Houthi Diklaim Beri Joe Biden Kekalahan Besar di Penghujung Jabatannya, Operasi Militer AS Gagal
Pakar menyebut Houthi telah memberi Presiden Amerika Serikat Joe Biden kekalahan besar di penghujung kepemimpinannya.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
Pada bulan Desember 2023, AS dan sekutunya melancarkan operasi militer guna mencegah serangan Houthi dan mengamankan rute pelayaran.
Namun, menurut Al-Marashi, operasi itu bisa dikatakan gagal mencapai tujuannya. Ini lantaran Houthi masih mampu melancarkan serangan, bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan serangan.
Di samping itu, kelompok di Yaman itu terus menembakkan rudal yang menargetkan wilayah Israel.
Pada pertengahan Maret lalu ada rudal balistik yang berhasil menembus pertahanan udara Israel dan meledak di dekat Pelabuhan Eilat.
Sebulan kemudian Houthi bergabung dengan Iran untuk menyerang Israel yang membunuh pejabat Iran di Suriah.
Al-Marashi mengatakan kesuksesan pesawat nirawak Houthi menembus masuk hingga ibu kota Israel dianggap sebagai kemenangan simbolis bagi Houthi.
Kesuksesan itu mengharumkan nama Houthi, tidak hanya di Yaman, tetapi juga di Asia Barat.
Kegagalan AS
Baca juga: Serangan Israel di Yaman Dianggap Pamer, Houthi Sebut Tel Aviv Merasa Tak Aman
Saat Houthi bisa merayakan keberhasilannya, AS justru didera kegagalan besar. Operasi militer AS dan negara Barat lainnya dalam melawan Houthi belum membuahkan hasil besar.
Bahkan, operasi itu menelan biaya yang amat besar. Sebagai contoh, sejak Januari 2024 AS meluncurkan banyak rudal yang biayanya masing-masing mencapai $1 juta hingga $4,3 juta.
Tingginya biaya itu membuat Jack Reed, salah satu senator AS, menegur Biden pada bulan yang sama.
Hingga saat ini AS dilaporkan sudah kehilangan setidaknya tiga pesawat nirawak jenis Reaper yang harganya masing-masing mencapai $30 juta atau hampir setengah triliun rupiah.
Sementara itu, Biden sendiri mengakui bahwa serangan terhadap Houthi tidak membuahkan hasil. Akan tetapi, dia menolak menghentikan operasi itu.
Dia juga menolak untuk menggunakan cara yang paling efektif untuk menghentikan Houthi, yakni menekan Israel agar mengakhiri perang di Gaza.
Houthi sudah berulang kali menegaskan baru akan berhenti menyerang jika gencatan senjata di Gaza terwujud.
Namun, kata Al-Marashi, AS justru mengizinkan Israel melanjutkan kejahatan di Gaza. Pakar itu menyebut Biden akan tercatat dalam sejarah sebagai Presiden AS yang menimbulkan salah satu krisis terparah di Timur Tengah.
(Tribunnews/Febri)