Israel Akui Banyak Tank Miliknya Ditumbangkan Hamas, Media Zionis: Situasi Sangat Berbahaya
Israel mengakui banyak tank miliknya rusak karena serangan Hamas di Jalur Gaza.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM – Israel mengakui banyak tank miliknya rusak karena serangan Hamas di Jalur Gaza.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), tank-tank rusak itu kini dianggurkan alias tidak digunakan untuk keperluan perang atau latihan.
Di samping itu, Israel tidak akan mengeluarkan tank baru dalam waktu dekat.
Hal tersebut disampaikan IDF pada Senin, (15/7/2024), dalam tanggapannya atas petisi yang diajukan ke Mahkamah Agung Israel perihal desakan untuk menerjunkan satuan tank wanita ke medan tempur.
Menurut petisi itu, IDF sebenarnya sudah berencana memulai program percobaan bagi awak tank perempuan mulai bulan Oktober.
Namun, IDF menyebut satuan tank berisi prajurit wanita belum bisa dikerahkan sekarang karena “dampak perang”.
Kata IDF, pihaknya kekurangan tank untuk melatih awak tank perempuan. Disebutkan bahwa Korps Lapis Baja Israel akan menunda pembukaan satuan perempuan hingga November 2025.
“Mengingat situasi keamanan yang tidak biasa dampak perang besar terhadap satuan lapis baja, akan dirinci di bawah, tidak memungkinkan untuk melakukan percobaan,” kata Kepala Staf Umum IDF Herzi Halevi dikutip dari I24News.
IDF berujar jumlah tank saat ini di Korps Lapis Baja tidak mencukupi, baik untuk pertempuran maupun latihan.
“Ada banyak hambatan yang akan mencegah program integrasi itu tahun depan, termasuk tak bisa dioperasikannya banyak tank, kurangnya amunisi, dan banyaknya rekrutmen yang dibutuhkan untuk mengisi posisi di Korps Lapisa Baja di selatan dan utara, tidak sebagai bagian dari program itu, dan kurangnya personel pelatih,” kata IDF.
“Tidak ada tank-tank baru yang akan bergabung dengan Korps Lapis Baja dalam waktu dekat.”
Baca juga: IDF Hampir Sekarat: Kekurangan Tank dan Amunisi, Minta Tentara Wanita Terjun ke Medan Perang
Sementara itu, wacana mengenai invasi Israel ke Lebanon mulai diperbincangkan belakangan ini. Muncul kekhawatiran dari pihak Israel mengenai kesiapan dan jumlah pasukan Israel.
Media penyiaran Israel bernama Channel 12 pada Sabtu lalu mengklaim IDF menghadapi situasi “sangat berbahaya”. Dalam situasi itu Israel didera oleh kekurangan peralatan tempur.
Pekan lalu komando militer Israel membantah klaim seperti itu. Akan tetapi, penyelidikan internal baru-baru itu telah membuktikan sebaliknya.