Intel IDF Sebut Hamas Kehilangan 66 Persen Petempur, Media Israel: Ada yang Janggal dari Klaim Ini
IDF mengatakan bahwa Hamas telah direduksi menjadi mode bertahan hidup dibandingkan dengan mampu melakukan banyak rencana serangan strategis
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Intel IDF Sebut Hamas Kehilangan 66 Persen Petempur, Media Israel: Ada yang Janggal dari Klaim Ini
TRIBUNNEWS.COM - Intelijen Tentara Israel (IDF) mengungkapkan perkiraan mereka terkait kondisi internal gerakan pembebasan Palestina Hamas.
Dilansir The Jerusalem Post, IDF menggambarkan kekuatan terkini dari pasukan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam di wilayah Shejaiya, Gaza utara.
IDF menyebut, Al-Qassam kini tidak lagi sekuat dulunya di wilayah Shejaiya yang merupakan basis wilayah kuat milisi tersebut.
Hanya, media Israel tersebut melihat ada kejanggalan dari klaim IDF atas prediksi kekuatan Hamas saat ini.
"Menurut informasi rahasia sebelumnya yang ditunjukkan kepada Jerusalem Post dan beberapa media lainnya, perkiraan internal IDF menunjukkan bahwa pasukan (Hamas) di Shejaiya telah berurang dari jumlah petempur mereka sebelum perang menjadi 435 dari jumlah awal 1.235 – penurunan sekitar 66 persen," tulis laporan media tersebut, dikutip Rabu (17/7/2024).
Selain itu, intelijen IDF memperkirakan kalau jumlah roket petempur Hamas di Shejaiya berkurang menjadi 15 roket dari persediaan awal 63 roket, turun lebih dari 75 persen.
"Hal ini secara efektif mengakhiri sebagian besar ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan Hamas dengan menggunakan roket dari Shejaiya," papar laporan tersebut.
Penurunan, tambah klaim IDF, juga terjadi pada volume rudal anti-tank dan granat berpeluncur roket sayap militer Hamas yang disebut turun menjadi 134 dari 652 pada awalnya.
"Meski begitu (jumlah roket yang diprediksi masih dimiliki Hamas di Shejaiya) masih menyisakan persediaan RPG yang cukup besar bagi Hamas untuk melakukan penyergapan terhadap tentara IDF di dekatnya," kata laporan tersebut mengutip perkiraan intelijen IDF.
Lebih jauh lagi, Hamas diklaim IDF juga mengalami penurunan jumlah bahan peledak rakitan menjadi 133 dari sebelumnya 662.
"Pertempuran jangka panjang atau strategis menguras (persediaan bom rakitan), namun tetap memberikan mereka kemampuan untuk terus menyabotase tentara IDF di dekatnya selama beberapa waktu," tulis laporan tersebut.
Hamas Masih Punya Roket Jarak Jauh yang Mampu Jangkau Tel Aviv
Dalam perspektif yang lebih luas, IDF mengatakan kalau Hamas hanya mempunyai sebanyak 1.000-1.500 roket.
Sebelum perang, Hamas dilaporkan memiliki sekitar 15.000 roket.
"IDF masih khawatir kalau Hamas masih memiliki sedikit pasokan roket jarak jauh yang dapat menyerang Tel Aviv, dan pada tanggal 1 Juli, kelompok tersebut menunjukkan bahwa mereka masih dapat melakukan operasi kompleks di mana mereka menembakkan 20 roket dari wilayah Khan Yunis ke wilayah dan komunitas perbatasan Gaza Israel," kata laporan itu.
Baca juga: Rentetan Roket Sasar Sderot, Media Israel: Hamas Punya Rudal Jarak Jauh yang Jangkau Tel Aviv
Namun secara keseluruhan, IDF mengatakan kalau kekuatan Hamas telah direduksi menjadi hanya sekadar bertahan hidup dan tidak mampu melakukan banyak rencana serangan strategis atau proaktif terhadap pasukan IDF.
Berbagai sumber IDF memproyeksikan berlanjutnya keyakinan kalau panglima militer Hamas Mohammed Deif telah meninggal.
"The Jerusalem Post menyaksikan video dan foto pengamatan visual terhadap rumah target, area yang ditutupi atap sementara, dan pepohonan sebelum dan sesudah IDF menyerang area tersebut. Ledakannya berkekuatan luar biasa, dan tidak ada korban yang terlihat keluar.
Faktor x yang tersisa adalah kemungkinan kecil kalau Muhammad Al-Deif berhasil pergi sebelum serangan terjadi tanpa pengawasan, meskipun dia pasti sudah berada di lokasi selama beberapa waktu, dan berkali-kali dia bangkit dari cedera parah akibat upaya pembunuhan IDF sebelumnya.
Baca juga: Intelijen Israel: Berbulan-bulan Gempuran Total di Gaza, Hamas Mustahil Dihancurkan
Kejanggalan Klaim IDF
Klaim IDF atas kekuatan terkini Hamas ini justru mendapat sorotan dari The Jerusalem Post.
"Tidak ada tanda-tanda bahwa IDF akan dapat memberikan bukti baru untuk membuktikan kematiannya dalam waktu dekat," kata media tersebut.
Media Israel tersebut juga menyoroti jawaban IDF mengenai jumlah pasukan Hamas yang tewas dalam perang hingga saat ini.
"Sumber IDF memberikan beberapa jawaban mengejutkan. Pada awal Mei, beberapa pejabat Israel mengatakan IDF telah membunuh 16.000 pejuang Hamas. Pihak lain pada saat itu mengatakan jumlahnya mendekati 14.000."
"Pada hari Selasa, sumber-sumber IDF mengatakan kalau jumlahnya tetap di angka 14.000, namun yang aneh dari jumlah tersebut adalah IDF mengatakan sekitar 1.000 pejuang Hamas telah terbunuh dalam dua minggu terakhir pertempuran."
"Jika benar, itu berarti bahwa kurang dari 13.000 pejuang Hamas telah terbunuh pada awal bulan Juli dan mungkin kurang dari 1.000 orang lagi pada awal bulan Mei," tulis media Israel tersebut soal kejanggalan klaim IDF.
Selanjutnya, sumber-sumber IDF menggambarkan bagaimana 1,9 juta warga sipil Palestina telah mengungsi dari banyak daerah dan pindah ke wilayah Gaza tengah di al-Muwasi, Deir al Balach di Gaza tengah, serta sebagian Khan Yunis yang lebih dekat ke Gaza tengah.
Hanya terdapat 25.000 warga Palestina yang tersisa di Rafah dari 1,4 juta orang yang berada di sana pada awal Mei sebelum invasi IDF dan hanya 250.000 warga Palestina di Gaza utara, menurut perkiraan IDF.
Sumber-sumber IDF mengatakan bahwa meskipun tujuan utama mengevakuasi warga sipil adalah untuk keselamatan mereka sendiri ketika Hamas telah menempatkan diri di wilayah zona aman, namun memindahkan warga sipil juga menambah tekanan eksponensial terhadap Hamas.
Baca juga: CIA Yakin Yahya Sinwar Ada di Terowongan Khan Yunis, Dia Tidak Takut Mati
Paksa Sinwar ke Luar dari Terowongan
Fluktuasi perkiraan jumlah pejuang Hamas yang terbunuh menunjukkan ketidakpastian yang terus berlanjut di wilayah kantung Palestina tersebut.
"Sumber-sumber IDF tidak mempunyai informasi tambahan mengenai lokasi para sandera namun berharap bahwa proses penghancuran jaringan terowongan Hamas yang sedang berlangsung akan memaksa pimpinan Hamas di Gaza, Yahya Sinwar dan pejabat Hamas lainnya terpaksa ke luar ke tempat terbuka sehingga Sinwar bisa diserang dan sandera bisa diselamatkan.
Sumber IDF sangat yakin dengan cara inilah mereka menemukan Muhammad Al-Deif, terlepas dari apakah dia selamat dari serangan tersebut.
Baca juga: Tentara Israel Cabut Pernyataan Sudah Lenyapkan Muhammad Al-Deif: 4 Bulan di Khan Yunis Cuma Zonk
"Meskipun sumber-sumber IDF mengatakan kalau menghancurkan seluruh terowongan Hamas dapat memakan waktu bertahun-tahun, ada harapan bahwa peningkatan kecepatan dalam menghilangkan terowongan juga dapat memaksa Sinwar atau pihak lain yang menyandera untuk melakukan kesalahan dan mengekspos diri mereka sendiri," tulis media tersebut menyoroti strategi tidak pasti yang dilakukan IDF.
