Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Properti Murah: Banting Harga di Jerman, Italia, dan Swedia

Banyak negara Uni Eropa (UE) mencoba menghentikan urbanisasi dengan tawarkan properti murah di pedesaan dengan hanya beberapa euro.…

zoom-in Properti Murah: Banting Harga di Jerman, Italia, dan Swedia
Deutsche Welle
Properti Murah: Banting Harga di Jerman, Italia, dan Swedia 

Harus diakui, pada pandangan pertama, Kota Götene di Swedia tampak tenang dengan blok apartemennya yang besar. Kota dengan 5.000 penduduk di barat daya Swedia ini menarik orang dengan harga real estat yang murah tiada duanya.

Pasalnya, sejumlah property di sini dijual dengan harga kurang dari satu krone Swedia per meter persegi. Jadi, dengan luas 150 meter persegi, ukuran rata-rata untuk sebuah rumah untuk satu keluarga, pembeli harus membayar kurang dari 15 euro atau sekitar Rp265 ribu.

Harga yang sangat rendah ini dipasang untuk 30 properti yang telah ditinggalkan selama beberapa dekade. Tidak ada lagi yang tertarik untuk membeli properti ini, meskipun kota ini dekat dengan Danau Vänern yang populer.

Götene di Swedia mendadak beken

Masyarakat lokal ingin kembali menarik pembeli dan merevitalisasi kawasan ini. Namun, ada satu syarat: Dengan pembelian tersebut, pemilik baru berjanji untuk membangun rumah di atas lahan yang dibeli dalam jangka waktu dua tahun.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Awalnya, penjualan agak lambat meski harganya sangat murah. Namun, berkat video Tiktok yang viral dan berbagai pemberitaan media berbahasa Inggris, pemerintah kota kewalahan dengan banyaknya minat.

"Ada yang tertarik dari Eropa, Asia, khususnya India dan Pakistan, serta dari Amerika, Australia dan bahkan Amerika Selatan,” kata Wali Kota Johann Mansson. Penjualan kini telah dihentikan dan sisa properti akan dilelang mulai awal Agustus.

Eksodus dari pedesaan di Eropa

BERITA TERKAIT

Götene, Swedia, adalah contoh perkembangan yang nyata di seluruh Eropa selama beberapa dekade. Kaum muda pindah dari desa karena sering kali tidak ada pekerjaan dan kota tampak lebih menarik.

Hal ini sering memicu lingkaran setan dalam hal perpindahan orang dan infrastruktur yang semakin lemah. Laju perpindahan ini harus diperlambat sebelum pedesaan menjadi benar-benar kosong.

Tren urbanisasi tampaknya akan terus berlanjut. Menurut Komisi Eropa, tingkat urbanisasi akan meningkat menjadi 83,7% pada 2050. Saat ini, sekitar 74% penduduk Uni Eropa tinggal di kota-kota kecil atau besar.

"Rumah satu euro" di Italia

Di wilayah tertentu di Italia juga, rumah-rumah juga dijual dengan harga yang sangat murah sejak tahun 2008. Lelang dimulai dengan harga simbolis euro, dan rumah biasanya dijual dengan harga beberapa ribu euro.

Sekitar 50 komunitas menawarkan apa yang disebut Casa a un Euro (rumah satu euro) untuk merevitalisasi desa-desa yang ditinggalkan. Properti yang sangat membutuhkan renovasi misalnya terletak di Tuscany, Sisilia, atau Apulia.

Namun di sini juga, pembeli sering diikat kontrak dengan pemerintah kota yang mewajibkan mereka untuk merenovasi rumah di tahun-tahun mendatang. Beberapa kota juga mewajibkan pembeli untuk tinggal di properti itu dan tidak disewakan sebagai rumah untuk liburan. Karena beberapa properti dalam keadaan rusak, biaya renovasinya tinggi.

Jika Anda setuju, properti semacam ini bisa dicari lewat inisiatif nirlaba selain portal komersial atau situs web lokal. Streetto, misalnya. Ini adalah perkumpulan anak muda yang ingin merevitalisasi pusat bersejarah Cammarata di Sisilia.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas