Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Akui Banyak Tank Miliknya Ditumbangkan Hamas, Media Zionis: Situasi Sangat Berbahaya

Israel mengakui banyak tank miliknya rusak karena serangan Hamas di Jalur Gaza.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
zoom-in Israel Akui Banyak Tank Miliknya Ditumbangkan Hamas, Media Zionis: Situasi Sangat Berbahaya
khaberni/HO
Tank Israel bermanuver dalam sebuah penyerbuan di Gaza. Pada Jumat (31/5/2024), IDF mengumumkan memperluas agresinya di Rafah, Gaza Selatan. IDF berusaha membuat garis kendali pertahanan di sepanjang perbatasan Mesir dan membuat zona penyangga militer (Buffer Zone) dengan menghancurkan ladang, rumah, dan bangunan di Rafah. 

TRIBUNNEWS.COMIsrael mengakui banyak tank miliknya rusak karena serangan Hamas di Jalur Gaza.

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), tank-tank rusak itu kini dianggurkan alias tidak digunakan untuk keperluan perang atau latihan.

Di samping itu, Israel tidak akan mengeluarkan tank baru dalam waktu dekat.




Hal tersebut disampaikan IDF pada Senin, (15/7/2024), dalam tanggapannya atas petisi yang diajukan ke Mahkamah Agung Israel perihal desakan untuk menerjunkan satuan tank wanita ke medan tempur.

Menurut petisi itu, IDF sebenarnya sudah berencana memulai program percobaan bagi awak tank perempuan mulai bulan Oktober.

Namun, IDF menyebut satuan tank berisi prajurit wanita belum bisa dikerahkan sekarang karena “dampak perang”.

Kata IDF, pihaknya kekurangan tank untuk melatih awak tank perempuan. Disebutkan bahwa Korps Lapis Baja Israel akan menunda pembukaan satuan perempuan hingga November 2025.

BERITA TERKAIT

“Mengingat situasi keamanan yang tidak biasa dampak perang besar terhadap satuan lapis baja, akan dirinci di bawah, tidak memungkinkan untuk melakukan percobaan,” kata Kepala Staf Umum IDF Herzi Halevi dikutip dari I24News.

IDF berujar jumlah tank saat ini di Korps Lapis Baja tidak mencukupi, baik untuk pertempuran maupun latihan.

“Ada banyak hambatan yang akan mencegah program integrasi itu tahun depan, termasuk tak bisa dioperasikannya banyak tank, kurangnya amunisi, dan banyaknya rekrutmen yang dibutuhkan untuk mengisi posisi di Korps Lapisa Baja di selatan dan utara, tidak sebagai bagian dari program itu, dan kurangnya personel pelatih,” kata IDF.

“Tidak ada tank-tank baru yang akan bergabung dengan Korps Lapis Baja dalam waktu dekat.”

Baca juga: IDF Hampir Sekarat: Kekurangan Tank dan Amunisi, Minta Tentara Wanita Terjun ke Medan Perang

Sementara itu, wacana mengenai invasi Israel ke Lebanon mulai diperbincangkan belakangan ini. Muncul kekhawatiran dari pihak Israel mengenai kesiapan dan jumlah pasukan Israel.

Media penyiaran Israel bernama Channel 12 pada Sabtu lalu mengklaim IDF menghadapi situasi “sangat berbahaya”. Dalam situasi itu Israel didera oleh kekurangan peralatan tempur.

Pekan lalu komando militer Israel membantah klaim seperti itu. Akan tetapi, penyelidikan internal baru-baru itu telah membuktikan sebaliknya.

Tentara reguler, cadangan, dan relawan Israel mengeluh kepada Channel 12. Mereka mengaku kekurangan perlengkapan penting dalam perang, termasuk baju zirah, helm, alat bidik, dan baju tahan bom.

Menurut laporan, perlengkapan militer Israel, termasuk tank dan kendaraan lapis baja lainnya, memiliki perbedaan standar.

Beberapa perlengkapan bahkan tidak memnuhi standar kualitas untuk keperluan militer.

Adapun media Israel bernama Maariv mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan mengenai kerugian yang diderita oleh pasukan lapis baja Israel.

Menurut media itu, sudah ada 500 kendaraan lapis baja Israel dari berbagai jenis yang mengalami kerusakan sejak perang di Gaza meletus.

Israel diam-diam diboikot secara tidak resmi

Sekitar sepekan lalu Kementerian Pertahahan Israel mengungkapkan keprihatiannya atas kurangnya amunisi.

Jumlah amunisi Isael berkurang setelah beberapa negara Barat secara tidak resmi menghentikan pengiriman senjata dan bahan mentah ke Israel.

Baca juga: Israel Dilanda Krisis Pasukan, Netanyahu Putar Otak Wajibkan Anak Muda Wamil Paling Lama 3 Tahun

Surat kabar bisnis asal Israel bernama Calcalist menyebut beberapa pemasok senjata dari Barat mulai tidak menanggapi permintaan Israel.

Satu negara besar di Barat dilaporkan sudah berhenti menjual bahan mentah ke Israel sejak 7 Oktober 2024. Bahan itu digunakan untuk memproduksi amunisi.

Sementara itu, The New York Times melaporkan bahwa Israel kekurangan peluru tank berkaliber 120 mm.

Awak tank Israel di Gaza sudah meminta agar peluru dihemat untuk berjaga-jaga jika Israel diserang Hizbullah dari utara.

Media itu juga menyebut Israel kekurangan suku cadang tank, buldoses D9, kendaraan pengangkut tentara, dan amunisi ringan.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas