AS, Israel, dan UEA Gelar Pertemuan Rahasia, Membahas Rencana 'Hari Berikutnya' untuk Gaza
UEA adakan pertemuan rahasia dengan Israel, AS susun rencana 'hari berikutnya' untuk Gaza.
Penulis: Muhammad Barir
AS, Israel, dan UEA Gelar Pertemuan Rahasia, Membahas Rencana 'Hari Berikutnya' untuk Gaza Palestina
TRIBUNNEWS.COM- AS, Israel, dan UEA Gelar Pertemuan Rahasia, Membahas Rencana 'Hari Berikutnya' untuk Gaza.
Uni Emirates Arab telah menawarkan untuk mengirim pasukan sebagai bagian dari pasukan multinasional untuk memerintah Gaza bersama Otoritas Palestina
AS, Israel, dan UEA mengadakan pertemuan rahasia di Abu Dhabi Kamis lalu untuk membahas rencana untuk Gaza setelah perang berakhir, Axios melaporkan pada 23 Juli.
Dua pejabat Israel mengatakan kepada Axios bahwa pertemuan tersebut diselenggarakan oleh menteri luar negeri Emirat Abdullah Bin Zayed dan dihadiri oleh penasihat utama Presiden Biden untuk Asia Barat, Brett McGurk, dan Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, penasihat dekat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dua pejabat senior pertahanan Israel yang telah mengerjakan proposal Israel untuk rencana hari berikutnya untuk Gaza juga melakukan perjalanan bersama Dermer ke Abu Dhabi, kata pejabat tersebut.
Pejabat UEA sebelumnya telah mengumumkan kesediaan mereka untuk mengirim pasukan sebagai bagian dari pasukan multinasional yang memerintah Gaza dalam kemitraan dengan Otoritas Palestina (PA) yang “direformasi”.
Minggu lalu, Lana Nusseibeh, Utusan Menteri Luar Negeri UEA, menulis di Financial Times bahwa "misi internasional sementara" untuk Gaza diperlukan. "Tujuannya bukan untuk kembali ke status quo sebelum 7 Oktober," katanya.
“Setiap upaya ‘hari berikutnya’ harus secara fundamental mengubah arah konflik Israel-Palestina menuju pembentukan negara Palestina yang hidup dalam damai dan aman dengan negara Israel.”
Axios melaporkan lebih lanjut bahwa Perdana Menteri Netanyahu ingin UEA mengirim pasukan, membiayai rekonstruksi, dan merombak sistem pendidikan Gaza untuk “menderadikalisasi” penduduknya.
Akan tetapi, Netanyahu secara tegas menolak kekuasaan PA di Gaza dan menolak didirikannya negara Palestina.
Dia juga telah menyabotase upaya gencatan senjata yang akan mengakhiri perang, dan pembebasan warga Israel yang tersisa yang ditawan oleh Hamas di Gaza.
Netanyahu belum menjelaskan visinya untuk Gaza pascaperang. Namun, pasukan Israel terus membangun infrastruktur di koridor strategis Netzarim dan Philadelphi, yang menandakan bahwa pendudukan jangka panjang Israel di jalur tersebut sedang direncanakan.
Para menteri dalam pemerintahan Netanyahu, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, bersikeras perang harus terus berlanjut. Mereka mengatakan ingin menghancurkan Gaza, membersihkan jalur tersebut dari 2,3 juta penduduk asli Palestina, dan menempatkan orang-orang Yahudi Israel di tempat mereka.