Militer Israel Mengungkap Jaringan Terowongan Hamas di Jalur Gaza Masih Sangat Efisien
Militer Israel mengakui kalau terowongan Hamas masih sangat efisien di Gaza.
Penulis: Muhammad Barir
Militer Israel Mengungkap Jaringan Terowongan Hamas di Jalur Gaza Masih Sangat Efisien
TRIBUNNEWS.COM- Militer Israel mengakui kalau terowongan Hamas masih sangat efisien di Gaza.
Laporan militer Israel mengungkapkan jaringan terowongan yang digunakan oleh perlawanan Palestina di Jalur Gaza masih “sangat efisien”.
Menurut Times of Israel , laporan tersebut mengonfirmasi bahwa sembilan bulan setelah kampanye pengeboman di Gaza, sebagian besar jaringan terowongan Hamas masih menikmati “efisiensi operasional yang tinggi dan menimbulkan ancaman keamanan bagi Israel”.
Surat kabar itu mengutip pernyataan seorang pejabat militer Israel yang mengatakan bahwa mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun untuk membongkar terowongan tersebut, dan bahwa “lorong bawah tanah harus dipetakan dan keberadaan jebakan dan sandera harus diperiksa sebelum tentara dapat menghancurkannya.”
Menurut laporan tersebut, Hamas telah memulihkan dan merehabilitasi pabrik beton dan semen yang digunakan untuk membangun terowongan, yang menunjukkan bahwa terowongan di Rafah berada dalam kondisi kesiapan yang tinggi dan memungkinkan untuk mendekati wilayah perbatasan.
Lembaga Penyiaran Israel mengatakan kemarin bahwa delegasi negosiasi Israel membahas di Kairo mengenai pembangunan penghalang bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza.
Otoritas tersebut menambahkan bahwa Israel bermaksud menyerahkan kendali sipil atas penyeberangan Rafah dan Koridor Philadelphia ke Mesir jika kesepakatan mengenai Gaza tercapai, sementara tentara pendudukan Israel mengindikasikan bahwa “beberapa jalur terbatas terowongan [Hamas] di wilayah perbatasan poros Philadelphia dengan Mesir telah dihancurkan.”
Pada bulan Januari, pejabat kementerian pertahanan Israel mengatakan jaringan terowongan Hamas di Gaza panjangnya berkisar antara 563 hingga 724 kilometer, mencatat bahwa Israel menghadapi perlawanan sengit, bahkan di lingkungan yang sebelumnya diserbunya di Jalur Gaza utara, timur dan tengah.
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR