kemungkinan sangat nyata bahwa mereka bersalah karena membantu dan bersekongkol dalam tindakan genosida Israel.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas