Demi Perdamaian Terwujud di Palestina, Turki Tak akan Setujui NATO Kerja Sama dengan Israel
Turki tidak menyetujui kerja sama NATO dengan Israel, demi perdamaian terwujud di Palestina.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, tidak mungkin bagi NATO untuk melanjutkan kemitraannya dengan pemerintah Israel.
Pernyataan Erdogan ini berkaitan dengan perang Israel dan Hamas yang masih berlangsung di Gaza, Palestina.
Turki tidak menyetujui kerja sama tersebut, demi perdamaian terwujud di Palestina.
"Sampai perdamaian yang menyeluruh dan berkelanjutan terwujud di Palestina, upaya kerja sama dengan Israel dalam NATO tidak akan disetujui oleh Turki," ungkap Erdogan dalam konferensi pers di pertemuan puncak NATO, Jumat (12/7/2024), dilansir Arab News.
Biden: Perang Israel-Gaza Harus Segera Diakhiri
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, perang Israel-Gaza harus segera berakhir.
Joe Biden menyebut Israel tidak boleh menduduki daerah kantong itu setelah perang.
Ia mengungkapkan, kerangka gencatan senjatanya telah disetujui oleh Israel dan Hamas, tetapi masih ada celah yang harus ditutup.
“Kerangka kerja itu sekarang disetujui oleh Israel dan Hamas."
"Jadi saya mengirim tim saya ke wilayah itu untuk menuntaskan perinciannya,” ujar Biden dalam sebuah konferensi pers, Kamis (11/7/2024), masih dari Arab News.
Biden pada akhir Mei merinci proposal tiga fase yang ditujukan untuk mencapai gencatan senjata, pembebasan sandera di Gaza dan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, penarikan Israel dari Gaza, serta pembangunan kembali daerah kantong pantai itu.
Baca juga: Penembak Jitu Israel Serang Warga Sipil di Kota Gaza, IDF Perintahkan Evakuasi Lagi
Kelompok Islam Palestina Hamas telah menerima bagian penting dari rencana AS, dengan mencabut tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa kesepakatan itu tidak boleh mencegah Israel melanjutkan pertempuran hingga tujuan perangnya terpenuhi.
Pada awal perang, Netanyahu berjanji untuk memusnahkan Hamas.
Kantor Netanyahu mengatakan pada hari Rabu bahwa ia berkomitmen untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata Gaza asalkan garis merah Israel dihormati.
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, Pertahanan Sipil Gaza mengatakan bahwa puluhan mayat berserakan di gang-gang dan di dalam rumah-rumah yang hancur di kawasan industri Kota Gaza setelah penarikan pasukan Israel.
Setidaknya delapan orang tewas di kota Rafah, Gaza selatan, dan jenazahnya dipindahkan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Sebanyak empat orang tewas di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa ia mendukung kerangka gencatan senjata Gaza, tetapi menuduh Hamas membuat tuntutan yang bertentangan dengannya sambil juga menegaskan kembali bahwa pertempuran tidak akan berhenti sampai Hamas dikalahkan.
Militer Israel telah mengebom sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, menewaskan tiga orang, termasuk seorang bayi, kantor berita Wafa melaporkan.
Baca juga: Pentagon Bakal Menutup Permanen Dermaga Apung di Gaza, Total Cuma Beroperasi 12 Hari
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggambarkan pemerintahan Benjamin Netanyahu sebagai "kurang kooperatif" dalam hal mengizinkan bantuan masuk ke Gaza, dan menambahkan bahwa perang Israel di wilayah Palestina "harus segera diakhiri".
Berbicara pada pertemuan puncak NATO ke-75, Biden juga menggambarkan kabinet perang Israel sebagai “salah satu yang paling konservatif” dalam sejarah Israel.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya tidak akan mendukung kelanjutan kemitraan NATO dengan pemerintah Israel.
Militer Israel telah mengumumkan bahwa seorang prajurit cadangan tewas setelah serangan pesawat tak berawak Hizbullah di dekat komunitas utara Kibbutz Kabri.
Setidaknya 38.345 orang tewas dan 88.295 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139, dan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)