Rentetan Roket Sasar Sderot, Media Israel: Hamas Punya Rudal Jarak Jauh yang Jangkau Tel Aviv
tentara Israel memperkirakan Hamas masih memiliki rudal jarak jauh dan rudal yang mampu mencapai Tel Aviv dan Yerusalem.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Rentetan Roket dari Gaza Sasar Sderot, Media Israel: Hamas Masih Punya Rudal Jarak Jauh yang Jangkau Tel Aviv
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Ibrani, Yedioth Ahronoth, pada Rabu (17/7/2024), mengutip pejabat militer Israel, melaporkan kalau gerakan pembebasan Palestina, Hamas nyatanya masih sanggup menjalankan kegiatan operasional tempur lapangan meski sudah digempur dalam sembilan bulan terakhir.
Satu di antara yang menjadi concern utama pihak pendudukan Israel saat ini atas Hamas adalah gerakan perlawanan itu telah melanjutkan produksi senjata sendiri, termasuk drone.
Baca juga: Israel Tetapkan Status Siaga di Eilat, IDF Kirim Pasukan Besar dan Helikopter Takut Milisi Menyusup
Laporan Yedioth Ahronoth menambahkan, tentara Israel memperkirakan Hamas masih memiliki rudal jarak jauh dan rudal yang mampu mencapai Tel Aviv dan Yerusalem.
Laporan ini menyusul kabar serangan rentetan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza ke Sderot dan area sekitar perbatasan Gaza, media Israel melaporkan Selasa sore.
Satu orang dilaporkan terluka akibat serangan tersebut. Adapun IDF, dilansir Jerusalem Post, mengklaim mengintersep sejumlah besar roket yang datang ke wilayah pemukiman.
Mustahil Dihancurkan
Dalam surat kabar harian Inggris The Telegraph, Rabu (28/3/2024) silam, pejabat intelijen Israel telah mengakui bahwa Israel mungkin tidak dapat menghancurkan Gerakan Perlawanan Palestina Hamas.
Menurut laporan tersebut, kantong-kantong perlawanan Hamas di Gaza masih tetap ada.
Meskipun terjadi pertempuran sengit antara Hamas dan Israel selama lebih dari lima bulan di Jalur Gaza yang terkepung.
Pejabat intelijen Israel itu juga menyatakan soal kegagalan Israel dalam menginvasi Gaza.
Hal ini termasuk lantaran dukungan internasional yang berbalik melawan Israel.
“Tujuan utama invasi Gaza menghadapi kegagalan karena dukungan internasional berbalik melawan Israel,” ujarnya mengutip Palestine Chronicle.
Pejabat intelijen Israel itu juga mengatakan mungkin sudah terlambat bagi Israel untuk menghancurkan batalion Hamas yang tersisa.
Terlebih setelah Amerika Serikat (AS) 'berbalik arah' tak mendukung Israel.