Sejak Awal Perang Gaza, Israel Disebut Lancarkan Perang Balas Dendam Terhadap Tahanan Palestina
Para tahanan Palestina disebut diperlakukan sebagai sandera dan penganiayaan itu adalah bagian dari tekanan.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
Perang dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka-angka Israel.
Para militan juga menangkap 251 sandera, 116 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 42 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Pembalasan militer Israel telah menewaskan 38.664 orang di Gaza, sebagian besar juga warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Update Perang Israel-Hamas
Turki mengecam militer Israel karena merusak satu-satunya rumah sakit khusus kanker di Gaza setelah menggunakannya sebagai pangkalan militer selama berbulan-bulan.
Enam warga Palestina tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, kata Bulan Sabit Merah Palestina.
Militer Israel melaporkan kekurangan tank dan amunisi sebagai akibat dari perang di Gaza, menurut pengajuan ke Mahkamah Agung Israel.
Baca juga: Lagi-Lagi Israel Beringas di Gaza, Luncurkan Serangan Baru setelah Tewaskan 90 Orang di Zona Aman
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan bahwa 320 warga Palestina yang tewas atau terluka telah dibawa ke rumah sakit di seluruh wilayah kantong itu dalam 48 jam berdarah.
UNRWA mengatakan kantor pusatnya di Kota Gaza telah “diratakan dan diubah menjadi medan perang” akibat “pengabaian terang-terangan Israel terhadap hukum humaniter internasional”.
OCHA telah mendokumentasikan tiga serangan yang menimbulkan korban massal oleh Israel, bersama dengan lima serangan lainnya, dalam tiga hari menjelang 14 Juli, yang paling mematikan adalah serangan terhadap kamp pengungsian al-Mawasi yang menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memuji para pilot yang melaksanakan serangan al-Mawasi, dan mengatakan Hamas sedang terkikis karena tidak memiliki kemampuan untuk mempersenjatai diri, mengorganisasi diri, atau “merawat yang terluka”.
Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap lima orang dan tiga entitas di Israel atas “pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan sistematis” terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
(Tribunnews.com/Nuryanti)