Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesawat Menlu Rusia Terpaksa Ambil Jalan Berputar untuk Sampai di New York, Terbang 12 Jam

Pesawat Menteri Luar Negeri Rusia terbang dari Moskow selama lebih dari 12 jam melalui jalur utara untuk menghindari “negara yang tidak bersahabat”.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Pesawat Menlu Rusia Terpaksa Ambil Jalan Berputar untuk Sampai di New York, Terbang 12 Jam
ED JONES / AFP
FOTO FILE: Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menjawab pertanyaan dalam konferensi pers setelah pidatonya di Majelis Umum PBB ke-78 di markas besar PBB di New York City pada tanggal 23 September 2023. 

TRIBUNNEWS.COM, AS - Pesawat Menteri Luar Negeri Rusia terbang dari Moskow selama lebih dari 12 jam melalui jalur utara untuk menghindari “negara yang tidak bersahabat”.

Namun tidak disebutkan siapa 'negara yang tidak bersahabat' itu.

Menurut TASS, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah tiba di New York, Amerika Serikat (AS).

Sebagai Ketua Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Sergey  akan memimpin debat tingkat menteri dengan tema kerja sama multilateral untuk kepentingan pembentukan tatanan dunia.

Pada bulan Juli juga ia akan mengadakan pertemuan tingkat menteri mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina.

Pesawat Menlu Rusia sebelumnya terbang dari Moskow ke New York melalui jalur utara untuk menghindari “negara tidak bersahabat”.

"Tidak ada kejadian tak terduga yang terjadi selama lebih dari 12 jam penerbangan," seperti dilaporkan TASS, Selasa (16/7/2024).

Baca juga: Jenderal Ukraina Akui Vladimir Putin Beberapa Kali Lolos dari Upaya Pembunuhan, Rusia Malah Tuduh AS

BERITA TERKAIT

Di New York Amerika Serikat (AS), menurut rencana, Menlu Rusia juga akan mengadakan sejumlah pertemuan bilateral dengan fokus membahas isu-isu mendesak dalam agenda internasional dan regional, termasuk Timur Tengah dan situasi di Gaza, krisis Ukraina, dan upaya perlindungan negara.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada tanggal 21 Juni menunjukkan risiko konflik baru antara Israel dan Hizbullah.

Menurut RT, kepala pasukan Hizbullah, Hassan Nasrallah, memperingatkan bahwa kelompok tersebut sedang mempersiapkan konflik skala penuh dengan Israel.

Pernyataan itu muncul setelah komandan senior kelompok itu, Haji Sami Taleb Abdullah, tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan pekan lalu.

Sekretaris Jenderal PBB mengatakan kepada wartawan “Satu langkah tergesa-gesa, satu kesalahan perhitungan dapat menyebabkan bencana yang jauh melampaui batas negara, sungguh di luar imajinasi. Dunia tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain.”

Dia meminta kedua belah pihak untuk “segera berkomitmen kembali” pada perdamaian.

Guterres menegaskan bahwa deeskalasi "tidak hanya mungkin dilakukan tetapi harus dilakukan".

Terkait dengan isu kawasan, pada 10 Juni 2024 lalu Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara untuk mengesahkan resolusi yang mendukung usulan Presiden AS Joe Biden mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas di kawasan Gaza.

Rusia abstain dalam pemungutan suara PBB, sementara 14 anggota Dewan Keamanan lainnya mendukung resolusi yang mendukung rencana gencatan senjata tiga fase yang diusulkan oleh Biden pada 31 Mei, yang digambarkan sebagai inisiatif Israel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas