Di Hadapan China, Ukraina Ngaku Siap Negosiasi dengan Rusia, Beri 1 Syarat
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan Ukraina siap memulai negosiasi dengan Rusia jika Rusia beritikad baik.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba, mengatakan Ukraina siap mengadakan perundingan damai dengan Rusia untuk mengakhiri perang.
Ukraina memberi syarat, Rusia harus menunjukkan itikad baik untuk memulai negosiasi.
"Tetapi Kyiv belum melihat keinginan seperti itu dari Kremlin," kata Dmitry Kuleba kepada Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam kunjungannya ke Beijing pada Rabu (24/7/2024).
Atas undangan Wang Yi, Dmitry Kuleba melakukan kunjungan tiga hari ke China, yang pertama sejak invasi Rusia tahun 2022, untuk melakukan pembicaraan di mana China berupaya membantu mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, memberikan gambaran sekilas tentang agenda kunjungan Dmitry Kuleba ke China dan pembicaraannya dengan Wang.
"Permusuhan antara Moskow dan Kyiv menjadi agenda utama, dengan Dmitry Kuleba menjelaskan Ukraina siap dan bersedia terlibat dalam dialog dan negosiasi dengan Rusia,” kata Mao Ning hari ini.
“Tentu saja, negosiasi harus rasional dan substantif, yang bertujuan untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi,” imbuhnya, mengutip pernyataan Dmitry Kuleba.
Mao Ning mengatakan, Wang Yi telah memperingatkan ada risiko eskalasi dan dampak buruk dari perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.
"China percaya bahwa penyelesaian semua konflik pada akhirnya harus kembali ke meja perundingan," kata Mao Ning, mengutip perkataan Wang Yi, dikutip dari Reuters.
Ia mencatat, baru-baru ini, baik Ukraina maupun Rusia telah mengirimkan sinyal kesediaan untuk berunding dalam berbagai tingkatan.
China sebelumnya menepis klaim NATO pada awal Juli 2024, yang menuduh China mendukung Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Baca juga: Rusia Kumpulkan 90.000 Tentara di Zaporizhzhia, Ukraina Waspada, Zelensky Panggil Para Jenderalnya
Sebaliknya, China menegaskan pihaknya justru membantu proses perdamaian untuk Rusia dan Ukraina.
Sebelumnya pada musim gugur tahun 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit presiden yang melarang perundingan apa pun dengan Rusia.
Zelensky memberlakukan larangan tersebut setelah Rusia mencaplok empat wilayah Ukraina, yaitu Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, Luhansk pada 30 September 2022.
Sementara itu, Rusia hanya ingin menghentikan perang jika Ukraina memenuhi persyaratan dari Rusia, termasuk menyerahkan wilayahnya yang dicaplok Rusia.
Pada bulan Juni lalu, Ukraina menghadiri pertemuan puncak perdamaian di Swiss, yang berfokus pada beberapa poin dari rumusan Zelensky untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina, namun Rusia tidak diundang dalam pertemuan itu.
Dalam kunjungannya ke China, Dmitry Kuleba juga memberi tahu Wang Yi tentang hasil pertemuan puncak perdamaian di Swiss, seperti diberitakan Radio Free Europe.
Ia menjelaskan langkah selanjutnya dalam penerapan formula perdamaian dari Zelensky sebagai cara untuk mengakhiri agresi Rusia secara adil.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.