5 Populer Internasional: IDF Disebut Tak Bisa Perang Meski Menang Jumlah, Ukraina Hajar Markas Rusia
Berikut berita populer internasional sehari terakhir, mulai dari IDF disebut tak bisa perang meski menang jumlah hingga Ukraina hajar markas Rusia
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kabar populer di kanal internasional telah terangkum dalam sehari terakhir.
Topik konflik Timur Tengah tepatnya Palestina vs Israel masih menjadi topik hangat yang banyak dibaca.
Mulai dari berita IDF disebut tak bisa perang mesik menang jauh jumlah tentara dibandingkan dengan Hamas.
Hal tersebut dikatakan oleh pakar militer dan ahli strategi dari Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi sekaligus menyebutkan kerugian tentara Israel di Jalur Gaza dalam peperangan.
Politisi oposisi Israel, Yair Lapid, menanggapi serangan pesawat tak berawak di Tel Aviv.
Ia menyebut, pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak mampu memberikan keamanan pada warga Israel.
Populer berikutnya adalah gangguan sistem operasi Windows secara global yang melumpuhkan banyak perusahaan di seluruh dunia.
Namun ternyata tidak terpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan di Rusia.
Selain Rusia, China juga mengumumkan negara itu tidak terpengaruh dengan gangguan Microsoft.
Berikut berita populer internasional dalam sehari terakhir rangkuman Tribunnews:
1. IDF Disebut Tak Bisa Perang Meski Menang Jumlah Tentara
Baca juga: Populer Regional: Daftar 5 Korban Heli Jatuh di Bali - Kemunculan 3 Anak Pasutri Lansia di Bogor
Pakar militer dan ahli strategi dari Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, mengatakan kerugian yang diderita tentara pendudukan Israel (IDF) di Jalur Gaza membuktikan ketidakmampuan mereka untuk berperang dalam model peperangan perkotaan (urban warfare).
Al-Duwairi menekankan, dalam Perang Gaza, masalahnya bukan pada jumlah pasukan melainkan kemampuan tempur, dilansir Khaberni.
Komentar Al-Duwairi muncul sebagai tanggapan atas pernyataan yang diatribusikan oleh Channel 13 Israel kepada tentara Israel, yang menyatakan, “Perang di Gaza menunjukkan perlunya pasukan dalam jumlah besar, dan bahwa skala kerugian serta kebutuhan untuk membangun kekuatan memerlukan kekuatan yang besar dengan meningkatkan jumlah pasukan reguler dan cadangan.”
Dalam analisisnya mengenai situasi militer di Gaza, pakar militer tersebut mengindikasikan, dia tidak setuju dengan apa yang dikatakan tentara Israel kalau jumlah pasukan IDF kurang dalam operasi militer di Gaza.