Israel Menyingkir dari Kota Gaza, Puluhan Jenazah Warga Palestina Ditemukan di Tal al-Hawa
Puluhan jenazah warga Palestina telah ditemukan dari lingkungan Tal al-Hawa setelah pasukan Israel mundur dari beberapa bagian Kota Gaza.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan jenazah warga Palestina telah ditemukan dari lingkungan Tal al-Hawa setelah pasukan Israel mundur dari beberapa bagian Kota Gaza, kata petugas penyelamat Palestina.
“Tim pertahanan sipil Gaza bergerak untuk menyelamatkan korban selamat."
"Mereka menemukan puluhan korban tewas. Sebagian besar korban tewas adalah keluarga, wanita, dan anak-anak."
"Beberapa mayat dimakan anjing,” kata juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal pada hari Jumat (12/7/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Setelah dihitung setidaknya ada 60 jenazah yang ditemukan.
Beberapa jenazah dikubur di tempat kejadian.
Yang lainnya dibawa ke rumah sakit terdekat.
Pasukan Israel memasuki lingkungan tersebut minggu ini setelah memerintahkan warga sipil untuk mengungsi pada hari Senin (8/7/2024).
"Banyak mayat masih berada di bawah reruntuhan. Pasukan Israel ditempatkan di dekatnya dan upaya penyelamatan terganggu secara berkala," kata Basal.
Temuan mayat di Shujayea
Penemuan ini terjadi setelah pasukan Israel mundur dari daerah Shujayea di Kota Gaza.
Pada hari Kamis, Basal mengatakan tim pertahanan sipil juga menemukan puluhan mayat di sana, seraya menambahkan bahwa daerah tersebut telah menjadi tidak layak huni.
“Telah ada kesaksian terdokumentasi yang menunjukkan bahwa pasukan Israel menembaki penduduk di lingkungan tersebut meskipun berada di jalur evakuasi yang ditentukan," katanya.
Baca juga: Gadis-Gadis Palestina Dilatih Bertinju di Area Pengungsian Gaza, Pelatih: Atasi Ketakutan
Sebagai rumah bagi lebih dari seperempat penduduk Gaza sebelum perang, Kota Gaza sebagian besar rata dengan tanah pada akhir tahun 2023, tetapi ratusan ribu warga Palestina telah kembali ke rumah mereka di reruntuhan sebelum Israel sekali lagi memerintahkan mereka untuk pergi.
Hamas, kelompok Palestina yang memerintah Gaza, menuduh pasukan Israel melakukan "kekejaman" dan meminta pertanggungjawaban internasional.