Intelijen AS: Pejuang Gaza Muncul Terus
Klaim intelijen Israel ini berbeda dari apa yang dilaporkan media Amerika Serikat (AS), mengutip perkiraan intelijen mereka, yang melaporkan kalau hanya sekitar sepertiga pejuang sayap bersenjata Hamas yang ditewaskan oleh Israel, selama perang Gaza per Mei silam.
Selain itu, bombardemen buta Israel di Jalur Gaza pada kenyataannya juga tak mampu berbuat banyak dalam menghancurkan infrastruktur Hamas karena sebagian besar jaringan terowongan kelompok tersebut masih utuh.
Baca juga: Jenderal Top Pentagon Ungkap Kebodohan Berulang Strategi Militer Israel di Gaza: Hamas Itu Ideologi
“Meskipun kemampuan komunikasi dan militer Hamas telah terdegradasi, hanya 30 hingga 35 persen pejuangnya – mereka yang merupakan bagian dari Hamas sebelum serangan 7 Oktober – terbunuh dan sekitar 65 persen terowongannya masih utuh,” tulis laporan Politico pada Rabu (22/5/2024), mengutip intelijen AS.
Laporan intelijen ini membuat Washington “semakin khawatir kalau Hamas mampu merekrut ribuan orang selama masa perang – ribuan orang selama beberapa bulan terakhir,”.
"Faktor ini memungkinkan para petempur Hamas “menahan serangan Israel selama berbulan-bulan,” menurut seseorang yang mengetahui informasi intelijen tersebut.
Israel Tak Mungkin Raih Kemenangan Mutlak
Israel sebelumnya mengklaim bahwa sekitar 12.000 pejuang Hamas dari total 30.000 orang telah terbunuh, namun hal ini dibantah oleh kelompok perlawanan.
Laporan Politico muncul hanya beberapa hari setelah seorang pejabat Pentagon, ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal CQ Brown, mengkritik Israel karena gagal mencegah kembalinya Hamas menjadi terkenal di wilayah di mana tentara Israel beroperasi.
Pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell mengatakan bahwa “kemenangan total” bagi Israel tidak “mungkin atau tidak mungkin terjadi” dalam perang ini, dan menambahkan bahwa Tel Aviv “berjuang mengenai teori kemenangan” di Gaza.
Israel mengklaim pada awal Januari kalau semua batalyon Hamas sudah dibongkar di Gaza utara, termasuk di kota utara Jabalia, tempat pasukan Israel kini beroperasi sekali lagi dan mengalami kerugian besar selama pertempuran dengan perlawanan Palestina, termasuk Brigade Qassam Hamas dan kelompok lainnya.
Baca juga: 3 Hal di Balik Remuknya Israel di Jabalia: IDF Salahkan Politisi, Qassam Kini Kuasai Jurus Hizbullah
Perlawanan masih bercokol di beberapa daerah lain di Gaza, khususnya di kota paling selatan Rafah – yang Israel sebut sebagai benteng terakhir Hamas dan di mana pasukan IDF juga menghadapi perlawanan sengit sejak Tel Aviv mengabaikan peringatan internasional selama berbulan-bulan dan melancarkan operasi di wilayah yang kota terkepung tersebut.
Baca juga: Tujuh Brigade Milisi Palestina Kumpul di Jabalia: Qassam Serang Heli Apache, Bom Tank Merkava Israel
Para petempur milisi perlawanan pada kenyataannya terus bermunculan dari terowongan untuk menyergap tentara dengan RPG dan alat peledak dan baru-baru ini meningkatkan taktik memasang bom pada bangunan dan meledakkannya saat pasukan Israel berada di dalamnya.
Pada awal perang, Israel mengatakan tujuannya adalah untuk “menghilangkan” Hamas.
Hampir delapan bulan setelah pertempuran, kelompok tersebut masih belum tersingkir.
Para ahli, termasuk analis Israel dan Barat, mengatakan bahwa Israel telah gagal mencapai semua tujuannya di Jalur Gaza, termasuk memusnahkan perlawanan dan membebaskan tahanan yang ditahan oleh Hamas.
Baca juga: Dokumen Dewan Keamanan Nasional Israel Bocor: Tentara IDF Gagal, Perang Gaza Mesti Dihentikan
(oln/tjp/memo/*)