Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kabur dari Perairan Yaman, Angkatan Laut AS & Inggris Disebut Ketakutan Lawan Rudal Houthi

Angkatan Laut AS dan Inggris diduga ketakutan melawan rudal balistik Houthi di Yaman.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kabur dari Perairan Yaman, Angkatan Laut AS & Inggris Disebut Ketakutan Lawan Rudal Houthi
Top War
Rudal balistik anti-kapal dipamerkan militer Yaman dalam sebuah acara parade militer tahun 2022. 

TRIBUNNEWS.COMAngkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Inggris diduga ketakutan melawan rudal balistik kelompok Ansarallah atau Houthi di Yaman.

Pemimpin Houthi yang bernama Abdul-Malik al Houthi mengklaim AS dan sekutunya gagal menghentikan serangan Houthi terhadap kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah dan Teluk Aden.

“Angkatan Laut AS dan Inggris gentar oleh rudal balistik Angkatan Bersenjata Yaman," ujar Abdul-Malik melalui pidatonya yang ditayangkan di televisi pada Kamis (11/7/2024), dikutip dari Press TV.

Dia juga menyebut angkatan laut Barat kini pergi meninggalkan perairan Yaman.

Menurut Abdul-Malik, sejauh ini Houthi sudah menyerang 166 kapal dagang yang terafiliasi Israel, AS, dan Inggris.

Kata dia, pejabat Israel juga takut melawan kekuatan militer Houthi. Bahkan, Institut Kajian Keamanan Israel (INSS) mengakui bahwa Israel merugi banyak karena serangan Houthi di Laut Merah.

Rudal hipersonik Houthi.
Rudal hipersonik Houthi. (Xinhua)

Dia mengklaim AS sudah berusaha keras untuk menghentikan serangan Houthi, tetapi semua upayanya berbuah kegagalan.

Berita Rekomendasi

Di samping itu, dia memperingatkan Arab Saudi agar jangan bekerja sama dengan untuk menghentikan serangan Houthi.

“Amerika tak bisa menghentikan operasi militer Angkatan Bersenjata Yaman karena mereka punya dasar dalam keyakinan kita. Ribuan warga Yaman ingin bergabung dalam pertempuran untuk melawan Zionis,” ujarnya.

Abdul-Malik kemudian meminta rakyat Yaman untuk turun ke jalan pada hari Jumat guna menegaskan solidaritas mereka kepada rakyat Palestina yang kini menghadapai agresi Israel.

“Perang genosida dan kejahatan mengerikan Israel terhadap rakyat Palestina adalah ujian tentang hati nurani dan nilai-nilai kemanusiaan bagi seluruh masyarakat dunia,” katanya.

Baca juga: Houthi Yaman Ancam Serang Situs-situs di Arab Saudi jika Mereka Bergabung dengan Agresi Militer AS

“Bungkam saja atas genosida yang kini terjadi di Gaza berarti hilangnya kehormatan manusia dan hak untuk hidup.”

Dia menyebut apa yang dilakukan Israel saat ini adalah pelanggaran atas prinsip-prinsip dasar.

Pemimpin Houthi itu juga menyinggung aksi unjuk rasa mahasiswa di kampus-kampus AS dan Eropa.

Menurutnya, tragedi yang dialami warga Palestina telah membuka mata orang mengenai apa yang selama ini disembunyikan Israel.

Dia menyebut polisi AS memperlakukan pengunjuk rasa pro-Palestina seperti penjahat perang.

Di samping itu, dia mengecam sejumlah negara yang tidak mempedulikan situasi di Palestina. Kata dia, negara-negara itu bekerja sama dengan rezim Zionis untuk menjerat umat Islam.

Abdul-Malik mengatakan para pengungsi Palestina menjadi target serangan yang dilakukan dengan “bom pintar” buatan AS yang biasanya digunakan dalam pertempuran melawan tentara profesional.

Dia juga menyinggung ditutupnya perlintasa Rafah yang menjadi pintu masuk aliran bantuan ke Gaza.

Kata dia, Israel mencegah bantuan penting seperti makanan dan obat-obatan masuk ke Gaza.

Abdul-Malik memuji solidaritas warga Maroko dan Bahrain terhadap rakyat Palestina di tengah perang Gaza. Warga dua negara itu, menurut dia, telah mendukung Palestina tanpa hentil.

Dia meminta seluruh bangsa di dunia untuk begabung dalam kampanye boikot terhadap produk-produk Israel.

Baca juga: Houthi Keluarkan Peringatan Baru, Ancam Bakal Bombardir Arab Saudi Jika Nekat Bantu Amerika CS

Kemudian, dia memuji ketangguhan dan keteguhan Brigade Al-Qassam Hamas dalam menghadapi serangan Israel.

Abdul-Malik mengatakan Hamas telah meningkatkan kekuatan militernya dan menggunakan taktik cerdik untuk melawan pasukan Zionis.

Sementara itu, militer Israel gagal merekrut tentara yang jumlahnya mencukupi untuk operasi militer di Gaza.

Operasi anti-Israel yang dilancarkan oleh pejuang Yaman, Irak, dan Lebanon juga memunculkan kerugian besar bagi rezim Israel.

Dia menyebut operasi itu berjalan dengan sangat efektif.

Di samping itu, dia mengatakan serangan kelompok Hizbullah terhadap militer Israel telah menimbulkan gangguan besar bagi perindustrian Zionis di Israel utara.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas