Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Drone Houthi yang Serang Tel Aviv Ternyata Sudah Terdeteksi, tapi Alarm Tak Dibunyikan Tepat Waktu

Karena kesalahan manusia, alarm tidak dibunyikan tepat waktu, dan drone menabrak sebuah gedung apartemen.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Drone Houthi yang Serang Tel Aviv Ternyata Sudah Terdeteksi, tapi Alarm Tak Dibunyikan Tepat Waktu
khaberni/HO
Kolase drone kelompok Houthi Yaman buatan Iran dan ledakan yang dihasilkan saat menjangkau Kota Tel Aviv di Israel dalam sebuah serangan yang tidak bisa dicegat tentara Israel, Jumat (19/7/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Drone buatan Iran yang dikirim oleh Houthi Yaman, menyerang Tel Aviv, Israel, pada Jumat (19/7/2024).

Satu orang tewas dan 10 orang terluka dalam serangan mematikan pertama kelompok itu ke Israel.

Serangan udara itu bergemuruh melewati pusat kota dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS).

Pecahan peluru berjatuhan dan menyebarkan pecahan kaca dalam radius yang luas.

"Kelompok Houthi menembaki Tel Aviv menggunakan drone baru yang disebut Yafa, yang mampu melewati sistem intersepsi musuh," kata Juru Bicara Houthi, Yahya Saree, dilansir Arab News.

Seorang pejabat militer Israel, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan "drone yang sangat besar yang dapat menempuh jarak jauh" digunakan dalam serangan pukul 3.12 pagi waktu setempat.

Ia mengatakan, drone itu terdeteksi.

Berita Rekomendasi

Tetapi karena kesalahan pasukan Israel, alarm tidak dibunyikan tepat waktu, dan pesawat itu menabrak sebuah gedung apartemen.

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan Israel yakin drone yang digunakan itu buatan Iran dan ditingkatkan.

Sehingga, kata dia, bisa mencapai Tel Aviv dari Yaman — setidaknya 1.800 kilometer (1.100 mil) jauhnya.

Israel akan Balas Dendam

Israel mengancam akan melakukan pembalasan setelah sebuah drone yang diklaim oleh Houthi Yaman menembus pertahanan udara Israel.

Baca juga: Mahkamah Internasional Putuskan Israel Penjajah Tanah Palestina, RI Desak Negeri Zionis Angkat Kaki

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, bersumpah akan membalas dendam.

"Sistem keamanan akan membalas dendam kepada semua orang yang mencoba menyakiti negara Israel, atau mengirimkan terorisme terhadapnya, dengan cara yang tegas dan mengejutkan," katanya.

Houthi Akui Bertanggung Jawab

Juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di platform media sosial X.

Ia mengatakan serangan itu merupakan balasan atas perang Israel-Hamas dan telah menyerang salah satu dari banyak target kelompok itu.

Militer Israel mengidentifikasi drone itu sebagai Samad-3 Iran yang ditingkatkan kemampuannya untuk menempuh jarak jauh dan mengatakan pesawat itu diyakini berasal dari Yaman.

Rekaman yang diverifikasi oleh AP menunjukkan drone yang terbang rendah tiba di garis pantai Tel Aviv dan kemudian menuju ke kota, beberapa saat sebelum ledakan menerangi langit malam.

Kelompok Houthi adalah salah satu dari sejumlah kelompok bersenjata yang didukung Iran di Timur Tengah yang telah mengklaim serangan drone dan rudal terhadap Israel sebagai balasan atas perang Gaza.

Kelompok tersebut, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk sebagian besar pantai Laut Merahnya, sebelumnya telah mengklaim serangan terhadap kota-kota Israel termasuk Ashdod, Haifa, dan Eilat.

Tetapi, serangan pada Jumat tampaknya menjadi yang pertama yang menembus pertahanan udara canggih Israel.

Serangan Houthi terjadi beberapa jam setelah militer Israel mengonfirmasi salah satu serangan udaranya telah menewaskan seorang komandan Hizbullah dan militan lainnya di Lebanon selatan.

Baca juga: Jebakan Bom Brigade Al-Qassam Hanguskan Ranpur Israel Berisi Prajurit IDF di Harmeish di Tepi Barat

Serangan drone Houthi meledak di kota Tel Aviv, ibu kota Israel. Anggota pasukan keamanan Israel mengecek titik ledakan drone yang meledak di Kota Tel Aviv dan memicu kepanikan warga kota, Jumat 19 Juli 2024.
Serangan drone Houthi meledak di kota Tel Aviv, ibu kota Israel. Anggota pasukan keamanan Israel mengecek titik ledakan drone yang meledak di Kota Tel Aviv dan memicu kepanikan warga kota, Jumat 19 Juli 2024. (Sharon Aronowicz/AFP)

Kelompok Houthi secara rutin mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap sasaran di Laut Merah dan Teluk Aden.

Serangan drone hari Jumat terhadap Tel Aviv dapat memunculkan kembali ketakutan tentang perang di Gaza yang menjadi konflik berskala regional.

Ketakutan semacam itu bertentangan dengan harapan baru bahwa Israel yang mengisyaratkan operasinya yang sedang berlangsung di Rafah hampir berakhir, dapat mendorong terciptanya lingkungan yang lebih kondusif bagi negosiasi, karena mediator internasional terus mendorong gencatan senjata.

Kesepakatan yang sedang dibahas akan menghentikan pertempuran dan membebaskan sekitar 120 sandera Israel yang ditahan oleh kelompok militan di Gaza.

Update Perang Israel-Hamas

Dikutip dari Al Jazeera, puluhan warga Palestina tewas dalam gelombang serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat dan lokasi lain di Gaza sepanjang Jumat malam hingga Sabtu pagi.

Negara-negara di seluruh dunia telah bereaksi terhadap putusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang menyatakan pendudukan Israel atas tanah Palestina merupakan pelanggaran hukum internasional dan harus diakhiri.

Baca juga: Media Israel: Netanyahu Gelar Rapat Rahasia, Mau Pecat Yoav Gallant Tapi Takut Didemo Besar-besaran

Kelompok advokasi Oxfam mengatakan putusan tersebut menegaskan Israel "melakukan kejahatan apartheid" di Tepi Barat dan kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Yerusalem, B'Tselem, mengatakan masyarakat internasional "harus memaksa Israel untuk mengakhiri pendudukan".

Pejabat Israel menolak keputusan ICJ yang tidak mengikat, sementara pemukim Israel melancarkan serangan terhadap warga Palestina dan properti mereka di kota-kota dan desa-desa Tepi Barat yang diduduki.

Setidaknya 38.919 orang tewas dan 89.622 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas