Ribuan Warga Israel Berdemo, Kepung Rumah Netanyahu dari 3 Penjuru, Minta Dia Dijebloskan ke Penjara
Ribuan warga Israel berunjuk rasa di rumah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kota Caesarea.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM – Ribuan warga Israel berunjuk rasa di rumah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kota Caesarea.
Aksi demonstrasi yang digelar pada Rabu malam itu, (10/7/2024), mengusung tajuk “Ibu-Ibu di Depan”.
“Ada jalan keluar, dan jalan itu berada di tangan kita dan di tangan para ombudsman,” kata Ayelet Hasher Seydoff yang menjadi pemimpin unjuk rasa.
Walla melaporkan para demonstran mengepung kediaman Netanyahu dari tiga penjuru.
Mereka berdiri di dua pintu masuk di jalan tempat keluarga Netanyahu tinggal. Ada pula yang berdiri di bukit-bukit pasir di belakang rumah itu.
Aparat kepolisian disiagakan untuk menangani demonstrasi itu. Polisi turut membawa water cannon.
Sementara itu, para pengunjuk rasa membawa pengeras suara berukuran besar dan drum.
“Saya ingin memberi tahu kalian bahwa dua minggu lalu kami mengajukan petisi melalui pengacara Dfna Lachner Holtz bersama keluarga para sandera,” kata Seydoff.
“Kami meminta penasihat hukum itu untuk menjawab mengapa dia berpikir bahwa Netanyahu tidak melanggar aturan konfril kepentingan dalam melancarkan perang dan kami minta Netanyahu untuk segera dibawa ke dalam penjara.”
“Dari sini kami memanggil penjaga gerbang terakhir: Selamatkan negara dari mereka yang ingin menghancurkannya."
Seydoff menuding bahwa Netanyahu menganggap nama dan warisannya sebagai hal terpenting baginya.
Baca juga: Takut Ditangkap ICC, Netanyahu Hindari Transit di Eropa Menuju AS, Kurangi Jumlah Penumpang Pesawat
“Suatu hari sejarawan berambut abu-abu akan duduk di ruangnya dan menulis tentang Netanyahu, si sales gagal, yang menghancurkan negaranya dan menjual rakyatnya hanya karena dia ingi berkuasa,” katanya.
Direktur Pendidikan Negara, Itamar Kramer, turut mengecam Netanyahu dalam demonstrasi itu.
“Hanya ada satu orang yang harus disalahkan atas aib ini, kepincangan ini, runtuhnya nilai-nilai ini. Netanyahu bersalah karena membuat persekutuan dengan Avi Maoz, Ben Gvir, dan Orit Struck yang berusaha masuk ke dalam pendidikan anak-anak kita,” ujar Kramer.