Presiden Serbia: Barat Sedang Mempersiapkan Konflik Militer Langsung dengan Rusia
Pihak barat ingin melancarkan perang jarak jauh melalui pihak lain dengan menginvestasikan anggarannya.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa Amerika Serikat Cs (NATO) atau yang sering disebut pihak barat ingin melancarkan perang jarak jauh melalui pihak lain dengan menginvestasikan anggarannya.
Kendati demikian saat ini negara-negara tersebut belum siap untuk melanjutkan konflik langsung dengan Rusia.
“Negara-negara Barat belum siap saat ini tapi saya pikir mereka akan siap. Mereka sudah bersiap menghadapi konflik dengan Federasi Rusia dan mereka bersiap jauh lebih cepat daripada yang diharapkan sebagian orang, dalam segala hal. Kami tahu bagaimana persiapan militer berjalan. Dan saya ingin mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan konflik militer,” kata Vucic kepada Pink TV sebagaimana dikutip dari kantor berita Rusia TASS, Selasa (23/7/2024).
Serbia menjadi satu-satunya negara Eropa yang menolak menjatuhkan sanksi Rusia terkait perang di Ukraina sejak Februari 2022.
Sebelumnya, presiden Serbia menekankan barat tidak peduli berapa banyak orang Ukraina yang akan mati akibat perang.
Menurut pemimpin Serbia ini berbeda dengan Rusia yang memiliki banyak minyak, gas, fosfat, emas dan perak, dan semua yang mereka butuhkan.
Skenario Perang Rusia dengan NATO
Pekan lalu, dalam wawancara dengan portal berita Wirtualna Polska , Presiden Polandia Andrzej Duda juga memperingatkan tentang skenario pecahnya perang antara Rusia dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) jika Ukraina tidak memenangkan konflik dengan Moskow.
Duda memperingatkan bahwa jika Rusia mengalahkan Ukraina, Moskow mungkin akan menyerang negara-negara NATO.
Menurut pemimpin Polandia tersebut, jika hal ini terjadi, konflik antara Rusia dan NATO terancam.
“Kami tidak bisa membiarkan Rusia memenangkan perang ini. Karena jika kita membiarkan Ukraina kalah, potensi perang antara Rusia dan Barat akan sangat dekat,” kata Duda.
Dia juga menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin ingin “menyerang lebih jauh dan lebih jauh” jika NATO membiarkan Moskow menang melawan Ukraina.
Duda menyatakan bahwa NATO dengan suara bulat menganggap Rusia sebagai ancaman terbesar dan paling langsung terhadap keamanannya, dan mengatakan bahwa meskipun NATO adalah aliansi defensif, blok tersebut sedang mempersiapkan perang dengan Rusia.
“Tekad diperlukan untuk menunjukkan kepada Putin bahwa Barat tidak takut,” kata pemimpin Polandia itu, seraya menekankan bahwa NATO sedang bersiap menghentikan “ancaman Rusia” dengan kekuatan militer.
Sebelumnya, Rusia berulang kali membantah bahwa mereka berencana menyerang NATO dan mengatakan bahwa mereka tidak mendapat keuntungan apa pun dari tindakan tersebut.
Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa salah satu tujuannya adalah untuk menjamin keamanan nasional terhadap ancaman ekspansi NATO ke Timur.
Moskow juga menuduh bahwa tingkat dukungan yang diberikan negara-negara NATO kepada Kiev menjadikan mereka terlibat langsung dalam konflik tersebut.
Arktik Kawasan Strategis Bagi AS
Di tengah perubahan geopolitik dan iklim, Arktik menjadi kawasan konfrontasi strategis bagi AS, demikian pernyataan Departemen Pertahanan AS dalam Strategi Arktik yang baru.
"Perubahan geopolitik yang besar mendorong perlunya pendekatan strategis baru terhadap Arktik," kata Pentagon.
Perubahan tersebut meliputi krisis Ukraina, aksesi Finlandia dan Swedia ke NATO, meningkatnya kolaborasi antara Tiongkok dan Rusia, serta dampak perubahan iklim yang semakin cepat, menurut strategi tersebut.
"Kawasan yang semakin mudah diakses ini menjadi ajang persaingan strategis, dan Amerika Serikat harus siap menghadapi tantangan tersebut bersama sekutu dan mitranya."
Strategi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas di kawasan Arktik, tempat Washington berharap dapat melindungi kepentingan nasional.
"Strategi baru DoD ini mengarahkan Departemen untuk meningkatkan kemampuan Arktiknya, memperdalam keterlibatan dengan Sekutu dan mitra, serta melatih pasukan kita untuk membangun kesiapan operasi di garis lintang tinggi," kata strategi tersebut.
Strategi yang diperbarui tersebut menyatakan bahwa AS perlu memperkuat kemampuan dan melakukan investasi dalam pembagian informasi dan intelijen dengan sekutu, yang tampaknya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang lingkungan operasional dan meningkatkan kemampuan manajemen risiko.
Pentagon berharap untuk terlibat dengan sekutu dan mitra, serta otoritas dan industri setempat, untuk menyediakan pencegahan terpadu dan meningkatkan keamanan bersama.
Selain itu, strategi tersebut menyatakan bahwa AS perlu "menunjukkan kehadiran di Arktik dengan berlatih secara mandiri dan bersama sekutu dan mitra untuk menunjukkan interoperabilitas dan kemampuan gabungan yang kredibel."