Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sumber Israel: Negosiasi dengan Hamas Potensial Deal, Tapi Pemerintahan Tel Aviv akan Runtuh 

Ada konsekuensi besar jika kesepakatan dengan Hamas tercapai, yaitu mengorbankan koalisi pemerintahan Tel Aviv. Netanyahu tak punya pemerintahan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sumber Israel: Negosiasi dengan Hamas Potensial Deal, Tapi Pemerintahan Tel Aviv akan Runtuh 
Tangkap Layar JN
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Israel dilaporkan dilanda kepanikan di tataran warganya hingga pemimpin politik dan pemerintahan setelah Iran bersumpah akan membalas serangan Israel ke konsulatnya di Damaskus, Suriah, Senin (1/4/2024). 

Sumber Israel: Negosiasi dengan Hamas Potensial Deal, Tapi Pemerintahan Tel Aviv akan Runtuh 

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Haaretz, Selasa (9/7/2024) mengutip sumber-sumber Israel melaporakan kalau negosiasi pertukaran sandera dengan gerakan Hamas berpotensi mencapai kesepakatan.

Namun, ada konsekuensi besar jika kesepakatan dengan Hamas tercapai, yaitu mengorbankan koalisi pemerintahan Tel Aviv.

Baca juga: Detail Keberadaan The Invisible Yahya Sinwar Terungkap: Bos Hamas Nyaris Tewas di Khan Yunis?

Sumber Israel itu menambahkan, akan menjadi masalah besar bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika koalisi pemerintahan Israel runtuh.

"Netanyahu tidak akan memiliki pemerintahan jika dia mencapai kesepakatan," kata narasumber itu dilansir Haaretz dan dikutip Khaberni, Selasa.

Sinyal runtuhnya koalisi pemerintahan Israel di bawah Netanyahu memang sudah dilontarkan para menteri dari kolisi sayap kanan ultranasionalis macam Itamar Ben-Gvir dan Bezelel Smotrich.

(Kiri ke Kanan) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menghadiri konferensi pers di kantor Perdana Menteri di Yerusalem pada 25 Januari 2023.
(Kiri ke Kanan) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menghadiri konferensi pers di kantor Perdana Menteri di Yerusalem pada 25 Januari 2023. (RONEN ZVULUN / POOL / AFP)

Penghinaan Bagi Israel

Menteri Keuangan Israel yang berhaluan ultranasionalis-ekstrem Bezalel Smotrich, Senin (8/7/2024) mengatakan kalau mencapai kesepakatan dengan Hamas akan berarti “kekalahan dan penghinaan bagi Israel dan kemenangan bagi Yahya Sinwar.”

BERITA REKOMENDASI

Smotrich menyampaikan komentarnya menjelang keberangkatan tim perunding Israel ke Kairo dan Doha dalam upaya untuk memajukan perundingan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan pihak Pendudukan Israel.

Baca juga: Netanyahu Tuduh Gallant Rencanakan Penggulingan Pemerintah, Sinwar Bisa Menang Mudah atas Israel

Berbicara pada pertemuan mingguan “Partai Religius Zionis” yang dipimpinnya, Smotrich mengklaim kalau kesepakatan yang saat ini sedang dinegosiasikan akan “menghukum mati 90 sandera yang bukan bagian dari kesepakatan dan akan menyebabkan ribuan orang terbunuh dan akan mati” dalam pembantaian berikutnya oleh Sinwar dan Hamas.”

“Ini adalah gambaran yang akan kita lihat di Gaza jika kita, amit-amit, menandatangani kesepakatan yang tidak bertanggung jawab ini,” katanya sambil sambil mengacungkan poster Pemimpin Hamas di Gaza Yahya Sinwar yang menunjukkan tanda kemenangan.

Secara gamblang, Smotrich menyerukan ke Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kalau bernegosiasi dengan Hamas adalah kegagalan total.

"Tuan Perdana Menteri, ini bukanlah kemenangan mutlak. Ini adalah kegagalan total,” tambahnya.


“Kami tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan untuk menyerah kepada Hamas,” lanjutnya.

Baca juga: Israel Tolak Usulan Gencatan Senjata dari AS, Yahya Sinwar: Hamas Tak Akan Meletakkan Senjata

Pemimpin Gerakan Hamas, Yahya Sinwar di Jalur Gaza. Sinwar dikabarkan menjadi orang nomor satu yang masuk dalam daftar bunuh tentara Israel.
Pemimpin Gerakan Hamas, Yahya Sinwar di Jalur Gaza. Sinwar dikabarkan menjadi orang nomor satu yang masuk dalam daftar bunuh tentara Israel. (jn/screencapture)

Eks-Mossad: Sinwar Mempermalukan Kami

Perundingan Israel-Hamas ini adalah edisi kesekian dari sejumlah negosiasi yang gagal sejak pernah berhasil pada November 2023 silam yang hanya berlangsung selama satu pekan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas