MUFG dan Tepco Jepang Kurangi Remunerasi Para Eksekutif Gara-gara Akses Tidak Sah
MUFG diperintahkan oleh FSA untuk meningkatkan operasi mereka untuk berbagi informasi non-publik dari perusahaan klien tanpa izin.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dan Tepco, pembangkit listrik Tokyo, mengumumkan disposisi pengurangan remunerasi para eksekutifnya gara-gara terjadi akses tidak sah pada sistem komputernya baru-baru ini.
"Mitsubishi UFJ Financial Group mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi remunerasi 21 eksekutif, termasuk pensiunan, sebagai tanggapan atas perselisihan di mana bank dan perusahaan sekuritas di bawah payungnya berbagi informasi non-publik dari perusahaan klien terjadi tanpa izin," ungkap sumber Tribunnews.com dari MUFG, Sabtu (20/7/2024).
Baca juga: MUFG, Danamon, dan Adira Finance Hadir di IIMS Surabaya 2024, Jangan Lewatkan Penawaran Menariknya!
Bank dan perusahaan sekuritas Mitsubishi UFJ Financial Group diperintahkan oleh Financial Services Agency (FSA) bulan lalu untuk meningkatkan operasi mereka untuk berbagi informasi non-publik dari perusahaan klien tanpa izin.
Grup mengadakan konferensi pers pada tanggal 19 Juli lalu.
Pada awal pertemuan, Presiden MUFG Hiroki Kamezawa meminta maaf.
"Kami menanggapi ini dengan sangat serius, dan kami dengan tulus meminta maaf atas kekhawatiran dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada pelanggan kami dan pihak terkait," ungkap Hiroki Kamezawa.
Kemudian mengumumkan tindakan disipliner, di mana 30 persen dari remunerasi Chairman Grup Kanenori Mige akan dikurangi selama lima bulan.
Presiden Kamezawa akan mengurangi 30% dari remunerasi selama tiga bulan.
Baca juga: PGE dan Tepco HD Lakukan Studi Bersama Pengembangan Hidrogen Hijau
Selain itu, Junichi Hanzawa, presiden MUFG Bank, dan Makoto Kobayashi, presiden Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, mengatakan bahwa 30% remunerasi akan dikurangi selama tiga bulan.
Sebanyak 21 orang dikenakan tindakan disipliner, termasuk 17 direktur dan empat pensiunan direktur yang akan dilakukan remunerasi.
"Tidak ada cukup kesadaran di kalangan eksekutif dan karyawan untuk memahami dengan benar dan mematuhi hukum dan peraturan yang harus diingat ketika berkolaborasi dengan bank dan perusahaan sekuritas," kata Presiden Kamezawa.
Dia juga menyatakan niatnya untuk benar-benar mencegah terulangnya kejadian serupa dengan meninjau sistem pemantauan dan melakukan pelatihan tentang kepatuhan hukum.
Di lain perusahaan, Tepco juga mengalami masalah akses tidak sah ke informasi pelanggan TEPCO Power Grid, yang mentransmisikan dan mendistribusikan listrik, oleh karyawan perusahaan induk.