Donald Trump Tebar Ancaman dalam Pidatonya, Peringatkan Negara-negara yang Menahan Warga Negara AS
Mantan presiden AS Donald Trump mengatakan mereka yang menahan tawanan AS akan 'membayar harga mahal'
Editor: Muhammad Barir
Trump Ungkap Ancaman dalam Pidatonya, Peringatkan Negara-negara yang Menahan Warga AS
TRIBUNNEWS.COM- Mantan presiden AS Donald Trump mengatakan mereka yang menahan tawanan AS akan 'membayar harga mahal' dalam ancaman terselubung terhadap Hamas.
Donald Trump dan partai Republiknya dipandang sebagai sekutu dekat Benjamin Netanyahu dari Israel dan partainya Likud
Mantan presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa negara-negara yang menahan warga negara AS akan membayar “harga yang sangat besar” dalam pidatonya saat menerima nominasi Partai Republik untuk presiden pada tanggal 18 Juli.
"Kepada seluruh dunia, saya sampaikan ini: Kami ingin para sandera kami kembali, dan mereka harus kembali sebelum saya menjabat, atau kalian akan membayar harga yang sangat mahal," Trump memperingatkan.
Trump tidak menyebutkan secara spesifik tawanan mana yang dimaksudnya.
Lebih dari 60 warga negara AS ditawan di seluruh dunia, termasuk delapan orang yang ditawan oleh Hamas di Gaza.
Kelompok perlawanan Palestina menawan 251 warga Israel, tentara, dan warga sipil, di Gaza selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober tahun lalu.
Orangtua seorang tawanan AS-Israel yang ditahan oleh Hamas, Omer Neutra, berpidato pada Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) pada Rabu malam.
"Presiden Trump memberi tahu kami secara langsung setelah serangan itu ketika Omer ditawan. Kami tahu dia mendukung para sandera Amerika," kata Ronen Neutra, yang menyampaikan pidato di RNC bersama istrinya, Orna.
Omer, penduduk asli Long Island, New York, bertugas di tentara Israel sebagai komandan tank ketika pejuang Hamas menangkapnya pada 7 Oktober.
Ribuan massa RNC menyambut Ronen dan Orna Neutra dengan meneriakkan “Bawa mereka pulang.”
Dalam pidatonya, Neutras tidak menyerukan kesepakatan gencatan senjata yang baru-baru ini diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden untuk menukar tawanan Israel dan Palestina.
Sebaliknya, Ronen menggunakan pernyataannya untuk mengklaim bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober juga merupakan serangan terhadap AS.